Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memaknai Pertahanan dari Debat Capres 3

10 Januari 2024   04:27 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan selama kita menunggu pesanan tersebut, bagaimana kita dapat mengantisipasi gangguan berupa serangan ataupun pelanggaran dari pihak atau negara lain yang menggunakan pesawat dengan kemampuan yang lebih dari pesawat yang kita miliki?

Berapa lama waktu kerelaan kita melihat pihak atau negara lain dapat dengan bebasnya tanpa izin memasuki teritori kita?

Pada ruang lingkup kecil saja misalnya, pekarangan rumah kita saja jika disusupi oleh orang tak dikenal tanpa kita tahu pasti maksud dan tujuan orang tersebut sebelumnya kecuali kita mencegat dan bertanya kepada orang tersebut lebih dulu.

Jika pada pelanggaran wilayah udara dan laut, kita perlu mencegat dan sebagai identifikasi visual serta berkomunikasi dengan pelanggar, namun bagaimana kita bisa melakukan itu semua jika pesawat kita kalah berpuluh puluh tahun kemampuannya?

Nah untuk menutupi atau mengurangi perbedaan kemampuan itu (gap) maka pesawat tempur bekas yang kemampuan dan penerapan teknologi nya lebih dari pesawat yang saat ini kita miliki menjadi solusi jangka pendek dan sedang sambil menunggu pesawat baru yang kita pesan.

Kekuataan udara kita saat ini terdiri dari pesawat tenpur generasi 4 dan tidak memiliki pesawat tenpur generasi 4.5 untuk mengurangi gap dengan negara tetangga yang sudab memiliki pesawat tempur generasi 5 (F-35).

Mungkin kemudian ada yang bertanya juga, mengapa dalam artikel ini hanya udara yang dibahas padahal laut kita luas dan perlu juga dijaga?

Iya memang benar bahwa untuk masuk dan mengusai daratan kita yang tidak berbatasan dengan daratan pihak atau negara lain, penyerang harus melaluo laut dan udara -- artinya kapal laut perang kita memang juga perlu seimbang atau lebih baiknya dapat mencapai tingkatan teratas pada pertempuran laut atau disebut dengan Command of the Sea.

Mengapa ? karena bila tidak kapal laut penyerang tidak hanya dapat melakukan serangan ke darat dengan rudal rudalnya tapi juga mendaratkan peralatan perang dan pasukan ke daratan kita.

Namun perlu diingat bahwa apa yang ada diatas lautan adalah (ruang) udara dimana pesawat tempur juga dapat masuk ke wilayah daratan kita, juga pesawat angkut mereka dapat menerjunkan pasukan dan peralatan perang ke daratan dalam waktu sangat cepat.

Sehingga kita tidak bisa semata mata mengatakan bahwa laut sebagai kekuatan yang utama tanpa melihat apa yang ada diatas laut dan juga kekuatan yang menentukan yaitu kekuatan darat agar tidak terjadi okupansi atau dengan kata lain tidak ada pengibaran bendera selain bendera kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun