Mohon tunggu...
ananta helnia
ananta helnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

music

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-hari

16 Desember 2023   10:55 Diperbarui: 16 Desember 2023   11:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulau Bali atau pulau Dewata sangat dikenal di mata dunia. Hal ini disebabkan oleh keanekaragaman agama,budaya,dan adat. Bali dikenal dengan peradaban  adat dan budaya yang selalu dibingkai atau ditata kehidupannya melalui jalinan hubungan yang sangat erat,hal inilah yang membuat Bali dikenal dunia tentang falsafah hidup yakni "Tri Hita Karana". Tri hita karana merupakan ajaran filosofis agama hindu yang selalu ada disetiap aspek kehidupan masyarakat. Istilah ini muncul pertama  kali pada 11 Nopember 1966, dimana pada saat itu diselenggarakannya  konferensi daerah I Badan Perjuangan Umat Hindu Bali yang bertempat di Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan atas kesadaran umat hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera. 

Hingga saat ini Tri Hita karana berkembang meluas dan bersifat universal sebagai landasan hidup menuju kebahagiaan lahir dan batin. Dalam kehidupan fundamentalis ,konsep ajaran Tri Hita Karana memperkenalkan nila nilai realitas hidup bersama dalam hal penanaman nilai nilai religius,pembudayaan nilai  sosial,penghargaan gender,penanaman nilai keadilan,pengembangan nilai sikap demokratis, penanaman sikap kejujuran,menunjukkan sikap  kejujuran,peningkatan sikap dan daya juang.

Secara etimologi, Tri Hita Karana berasal dari kata Tri yang berarti tiga,Hita berarti  kebahagiaan dan Karana artinya penyebab. Jadi, Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab kebahagiaan yang dapat dicapai dengan menjalin hubungan harmonis antar ketiga unsur tri hita karana yaitu tuhan (parhyangan), manusia(pawongan) serta lingkungan (palemahan). Manusia perlu mengadakan hubungan yang harmonis (saling menguntungkan) dengan ketiga hal tersebut. Melalui hubungan yang harmonis terhadap tiga hal tersebut akan tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup manusia. Oleh sebab itu, dapat dikatakan hubungan harmonis dengan ketiga  hal tersebut adalah suatu hal yang harus dijalin dalam hidup manusia. Masyarakat Bali mengajarkan masyarakatnya untuk memegang teguh konsep tri hita karana dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari hari

  • Parhyangan

Umat Hindu percaya adanya "atma" yang merupakan salah satu bagian dalam panca sradha,didalam angga sarira manusia memiliki badan kasar atau dikenal dengan tubuh  dan badan halus yang disebut atma. Atma merupakan percikan terkecil dari paramaatma (Tuhan),sehingga atma dan paramaatma memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Hal inilah yang membuat manusia dan tuhan penting untuk menjalin hubungan. Parhyangan merupakan hubungan harmonis dengan tuhan,aspek ini mencakup praktik keagamaan dan spiritualitas yang memperkuat hubungan individu dengan tuhan. Dilihat dari konsep di atas, maka sebenarnya semua makhluk ciptaan Tuhan memiliki hutang kepada Tuhan (Ida Hyang Widhi Wasa), oleh sebab itulah maka manusia sebagai makhluk tertinggi karena memiliki tri premana (bayu,sabda, idep) wajib huklumnya untuk membayar

hutang tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Hyang Widhi Wasa).

"Sahayajnah prajah srishtva puro vacha

prajapatih

anena prasavishya dhvam asha vo stv istha

kamadhuk"

Terjemahannya:

Pada masa yang silam Tuhan Yang Maha Esa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun