Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memaknai Pertahanan dari Debat Capres 3

10 Januari 2024   04:27 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekuasaan atas teritori juga berarti tidak ada pihak manapun yang boleh melanggarnya termasuk masuk ke teritori tanpa izin, dan dengan kekuasaan kita maka kita memiliki kebebasan dalam menerapkan hukum kita sendiri sebagai cara kita (sendiri) dalam menghadapi segala pelanggaran termssuk yang dilakukan oleh pihak (negara) lain.

Sehingga jika ada objek baik itu pesawat maupun kapal, sipil maupun militer, yang masuk tanpa izin ke teritori kita itu adalah pelanggaran atas kedaulatan kita, tentunya kita tidak akan berdiam diri jika ada pelanggaran tersebut bukan?

Bagaimana mengantisipasi pelanggaran tersebut? Jawabannya tentu melengkapi diri kita dengan sistem pertahanan yang mumpumi atau setidaknya seimbang dengan yang digunakan oleh pelanggar.

Pada pertempuran udara (aerial warfare) terdapat tingkatan kontrol udara dari satu pihak di mana ada yang mengontrol ruang udara dan ada yang tidak yaitu aerial supremacy vs aerial incapability, aerial superiority vs aerial denial dan satu lagi adalah aerial parity di mana tidak ada pihak yang mengontrol ruang udara (seimbang).

Tingkatan ini jika diterapkan pada konteks pertahanan khususnya pelanggaran kedaulatan, maka minimal kita akan memilih aerial parity yang berarti pesawat tempur kita harus seimbang baik pada kecepatan, persenjataan serta penerapan teknologinya.

Karena jika tidak seimbang maka ungkapan dari Sun Tzu akan menjadi kenyataan dimana kekuatan kita yang lebih rendah dari pelanggar akan memberikan kesempatan penyusup masuk lebih dalam lagi ke teritori kita dan bahkan bisa saja menguasai daratan.

Walaupun memang benar bahwa tidak semua serangan bertujuan untuk menguasai (okupansi) teritori negara lain namun jika kita melihat serangan Pearl Harbor maka kita bisa melihat kerugian yang diderita oleh negara Amerika ditambah dengan korban jiwa pejuang Amerika tanpa adanya okupansi.

Sehingga kita perlu mengantisipasi segala serangan dan pelanggaran untuk meminimalkan kerusakkan dan kerugian segala asset yang kita miliki.

Mungkin ada lagi yang bertanya mengapa harus beli pesawat tempur bekas ? untuk menjawabnya mari kita lihat dari dua sisi yaitu sisi pabrikan pesawat dan sisi kekuatan udara (airpower) kita.

Pabrikan pesawat membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk membuat satu unit pesawat dan ketika mereka memiliki banyak pesanan namun dengan kapasitas produksinya yang tidak seimbang maka akan ada pesanan yang antre panjang, ini disebut backorder, semakin banyak pesanan yang tidak bisa dibuat semakin banyak backordernya.

Jika kita memesan pesawat ketika pabrikan masih memiliki backorder yang banyak maka semakin lama kita akan menerima pesawat yang kita pesan dari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun