Pulau Bali atau pulau Dewata sangat dikenal di mata dunia. Hal ini disebabkan oleh keanekaragaman agama,budaya,dan adat. Bali dikenal dengan peradaban  adat dan budaya yang selalu dibingkai atau ditata kehidupannya melalui jalinan hubungan yang sangat erat,hal inilah yang membuat Bali dikenal dunia tentang falsafah hidup yakni "Tri Hita Karana". Tri hita karana merupakan ajaran filosofis agama hindu yang selalu ada disetiap aspek kehidupan masyarakat. Istilah ini muncul pertama  kali pada 11 Nopember 1966, dimana pada saat itu diselenggarakannya  konferensi daerah I Badan Perjuangan Umat Hindu Bali yang bertempat di Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan atas kesadaran umat hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera.Â
Hingga saat ini Tri Hita karana berkembang meluas dan bersifat universal sebagai landasan hidup menuju kebahagiaan lahir dan batin. Dalam kehidupan fundamentalis ,konsep ajaran Tri Hita Karana memperkenalkan nila nilai realitas hidup bersama dalam hal penanaman nilai nilai religius,pembudayaan nilai  sosial,penghargaan gender,penanaman nilai keadilan,pengembangan nilai sikap demokratis, penanaman sikap kejujuran,menunjukkan sikap  kejujuran,peningkatan sikap dan daya juang.
Secara etimologi, Tri Hita Karana berasal dari kata Tri yang berarti tiga,Hita berarti  kebahagiaan dan Karana artinya penyebab. Jadi, Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab kebahagiaan yang dapat dicapai dengan menjalin hubungan harmonis antar ketiga unsur tri hita karana yaitu tuhan (parhyangan), manusia(pawongan) serta lingkungan (palemahan). Manusia perlu mengadakan hubungan yang harmonis (saling menguntungkan) dengan ketiga hal tersebut. Melalui hubungan yang harmonis terhadap tiga hal tersebut akan tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup manusia. Oleh sebab itu, dapat dikatakan hubungan harmonis dengan ketiga  hal tersebut adalah suatu hal yang harus dijalin dalam hidup manusia. Masyarakat Bali mengajarkan masyarakatnya untuk memegang teguh konsep tri hita karana dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari hari
- Parhyangan
Umat Hindu percaya adanya "atma" yang merupakan salah satu bagian dalam panca sradha,didalam angga sarira manusia memiliki badan kasar atau dikenal dengan tubuh  dan badan halus yang disebut atma. Atma merupakan percikan terkecil dari paramaatma (Tuhan),sehingga atma dan paramaatma memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Hal inilah yang membuat manusia dan tuhan penting untuk menjalin hubungan. Parhyangan merupakan hubungan harmonis dengan tuhan,aspek ini mencakup praktik keagamaan dan spiritualitas yang memperkuat hubungan individu dengan tuhan. Dilihat dari konsep di atas, maka sebenarnya semua makhluk ciptaan Tuhan memiliki hutang kepada Tuhan (Ida Hyang Widhi Wasa), oleh sebab itulah maka manusia sebagai makhluk tertinggi karena memiliki tri premana (bayu,sabda, idep) wajib huklumnya untuk membayar
hutang tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Hyang Widhi Wasa).
"Sahayajnah prajah srishtva puro vacha
prajapatih
anena prasavishya dhvam asha vo stv istha
kamadhuk"
Terjemahannya:
Pada masa yang silam Tuhan Yang Maha Esa
menciptakan alamsemesta atas darar yadnya
(cinta kasih dan pengorbanan) dan bersabda :
" Dengan ini engkau akan berkembang biak,
jadikanlah bimi ini sebagai sapi perahan yang
memberi kehidupan kepada umat manusia.
