Untuk mengukur kapasitas landasan pacu ini memang bukan seperti perhitungan matematika seperti misalnya 5+7=12, jumlah takeoff dan landing yang dihitung dalam satu jam tidak selalu menghasilkan angka yang statik karena pergerakan dan pengoperasian pesawat bisa berkurang dan bertambah saat musim sepi dan peak season (seasonal), sehingga evaluasi secara periodik perlu dilakukan oleh pemilik/pengelola bandara.
Faktor lainnya adalah kondisi cuaca dan angin serta standar separation yang diberlakukan antara pesawat pesawat yang akan takeoff dan landing serta kombinasi jenis pesawat (aircraft mixture) yang dilayani bandara.
Jenis pesawat disini adalah antara jumlah pesawat bermesin jet dan turboprop karena berkaitan dengan jarak antara dua pesawat yang hendak takeoff dan landing di landasan pacu serta lama waktu (turnaround time) pada apron yang berbeda.
Bagaimana jika tidak ditambah landasan pacu nya ?
Jawabnya adalah akan ada antrean pesawat pesawat yang akan lepas landas dan mendarat dimana dampaknya pada maskapai yaitu potensi keterlambatan yang tidak hanya pada penerbangan ke satu bandara saja tapi juga pada penerbangan selanjutnya ke bandara lain serta jangan dilupakan konsumsi bahan bakar pesawat sebagai akibat dari antrean tersebut.
Kapasitas Apron
Pesawat yang mendarat di bandara akan melakukan disembarkasi/embarkasi serta bongkar muat kargo, untuk melakukan itu pesawat membutuhkan tempat parkir, oleh karenanya ketersediaannya menjadi salah satu faktor dalam memperlancar semua proses tadi.
Bila tidak ada tempat parkir tersedia maka pesawat yang akan mendarat harus perlu menunggu pesawat lain yang akan berangkat sehingga tempat parkir tersedia, menunggu disini berarti pesawat perlu melakukan holding di udara.
Selain dari kapasitas apron, landasan pacu dan terminal, ada juga kapasitas ruang udara (airspace capacity) yang menunjukan jumlah maksimum pesawat yang dapat terbang secara efisien dan dengan aman pada ruang udara.
Dari kapasitas ruang udara ini, kita bisa melihat frekuensi dan durasi setiap keterlambatan penerbangan -- misalnya pada sektor udara mana yang mengalami kepadatan.
Untuk memahami ini kita bisa melihatnya ketika pesawat yang akan mendarat harus menundanya karena landasan pacu masih ada trafik sehingga pesawat perlu menunggu (holding) di sektor ruang udara yang telah ditentukan.
Peran Air Traffic Controller (ATC) dan pengatur lalu lintas udara sangat dibutuhkan dalam memaksimalkan single runway di bandara agar proses mendarat dan lepas landas dari semua pesawat dapat lancar atau setidaknya tidak menyebabkan keterlambatan.