Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Memahami Kapasitas Bandara

9 Mei 2024   09:28 Diperbarui: 10 Mei 2024   14:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Kompas.com

Jika kita melihat perluasan terminal pada sebuah bandara maka apa yang ada di dalam benak kita adalah perluasan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas atau daya tampung terminal dalam melayani para pelaku perjalanan dan wisata.

Kita bisa melihat ini pada bandara CGK dengan adanya terminal 3 serta perluasan terminal 2, begitu pula pada bandara DPS di Bali dengan perluasan kawasan terminal,namun benarkah untuk melihat kapasitas ataupun kepadatan sebuah bandara hanya pada terminal saja ?

Sebelum berlanjut, mari kita mencoba untuk memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan kapasitas bandara ?

Badan Penerbangan dunia atau ICAO menyebut kapasitas bandara (airport capacity) sebagai berikut "Measures the maximum number of aircraft operations that can be accommodated on an airport, or on an airport component, in an hour under specific conditions with continuous demand".

Terjemahan langsung nya adalah mengukur jumlah maksimum pengoperasian pesawat yang dapat diakomodasi oleh sebuah bandara atau sebuah komponen bandara dalam satu jam pada kondisi spesifik dengan permintaan yang kontinu.

Terdapat kata 'komponen' disini yang berarti sebuah bandara meliputi beberapa komponen untuk dapat mendukung operasionalnya, apa saja komponen tersebut ?

Bandara pada dasarnya adalah lapangan terbang sebagai tempat pergerakan pesawat tapi dengan menjadi bandara dengan fasilitas terminal penumpang dan kargo maka diperlukan komponen lainnya untuk mengakomodasi proses diembarkasi/embarkasi penumpang serta kargo melalui pergerakannya di bagian permukaan bandara yang meliputi apron, taxiway dan landasan pacu (runway).

Sehingga kapasitas atau daya tampung sebuah bandara bisa mencakup terminal, apron, dan landasan pacu, sedangkan untuk peningkatan kapasitasnya akan tergantung dari kebutuhan pihak pengelola bandara --apakah hanya perluasan terminal yang dibutuhkan karena landasan pacu dan apron mereka masih dapat mengakomodasi pergerakan pesawat atau semua bagian bandara dan seterusnya.


Kapasitas Landasan Pacu


Semua pesawat yang akan lepas landas dan mendarat pasti akan menggunakan landasan pacu, semakin banyak pesawat yang melayani penerbangan ke bandara akan meningkatkan utilitas landasan pacu.

Jika kapasitas landasan pacu sudah dinilai tidak dapat lagi menampung takeoff dan landing maka penambahan landasan pacu biasanya menjadi solusi agar penambahan pergerakan pesawat untuk takeoff dan landing bisa dilakukan.

Untuk mengukur kapasitas landasan pacu ini memang bukan seperti perhitungan matematika seperti misalnya 5+7=12, jumlah takeoff dan landing yang dihitung dalam satu jam tidak selalu menghasilkan angka yang statik karena pergerakan dan pengoperasian pesawat bisa berkurang dan bertambah saat musim sepi dan peak season (seasonal), sehingga evaluasi secara periodik perlu dilakukan oleh pemilik/pengelola bandara.

Faktor lainnya adalah kondisi cuaca dan angin serta standar separation yang diberlakukan antara pesawat pesawat yang akan takeoff dan landing serta kombinasi jenis pesawat (aircraft mixture) yang dilayani bandara.

Jenis pesawat disini adalah antara jumlah pesawat bermesin jet dan turboprop karena berkaitan dengan jarak antara dua pesawat yang hendak takeoff dan landing di landasan pacu serta lama waktu (turnaround time) pada apron yang berbeda.

Bagaimana jika tidak ditambah landasan pacu nya ?

Jawabnya adalah akan ada antrean pesawat pesawat yang akan lepas landas dan mendarat dimana dampaknya pada maskapai yaitu potensi keterlambatan yang tidak hanya pada penerbangan ke satu bandara saja tapi juga pada penerbangan selanjutnya ke bandara lain serta jangan dilupakan konsumsi bahan bakar pesawat sebagai akibat dari antrean tersebut.

Kapasitas Apron


Pesawat yang mendarat di bandara akan melakukan disembarkasi/embarkasi serta bongkar muat kargo, untuk melakukan itu pesawat membutuhkan tempat parkir, oleh karenanya ketersediaannya menjadi salah satu faktor dalam memperlancar semua proses tadi.

Bila tidak ada tempat parkir tersedia maka pesawat yang akan mendarat harus perlu menunggu pesawat lain yang akan berangkat sehingga tempat parkir tersedia, menunggu disini berarti pesawat perlu melakukan holding di udara.

Selain dari kapasitas apron, landasan pacu dan terminal, ada juga kapasitas ruang udara (airspace capacity) yang menunjukan jumlah maksimum pesawat yang dapat terbang secara efisien dan dengan aman pada ruang udara.

Dari kapasitas ruang udara ini, kita bisa melihat frekuensi dan durasi setiap keterlambatan penerbangan -- misalnya pada sektor udara mana yang mengalami kepadatan.

Untuk memahami ini kita bisa melihatnya ketika pesawat yang akan mendarat harus menundanya karena landasan pacu masih ada trafik sehingga pesawat perlu menunggu (holding) di sektor ruang udara yang telah ditentukan.

Peran Air Traffic Controller (ATC) dan pengatur lalu lintas udara sangat dibutuhkan dalam memaksimalkan single runway di bandara agar proses mendarat dan lepas landas dari semua pesawat dapat lancar atau setidaknya tidak menyebabkan keterlambatan.

Upgrade atau Pembangunan Bandara Baru ?

Jawabannya adalah tergantung dari pertumbuhan bandara itu sendiri, semakin banyak pesawat melayani penerbangan ke bandara tersebut semakin cepat pula upgrade perlu dilakukan.

Mari kita ambil contoh bandara CGK dan SIN mulai dari pembukaan kedua bandara ini.

Bandara CGK mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1985 dengan dua terminal dan dua landasan pacu sedangkan bandara SIN mulai beroperasi pada tanggal 1 Juli 1981 dengan hanya satu terminal dan satu landasan pacu.

Pada perkembangannya bandara SIN kemudian menambah landasan pacu kedua pada tahun 1983 serta terminal kedua pada tahun 1990, artinya bandara SIN membutuhkan waktu dari tahun 1981 ke 1990 untuk menambah infrastrukturnya.

Akan tetapi kemudian mereka menambah terminal 3 pada tahun 2008 dan dilanjutkan dengan terminal 4 pada tahun 2017 serta dengan memperpanjang landasan pacu kedua yang sebelumnya digunakan oleh Angkatan Udara Singapura dari 2,75 km menjadi 4 km dan dijadikan sebagai landasan pacu ketiga.

Bandara Changi juga akan membangun terminal 5 yang memiliki daya tampung sama dengan jumlah kombinasi terminal 1 hingga 3 sehingga daya tampung bandara Changi akan mencapai 90 juta orang per tahun 90 mppa (Million Passengers Per Annum) setelah ditambah dari upgrade terminal 2 pada tahun 2022 yang lalu.

Sedangkan bandara CGK menambah landasan pacu dan terminal ketiga pada tahun 2016, dan untuk terminal 4 perencanaannya sudah dimulai sejak tahun 2019 dengan disertai opsi upgrade terminal yang sudah ada.

Dengan melihat ini semua dapat dikatakan bahwa pertumbuhan trafik pada kedua bandara menjadi trigger untuk melakukan serta juga merencanakan ekspansi sebagai antisipasi pertumbuhan jumlah trafik pada masa mendatang.

Ekspansi dapat dilakukan dengan memperluas ataupun menambah salah satu atau lebih komponen bandara, namun bila sudah tidak tersedia lahan, maka pembangunan bandara baru sebagai supplementary airport perlu dilakukan.

Sebuah bandara yang over capacity tidak hanya dapat membawa dampak kurang baik pada para maskapai saja akan tetapi juga pada pelaku perjalanan dan wisata serta lalu lintas kargo nya.-- ntrean takeoff dan landing terdampak pada maskapai sedangkan kelancaran lalu lintas pelaku perjalanan dan wisata di terminal sangat penting.

Satu landasan pacu vs dua landasan pacu

Peningkatan jumlah pergerakan pelaku perjalanan dan wisata terjadi karena ada peningkatan pergerakan pesawat dari dan ke bandara tersebut (demand), peningkatan pergerakan pesawat bisa melalui frekuensi penerbangan.

Penerbangan domestik pada umumnya memiliki frekuensi yang tinggi, selain frekuensi, sedangkan penerbangan internasional umumnya mengandalkan kapasitas dengan pesawat berbadan lebar dan juga berbadan sedang (musiman).

Namun perlu disadari bahwa semakin banyak frekuensi penerbangan, semakin banyak pesawat yang mendarat dan lepas landas serta membutuhkan tempat parkir, hal yang berbeda dengan pesawat berbadan lebar yang bisa hanya sekali dalam seminggu mendarat namun dengan kapasitas angkut yang tinggi.

Keadaan bisa lebih padat ketika ada kedatangan beberapa pesawat berbadan lebar pada kedatangan internasional dengan jarak waktu bersamaan ataupun dengan jarak waktu yang tidak terlalu lama.

Kondisi ini mungkin bisa lebih cenderung terjadi pada bandara hanya memiliki satu landasan pacu dan apron yang sudah melebihi kapasitasnya, contohnya bisa kita lihat pada bandara di destinasi wisata kita yang sudah dikenal oleh semua pelaku perjalanan dan wisata.

Bandara dengan satu landasan pacu juga dapat rentan ketika ada perhelatan internasional atau tamu tamu kehormatan dari negara negara sahabat dimana ada prioritas dalam penanganan trafik di landasan pacu.

Keadaan berbeda dengan bandara dengan lebih dari satu landasan pacu karena pergerakan takeoff dan landing dapat lebih lancar, namun perlu juga adanya penambahan exit dan taxiway untuk menghubungkannya dengan terminal bandara.

Jangan juga dilupakan aksesibilitas (landside access) dari dan ke bandara bagi para pengguna transportasi udara ini, kelancaraan menjadi komponen lain yang krusial karena waktu tempuh tidak hanya dilihat pada jarak dan kecepatan kendaraan tapi juga akses dan kondisi lalu lintas terutama pada musim liburan.

Landside transportation system menjadi sebuah keharusan di masa kini dan masa mendatang dengan melihat pertumbuhan jumlah pengguna transportasi udara, hal ini juga menjadi salah satu faktor pada konsep Total Airport Management (TAM).

Mungkin kita masih mengingat kejadian dimana terjadi kemacetan lalu lintas di Denpasar dimana banyak pelaku perjalanan dan wisata terjebak dalam kemacetan.
.
Kepadatan bandara (airport congestion) tidak disebabkan oleh berjalannya waktu ataupun berapa lama bandara sudah beroperasi tapi oleh pertumbuhan jumlah pengguna transportasi udara dengan diikuti oleh permintaan slot oleh maskapai, juga tidak melihat musiman karena ketika antrean sudah menjadi pemandangan pada operasional bandara maka bisa menjadi indikasi perlunya mengevaluasi kapasitasnya dan menemukan solusinya.

Bandara merupakan kawasan yang sangat kompleks karena tidak hanya mengatur pergerakan pesawat dengan penerbangan berjadwal/non berjadwal saja tapi juga melayani para pelaku perjalanan dan wisata serta pelaku bisnis kargo dimana semuanya memerlukan penanganan yang tidak mudah dimana salah satunya adalah penanganan kapasitas (airport capacity management).

Salam Aviasi

Referensi :

https://www.linkedin.com/advice/0/how-can-you-measure-airport-capacity-skills-airline-management-p2qgf

https://www.icao.int/MID/Documents/2022/Airport%2520Master%2520Seminar/AMP%25202%2520-%2520Airport%2520capacity.pdf

https://www.angkasapura2.co.id/en/business_relation/our_airport/16-bandara-internasional-soekarno-hatta

https://grimshaw.global/projects/aviation/soekarno-hatta-international-airport-terminal-4/

https://www.changiairport.com/corporate/media-centre/changijourneys/the-airport-never-sleeps/changi-east-in-2017-and-beyond.html

https://www.changiairport.com/en/airport-guide/terminal-2.html

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Soekarno%E2%80%93Hatta_International_Airport

https://www.eurocontrol.int/project/total-airport-management


https://biblioasia.nlb.gov.sg/vol-17/issue-3/oct-dec-2021/changi-airport/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun