Mohon tunggu...
uci ayu
uci ayu Mohon Tunggu... Novelis - penulis

mimpi yang membuatku bertahan mimpi menjadi penulis.......

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidik Berkarya, Peserta Didik Berdaya

16 April 2023   16:27 Diperbarui: 29 April 2023   08:16 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unjuk karya praktik baik pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah dan madrasah| Dok Tanoto Foundation via Kompas.com

Ketika menghadiri sebuah acara atau mendengarkan orang lain yang tengah berbicara pada sebuah acara, guru tidak tertunduk pada telepon pintarnya dan abai memberikan penghargaan terhadap yang bicara itu. 

Tentu guru harus memulai terlebih dahulu langkah-langkah sederhana ini untuk dapat meminta kepada siswa melakukannya di depan kelas. 

Menyoal bermedia sosial seorang guru, guru harus meningkatkan literasi sebelum mengunggah apapun di media sosial. Guru harus banyak tahu, banyak membaca, dan kritis menerima informasi agar tak menjadi penyebar berita palsu. Sungguh malu jika guru sampai tidak kritis menghadapi gempuran media sosial ini. 

Meski media sosial adalah privasi, milik pribadi, bahkan orang lain tak berhak menghakimi, selayaknya seorang guu ketika bermedia sosial bisa memberikan dampak-dampak positif. Bukan melulu berandanya dipenuhi swafoto tanpa sebuah kalimat motivasi atau jajaran prestasi yang bisa membangkitkan motivasi.

Memang berat menjadi guru sehingga tak banyak yang setia pada profesi ini. Guru boleh salah, tapi tidak boleh berbohong. Sebab, jika melakukan satu kebohongan maka Ia sesungguhnya telah membohongi satu generasi dan berlanjut pada generasi-generasi setelahnya. 

Lisan guru sudah seharusnya diisi dengan hal-hal terpuji. Tak mudah menjadi guru sebab apapun dinilai. Masak begini gurunya? Tentu kalimat ini menjadi nyinyiran sekaligus cambuk untuk selalu bertumbuh dan berbenah sampai tak seorang pun bisa mencari cacat cela seorang guru.

Guru transformatif tidak tumbang karena kritik. Menjadi agen perubahan dan memberi makna pada pembelajaran membuat guru harus berlapang dada atas segala keterbukaan dan pemikiran siswa yang tak bisa dibendung. 

Siswa bebas mempertanyakan segala hal dan disediakan ruang untuk berdiskusi. Guru seharusnya tidak antikritik. Guru siap diberi masukan dan perbaikan. Sebab saat dunia jelajah internet kian masif, setiap siswa bisa mengakseks ilmu pengetahuan dari manasaja dan kapan saja.

Guru menunjukkan keteladanan dengan mulai menulis, mengikuti seminar, kegiatan penngembangan diri dan juga hal-hal merdeka lainnya agar bisa memberi motivasi kepada siswanya. Jika guru bisa memulai memberi teladan sangat mungkin siswanya akan menjadikan langkah-langkah dan karya guru ini sebagai pedoman. 

Guru meminta siswanya untuk gemar membaca, sedangkan gurunya sendiri hanya bermain media sosial. Tentu hal ini akan melukai wajah pendidikan. Bukankah sudah dinasbihkan bahwa guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Segalanya yang dibuat guru akan membawa dampak yang sangat besar di kehidupan siswa-siswanya.

 "Peserta didik tumbuh secara kodratnya sendiri, sedangkan guru hanya menuntun dan merawat kodrat itu." Jadilah guru yang seperti itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun