Kemudian anak tersebut membacanya dengan lancar dan lantang.Â
Surat An-Naml Ayat 88, terjemahannya: "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Dari ke lima anak yang membaca ayat tersebut, saya menemukan tiga kategori kompetensi anak, yaitu lancar, kurang lancar, dan mengeja (sangat lambat). Dalam konteks ini saya tidak berkompeten menilai benar-tidaknya dari segi tata aturan pembacaannya.Â
Guru: "Apa yang kamu pahami dari uraian ayat tersebut bahwa gunung-gunung itu bergerak laksana awan berjalan? Jika saya mengamati gunung Salak yang bisa dilihat dari jendela ruang guru di lantai dua, sejak awal saya bekerja  di SMA Al-Izhar 25 tahun yang lalu, saya tidak menemukan perubahan posisi dari dulu hingga sekarang, sebagaimana yang disinyalir oleh ayat tersebut. Ada yang ingin berpendapat?"Â
Murid: "Mungkinkan ayatnya yang salah pak?"Â
Murid: "Atau mungkin terjemahannya yang kurang tepat?"Â
Murid: "Iya, saya juga bingung."Â
Murid: "Berdasarkan pemahaman yang saya dapat dari berbagai sumber, permukaan bumi ini terdiri dari beberapa lempeng tektonik yang terapung-apung di atas lautan magma. Mereka bergerak ke berbagai arah, ada yang berbenturan, menjauh, dan berpapasan. Â Karena gurung-gunung tersebut berada dia atas lempeng tektonik, maka ketika lempeng-lempeng tersebut bergerak, secara otomatis gunung-gunung juga bergerak, termasuk kita yang berada di atasnya. Jadi pergerakan gunungnya tidak kita lihat karana kita turut begerak bersamanya."Â
Guru: "Terimakasih, kamu sangat mencerahkan. Semoga menjadi ladang amal kebaikan bagi kamu dan menginspirasi yang lainnya."Â
Guru: "Apa yang kalian dapatkan dari diskusi kita tentang surat An Naml ini?"Â