(Bhagawadgita. III. 10)
Berdasarkan bunyi sloka di atas, maka  dapat dikatakan bahwa alam semesta dengan segala isinya yang diciptakan oleh beliau dengan mengorbankan dirinya (yadnya), maka dapat dikatakan bahwa alam semesta dan segala ciptaan beliau terdiri dari unsure-unsur yang sama, yaitu unsur  panca mahabhuta. Oleh karena itu wajib hukumnya bagi setiap makhluk di dunia untuk mengasihi dan menyayangi ciptaan Hyang Widhi. Hal ini bisa kita lakukan melalui persembahyangan baik di pura maupun di  pekarangan rumah. Dalam ajaran agama  hindu ,persembaha berupa makanan atau disebut juga  mebanten saiban selesai memasak juga merupakan salah satu bentuk penerepan parahyangan dalam kehidupan sehari hari. Sebagai umat beragama,khususnya umat Hindu hal pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana berusaha untuk berhubungan dengan sang pencipta sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
- Pawongan
 Pawongan merupakan hubungan harmonis dengan sesama manusia, aspek ini mencakup nilai  etika,moral dan kehidupan sosial yang menciptakan hubungan positif serta harmonis antar sesama manusia. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya,sehingga ditekankan  agar sesama umat beragama untuk  selalu mengadakan  komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan antar manusia harus diatur dengan  dasar saling asah, saling asih dan saling asuh,sagilik, saguluk, salunglung sabayantaka yang artinya saling menghargai, saling mengasihi dan saling membingbing. Hubungan antar  keluarga di rumah harus harmonsi. Hubungan  dengan sesama dalam kelompok masyarakat lainya juga harus harmonis. Dari adanya hubungan yang baik dengan sesame umat manusia di lingkungan keluarga dan masyarakat diharapkan akan menciptakan keamanan dan kedamaian lahir batin dimasyarakat. Masyarakat yang aman dan damai akan menciptakan Negara yang tenteram dan sejahtera. Salah satu contohnya adalah dengan menolong saling menghargai, saling mengasihi, saling membimbing, dan saling hormat menghormati. Dengan begitu maka terciptalah hubungan yang harmonis antar  sesama.
- Palemahan
Palemahan merupakan hubungan harmonis dengan alam , konsep palemahan ini menekankan manusia menjaga lingkungan alam sekitarnya sebagai bagian dari kehidupan mereka.Dalam  kitab suci veda dijelaskan segala sumber hidup manusia berasal dari alam semesta. Keseimbangan dan keserasian menjadi kata kunci dalam alam semesta. Ajaran ini menekankan kepada manusia untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar,sehingga terwujud keharmonisan alam dan tetap terjaganya keseimbangan ekosistem. Untuk menjaga harmonisasi antara manusia dengan lingkungan, maka merupakan tugas manusia sebagai makhluk yang mampu untuk mengolah lingkungan untuk menjadi baik maupun menjadi rusak. Lingkungan harus ditata dengan rapi dan bersih, karena dengan lingkungan yang tertata dengan baik dan lestari akan menciptakan keindahan, serta kedamaian hidup manusia. Hal ini disebabkan karena dengan lingkungan yang indah dan lestari maka, lingkungan akan membawa ketenangan hidup manusia. Aksi nyata yang dapat dilaksanakan adalah dengan menjaga alam sekitar tetap bersih dan tidak merusak  alam. Berbagai indahnya kehidupan yang ada didalam alam semesta ini,apabila dapat mewujudkan hubungan yang saling memberikan kontribusi kepada setiap aspek kehidupan yang tercipta atas kehendak  Tuhan yang diaplikasikan oleh manusia  sebagai makhluk hidup yang memiliki kodrat tinggi.
 Dengan menjalin hubungan harmonis pada ketiga unsur tersebut,diharapkan mampu terciptanya hidup yang harmoni,damai dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari hari. Menerapkan ajaran tri Hita karana merupakan hal yang tidak sulit asalkan memang memiliki niat dalam hati. Penerapan tri hita karana dalam kehidupan sehari hari bisa dilakukan dengan berdoa,menolong sesama,dan membersihkan serta tidak merusak lingkungan sekitar. Implemntasi falsafah hidup  dengan konsep Tri Hita Karana adalah usaha untuk membawa manusia kepada kehidupan yang bahagia,melalui kewajiban yang harus dilaksanakan dengan perilaku yang baik atas dasar kasih sayang melalui hubungan yang baik dengan sang pencipta,sesama manusia dan dengan alam. Pada prinsip pelaksanaan tri hita karana harus seimbang,selaras satu dengan yang lainnya. Apabila keseimbangan tercapai,manusia akan hidup  seimbang,tentram dan damai. Oleh karena manusia memeluk agama  dan kepercayaan yang berbeda beda,maka konsep Tri Hita karana dapat disesuaikan dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H