Jika natinya rezim tetap penjara dan memenjarakan dengan dalih undang-udang ITE, apakah ia mampu membendung manusia berpikir? Tentu politikus tangan besi akan dilawan juga oleh rakyat tangan besi pula. Tetapi siapapun yang menjadi, mau dengan latar belakang ideologi apa? Rakyat tetap menjadi rakyat.
Enaknya menjadi rakyat, jika krisis ekonomi ditanggung bersama, krisis politik tinggal lihat saja, kerusuhan terjadi diam saja, yang rusuh biarlah rusuh. Toh apa yang akan rakyat bela jika sudah rusuh? Tidal lebih, rakyat membela dirinya sendiri, agar tidak dijadikan alat politik yang merugikan diri rakyat itu sendiri.Â
Bagi rakyat politik sama sekali tidak penting, harga kebutuhan naik dirasakan bersama, turun juga enteng bersama. Tidak membela dan tidak untuk dibela adalah prinsip dari rakyat.
Yang telah terjadi jika ada pembelaan politik hanya janji. Mengapa harus janji? Karena mereka butuh untuk dipilih. Kenapa memilih? Sebab ada pilihan, pertanyaannya mengapa membela? Dipikir sendiri mungkin karena cinta, se-sakit apa dan se-lelah apa tetap memperjuangkan!
Ya "dungu" jika hanya di hibur janji-janji percaya. Untuk itu, jadilah rakyat, hiduplah rakyat, jayalah rakyat, tanpa dan ada politik, rakyat tetap akan menjadi rakyat. Sampai kapanpun hidup dari keringat sendiri karena kita hanya rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H