Kemudian anak tersebut membacanya dengan lancar dan lantang.Â
Surat An-Naml Ayat 88, terjemahannya: "Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
![ko.wikipedia.org](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/07/13/images-5d299342097f36516d125963.png?t=o&v=555)
Dari ke lima anak yang membaca ayat tersebut, saya menemukan tiga kategori kompetensi anak, yaitu lancar, kurang lancar, dan mengeja (sangat lambat). Dalam konteks ini saya tidak berkompeten menilai benar-tidaknya dari segi tata aturan pembacaannya.Â
Guru: "Apa yang kamu pahami dari uraian ayat tersebut bahwa gunung-gunung itu bergerak laksana awan berjalan? Jika saya mengamati gunung Salak yang bisa dilihat dari jendela ruang guru di lantai dua, sejak awal saya bekerja  di SMA Al-Izhar 25 tahun yang lalu, saya tidak menemukan perubahan posisi dari dulu hingga sekarang, sebagaimana yang disinyalir oleh ayat tersebut. Ada yang ingin berpendapat?"Â
Murid: "Mungkinkan ayatnya yang salah pak?"Â
Murid: "Atau mungkin terjemahannya yang kurang tepat?"Â
Murid: "Iya, saya juga bingung."Â
Murid: "Berdasarkan pemahaman yang saya dapat dari berbagai sumber, permukaan bumi ini terdiri dari beberapa lempeng tektonik yang terapung-apung di atas lautan magma. Mereka bergerak ke berbagai arah, ada yang berbenturan, menjauh, dan berpapasan. Â Karena gurung-gunung tersebut berada dia atas lempeng tektonik, maka ketika lempeng-lempeng tersebut bergerak, secara otomatis gunung-gunung juga bergerak, termasuk kita yang berada di atasnya. Jadi pergerakan gunungnya tidak kita lihat karana kita turut begerak bersamanya."Â
Guru: "Terimakasih, kamu sangat mencerahkan. Semoga menjadi ladang amal kebaikan bagi kamu dan menginspirasi yang lainnya."Â
Guru: "Apa yang kalian dapatkan dari diskusi kita tentang surat An Naml ini?"Â