Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaksimalkan Potensi Daerah Pesisir dan Manfaatnya kepada Masyarakat Lokal

12 November 2023   22:27 Diperbarui: 20 November 2023   02:23 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : needpix.com


Daerah pesisir dengan kawasan garis pantai, laut dan pantai memiliki potensi ekonomi cukup besar yang dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.

Manfaat tersebut berasal dua sumber yaitu sumber daya alam berupa hasil laut serta dari daya tarik keindahan alam sekitar, kedua manfaat ini juga menciptakan dua jenis mata pencaharian kepada masyarakatnya yaitu sebagai nelayan dan pengelola (daerah) wisata.

Kedua mata pencaharian ini sebenarnya bila dikelola dengan baik dapat tetap berlanjut pada generasi selanjutnya namun dalam prakteknya memang tidak semudah itu karena membutuhkan lebih dari dukungan dan partisipasi masyarakat sekitar saja tetapi semua stakeholder termasuk yang berada di industri pariwisata.

Kombinasi mata pencaharian ini jika pada konteks keberlanjutan dapat kita dalami melalui blue economy dan blue tourism, mari kita mencoba memahami keduanya.

Blue Economy

Definisi blue economy oleh European Commission adalah All economic activities related to oceans, seas and coasts -- sedangkan definisi oleh Bank Dunia sebagai berikut "sustainable use of ocean resources for economic growth, improved livelihoods, and jobs while preserving the health of ocean ecosystem.".

Terjemahan langsungnya adalah penggunaan sumber daya lautan yang sustaintable untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan pada mata pencaharian dan lapangan pekerjaan dengan melakukan preservasi ekosistem lautan.

Dalam arti segala sumber daya laut tidak dieksploitasi agar proses kehidupan di laut baik di permukaan maupun dibawah permukaan laut tetap dapat memberikan manfaat kepada generasi mendatang, misalnya penangkapan ikan dan hasil laut yang tidak berlebihan atau dengan menangkap ikan yang masih kecil dan lainnya.

Dengan melihat definisi Blue economy dan cakupan dari blue economy, maka dapat dikatakan bahwa blue economy ini men-biru-kan tiga ekonomi lainnya yaitu  ocean economy atau ekonomi kelautan, maritime economy atau ekonomi maritim serta coastal economy atau ekonomi pesisir.

Blue Tourism

Di industri pariwisata, kita mengenal red tourism, green tourism, black tourism dan blue tourism, namun yang berhubungan dengan alam hanya green dan blue tourism.

Apa itu blue tourism ?

Definisi blue tourism adalah segala kegiatan wisata yang memanfaatkan daerah pesisir, pantai dan laut,  jenis kegiatan wisata pada blue tourism contohnya adalah beach walk, sun bathing, snorkeling, berlayar, menyelam dan lainnya. Dan karena segala kegiatan di pariwisata adalah bagian dari kegiatan ekonomi maka blue tourism adalah bagian dari blue economy.

Bila pada blue economy para masyarakat memanfaatkan sumber daya laut untuk memberikan manfaat ekonomi atau sebagai mata pencaharian selain dari konsumsi makanan sehari hari, maka pada blue tourism para masyarakat memanfaatkan pantai dan laut agar dapat memperoleh manfaat ekonomi nya dengan menyediakan layanan wisata bagi para wisatawan.

Pertanyaan nya kini adalah apakah blue economy maupun blue tourism benar benar sudah keberlanjutan ?

Pertanyaan ini adalah sangat lumrah dengan mengingat bahwa segala kegiatan manusia akan membawa dampak pada segala bidang tak terkecuali kegiatan pariwisata, misalnya sebuah pulau yang tadinya terjaga baik dapat rusak dalam waktu yang cepat karena adanya peningkatan kegiatan wisata.

Mungkin kita ingat pada sebuah pulau di Thailand yang muncul pada film yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, pulau ini yang tadinya indah dan terjaga, sempat mengalami kerusakkan pada terumbu karang nya akibat peningkatan kunjungan wisata setelah ditampilkan di film tersebut. Bahkan pemerintah Thailand sempat menutup pulau ini dan kini menerapkan batasan kunjungan.

Peningkatan pembangunan dan kegiatan oleh manusia juga dapat membawa dampak pada harga harga -- dan bila peningkatan harga tersebut juga terjadi pada barang kebutuhan dasar masyarakat sekitar maka akan semakin memberatkan mereka yang dengan purchasing power yang masih rendah yang diakibatkan oleh tidak maksimal nya manfaat ekonomi yang diperoleh dari pembangunan dan kegiatan yang terjadi.

Jika kita melihat Indonesia dengan beribu ribu pulau tersebar dari Sabang hingga Merauke maka penerapan blue economy sangat memungkinkan, begitu pula penerapan blue tourism pada pulau pulau yang memiliki potensi pariwisata.

Akan tetapi pembangunan terkadang justru bertolak belakang dengan seruan seruan yang dilontarkan oleh para pemegang kebijakan bahwa kita sangat konsisten pada keberlanjutan, adakalanya juga antara pembangunan di pulau pulau disamakan konsepnya dengan pembangunan di kota kota.

Mungkin kita pernah mendengar adanya pembangunan industri manufaktur atau lainnya yang dilakukan di beberapa pulau di Indonesia yang sebenarnya memiliki potensi pariwisata ataupun pengembangan pariwisata di kawasan taman nasional yang menjadi rumah bagi hewan yang diilindungi.

Sedangkan jika kita ingin konsisten pada tekad dan tujuan kita pada proses keberlanjutan maka ada dua hal yang kita perlu selalu ingat yaitu Conserve dan Preserve yang artinya bahwa kita menjaga sumber daya alam agar dapat tetap tersedia serta melestarikan alam nya agar tidak rusak dan tetap dapat memberikan manfaat.

Ada baiknya jika kita tidak dulu menyuarakan keberlanjutan ketika kita belum sepenuhnya mempertahankan dan melestarikan alam dan sumber daya nya, dalam arti ada baiknya kita melakukan perencanaan pembangunan dengan tidak merubah ataupun merusak alam yang dapat menganggu ketersediaan sumber daya alam.

Juga sebaiknya tidak dahulu menyuarakan community-based tourism dikala manfaat kegiatan pariwisata tidak secara langsung dinikmati dan dilakukan oleh masyarakat sekitar karena baik pada blue, green dan sustainablity, peningkatan perekonomian termasuk didalamnya.

Dibutuhkan partisipasi dan dukungan dari semua pihak termasuk pemegang kebijakan melalui aturan dan regulasi untuk menerapkan blue economy --jangan sampai hanya dalam tulisan ataupun tidak berlaku bagi semua pihak dan memberikan previlege kepada pihak pihak tertentu.

Namun terlepas dari blue economy maupun blue tourism, baik pembangunan ataupun pengembangan pariwisata di daerah pesisir sudah semestinya meningkatkan perekonomian di daerah pesisir.

Jika hasil dari kegiatan ekonomi dilarikan ke pulau utama ataupun kota, maka apa itu dapat meningkatkan perekonomian atau kesejahteraan masyarakat lokal ?

Jika ada rencana pengembangan pariwisata, ada baiknya jika partisipasi dan dukungan masyarakat tidak dalam bentuk akte jual beli tanah melainkan akte kredit modal usaha, juga bukan pada keikutsertaan masyarakat dalam proses pembangunan sebuah fasilitas tapi keikutsertaan modal atau kepemilikan mereka pada fasilitas tersebut.

Pemberian pinjaman oleh institusi keuangan ada baiknya tidak berlaku atau memfokuskan pada skala besar namun juga pada skala mikro pada industri pariwisata kepada masyarakat di pesisir dan pulau pulau, jadikan lah mereka pelaku usaha wisata yang sukses.

Masyarakat di pesisir juga perlu diberi pemahaman akan pentingnya keberlanjutan -- tidak hanya pada penggunaan sumber daya alam dan pelestarian alamnya saja -- tapi juga pada kepemilikan lahan mereka yang sebenarnya dapat mereka kelola tanpa menyerahkan kepemilikannya kepada pihak lain.

Referensi :

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun