Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyayangi dalam Imajinasi

4 Mei 2019   19:21 Diperbarui: 9 Mei 2019   13:20 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, sekiranya cincin murah dari perak akan menjadi saksi nyatanya imajinasiku ini. Akan aku berikan padamu waktu partama bertemu,"ketika kamu menyambut aku sama persis seperti sejuta visiku untukmu".

Tetapi rasa malumu dan ketidaksiapanmu bertemu membuat aku bertanya lagi pada diriku. Apakah terlalu mudah diriku membuat keputusan itu untuk selamanya mencintaimu? Cukupkah cinta terbangun hanya sekedar saling menyapa di maya tanpa pernah bertemu muka dan saling mengenal lebih jauh antara keduanya?

Sepertinya aku memang harus lebih sadar besarnya mimpimu. Menyelami tanda keramahanmu. Mungkin keramahanmu padaku sama, "seperti kamu ramah dengan semua orang yang mengenalmu". Tetapi maafkanlah aku, keluguanku dan kelancanganku dengan mudahnya mencintaimu.

Tentang keluguanku, aku mengira keputusan cinta adalah sesuatu yang sederhana. Ketika ketertarikan sama-sama ada, semua dapat terjadi sederhana. Jika salah satu masih meninggalkan mimpi bersama, kita sama-sama berjuang menyelsaikan mimpi-mimpi itu. Atau jika ada sesuatu yang belum cukup? Kita dapat mencukupkan itu bersama-sama jua.

Saat kamu ingin melayang lebih tinggi sendiri, aku salah menilai keramahanmu. Begitupan kamu, salah meletakan keramahan pada orang yang hanya berpikir sederhana, orang yang sudah selsai dengan dirinya yaitu "aku".

Jika masih ingin kamu kejar mimpimu, kejarlah ia. Mungkin benar salah satu persepsi bahwa kesempatan menggapai mimpi hanya sekali. Tetapi kamu pun harus ingat, ungkapan tentang masih banyak jalan menuju roma. Bila memang kamu ingin fokus, acuhkanlah aku, dan cincin perakku ini. Biarkalah ini menjadi perkaraku, untuk siapa lagi cincin murah ini akan coba aku berikan.

Aku tidak mungkin bisa memanah angin yang hanya bisa terasa. Begitupun, aku juga tidak bisa menahan matahari yang sedang menyinari bumi dengan panasnya. Mereka adalah mereka dengan keberadaannya sendiri dan aku adalah aku bersama keberadaanku.

Segala kuasa akan kehidupan kita ada pada diri kita masing-masing. Hanya rasa kasih yang bisa mempertemukan jalan kita suatu saat nanti. Aku memang menyayangi dirimu seperti aku menyayangi diriku sendiri. Sedikitkpun aku tak mau menghacurkanmu seperti aku tak ingin menghancurkan hidupku.

Manusia berada di dunia karena kebaikan, aku tahu kamu adalah orang baik. Tetapi aku sadar, untuk menyadari kebaikan didalam diri kita, kita harus belajar dan menemukannya. Sepertinya aku belum menemukan hal yang baik dalam diriku. Begitupun hal baik dalam dirimu, aku-pun belum juga menemukannya. Aku selalu peduli akan dirimu seperti aku peduli pada diriku sendiri.

Setiap saat aku mengingatkanmu, itu untuk juga aku mengingatkan diriku. Belajarlah kamu demi kehidupanmu seperti aku belajar untuk kehidupanku juga. Namun kamu juga harus tahu, aku menyayangimu dan mencintaimu bukan berarti harus memilikimu. Siapa yang tidak berhasrat untuk memiliki apa yang dia sayangi dan kasihi? Semua juga menginginkannya tidak hanya aku.

Tetapi kamu adalah kebebasan bagi dirimu sendiri sama seperti aku bebas menentukan diriku, "termasuk memilih menyayangimu dalam imajinasiku". Dari dalam diriku, aku hanyalah makluk kecil dari yang besar, tidak kuasa memaksakan kehendak semauku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun