Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mendefinisikan Ulang Over Capacity dari Bandara DPS

20 Oktober 2023   06:21 Diperbarui: 20 Oktober 2023   10:00 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. (Dok Angkasa Pura 1 via Kompas.com)

Pada umumnya kepadatan sebuah bandara dilihat dari lalu lintas pesawatnya serta juga jumlah penumpangnya yang sudah mendekati ataupun melampui kapasitas terminal bandara.

Landasan pacu tunggal juga dapat membuat keterlambatan jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat yang berimbas pada menumpuknya penumpang di suatu periode waktu tertentu karena berdekatannya waktu pergerakan antar pesawat.

Namun apa ada yang melihatnya dari lalu lintas kendaraan di kawasan bandara?

**
Pada hari Selasa minggu lalu (10/10/23), penulis menjemput keponakan yang baru saja melakukan studi tur ke Korea Selatan sebagai bagian dari program sekolahnya, pesawat yang dia tumpangi mengalami delay selama 4 jam.

Penulis sengaja tiba di bandara DPS jelang Maghrib sehingga ada waktu untuk sholat di musholla di kawasan bandara sambil menunggu kedatangan pesawat yang menurut di screen informasi di bandara akan tiba pada pukul 19.20.

Hingga saatnya tiba, sang keponakan pun text saya melalui aplikasi chat dan memberitahu baru mendarat, setelah menunggu hampir dua jam akhirnya sang keponakan nongol juga dengan wajah letih.

Wajah letihnya merupakan akumulasi dari delay serta lamanya waktu yang harus dia lalui di imigrasi dan pengambilan bagasi, keletihan dia juga bertambah ketika kita harus melalui kepadatan kendaraan dari mulai keluar parkir hingga keluar bandara.

Penulis pun kemudian menganalisis mengapa kepadatan di bandara DPS ini adakalanya (mungkin sering) terjadi yang sudah tentu akan menambah keletihan para penumpang yang baru saja melakukan penerbangan yang cukup lama, selain itu mereka pastinya ingin segera tiba di hotel untuk bersiap menikmati liburan mereka.

Penulis pun berkesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kepadatan di bandara DPS, di antaranya adalah luas lahan bandara dan antrean di tempat parkir, imigrasi, dan pengambilan bagasi.

Luas lahan sebuah bandara tidak hanya akan memengaruhi lalu lintas pesawat di darat mulai dari di apron, taxiway hingga runway bandara tapi lalu lintas kendaraan di dalam kawasan bandara.

Semakin padat lalu lintas pesawat yang semakin padat pula lalu lintas kendaraan di dalam kawasan bandara terlebih bila semua pesawat yang tiba tidak hanya berdekatan waktunya saja tapi juga ketika semua pesawatnya adalah pesawat berbadan lebar yang mengangkut lebih banyak penumpang.

Namun bagaimana jika pesawat-pesawat yang tiba adalah pesawat berbadan sedang, mengapa kepadatan tetap terjadi seperti yang penulis alami?

Jawabnya adalah efek delay dari beberapa maskapai yang tiba, ilustrasinya seperti ini, pesawat yang ditumpangi oleh keponakan penulis adalah pesawat berbadan sedang dari maskapai LCC asal Vietnam, pesawat ini bila tiba on schedule maka akan ada jeda waktu yang cukup bagi kru darat untuk memproses kedatangan antar pesawat terutama penurunan bagasi dari pesawat.

Namun karena terjadi delay dan kemudian jadwal kedatangannya berdekatan dengan pesawat-pesawat lain yang tepat waktu maka kepadatan arus penumpang yang turun pun jadi menumpuk.

Hal lain yang menambah keparahannya adalah tidak adanya petugas atau pengaturan pada gedung parkir khususnya di terminal internasional, di mana banyak penumpang yang menunggu mobil jemputannya serta memindahkan bawaannya ke mobil, ini membuat kendaraan lain yang hendak keluar parkir terhenti alias tidak bergerak sama sekali untuk beberapa menit menunggu kendaraan di depannya.

Jika kita melihat di bandara CGK yang areanya sangat luas, tidak jarang terjadi kepadatan lalu lintas darat mulai dari area parkir hingga di pintu keluar bandara, ini karena frekuensi penerbangannya serta jenis pesawatnya yang berbadan lebar cukup banyak.

Selain itu bandara CGK memiliki 3 terminal di area yang cukup luas sedangkan bandara DPS hanya memiliki 2 terminal yaitu terminal domestik dan internasional, jika kita ingin bandingkan bandara DPS maka ada baiknya jika kita melihat bandara lainnya yang dengan dua terminal.

Bandara Juanda SUB misalnya, bandara ini juga memiliki dua terminal namun luas kawasannya 477 hektar jauh lebih luas dari bandara DPS yang hanya 296 hektar (sumber: kompas.com), jika kedua bandara ini sama sama memiliki tingkat kepadatan pergerakan pesawatnya maka pada kepadatan pergerakan kendaraannya akan jauh berbeda.

Apakah ini dapat dijadikan indikator bahwa bandara DPS sudah over capacity? 

Jawabannya sepertinya adalah "belum" karena indikator over capacity dilihat dari kapasitas terminal di mana bandara DPS memiliki kapasitas hingga 23 juta -- dan berdasarkan trafik hingga akhir tahun 2022 mencapai 12 juta penumpang.

Bagaimana bila prediksi ataupun target jumlah penumpang tahun 2023 ini dipatok pada 20 juta penumpang? 

Hal ini akan menandakan dua hal yaitu kapasitas bandara DPS akan mendekati jumlah maksimum serta yang kedua akan semakin padatnya lalu lintas pergerakan kendaraan di dalam kawasan bandara DPS.

Tapi apakah ini juga merupakan urgensi bagi Bali untuk memiliki bandara baru seiring dengan target jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun?

Pada situsnya, Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa perluasan kapasitas bandara DPS menjadi 35 juta akan menjadi pilihan daripada membangun bandara baru di bagian utara Bali.

Pertanyaannya kini, apakah peningkatan kapasitas ini akan dilakukan di luas area yang sama alias tanpa penambahan luas kawasan? Bagaimana dengan hadirnya pesawat super jumbo atau pesawat berbadan lebar lainnya jika kelak akan bertambah pula frekuensi penerbangannya?

Mungkin ada baiknya bila kita mendefinisikan ulang kata over capacity dari sebuah bandara, tidak hanya berdasarkan daya tampung terminal, apron, dan landasan pacu saja tetapi juga luas kawasannya sebagai tempat pergerakan kendaraan para pengantar dan penjemput penumpang.

Kepadatan di bandara DPS bisa dikatakan sudah segera diantisipasi, terlebih saat musim libur di mana penambahan frekuensi penerbangan oleh maskapai pada jalur domestik terjadi.

Satu hal yang baiknya juga dilihat bahwa landasan pacu yang hanya satu akan jauh berbeda dengan bandara dengan dua landasan pacu terutama pada tingkat utilisasi (plus optimalisasinya) landasan pacunya serta pergerakan pesawat di kawasan sisi udara bandara yang juga akan membawa pengaruh pada seluruh kawasan bandara termasuk kawasan pergerakan kendaraan.

Pengaturan lalu lintas kendaraan di dalam kawasan bandara DPS juga ada baiknya di evaluasi terutama pada gedung parkirnya karena ini salah satu titik kepadatan yang bisa terjadi apabila ada delay dan penumpukan penumpang di terminal kedatangan.

Sistem keimigrasian ada baiknya juga ditingkatkan agar arus atau antrean panjang tidak terjadi -- mungkin bisa dengan sistem digitalisasi -- hal ini agar wisatawan khususnya yang berkunjung ke Bali ataupun destinasi wisata di Indonesia lainnya dapat keluar dan tiba di penginapannya dengan segera setelah penerbangan panjang mereka.

Bandara tidak hanya mengenai daya tampung terminal tapi juga optimalisasi landasan pacu, pergerakan kendaraan di dalam kawasan dan lainnya, di mana semuanya saling berhubungan dan bergantung satu sama lain. 

Oleh karena itu peningkatan kapasitas sepertinya tidak bisa selamanya hanya pada peningkatan daya tampung terminal ataupun perluasan area terminal yang mungkin justru akan mengambil lahan untuk pergerakan kendaraan.

Jika memang urgensinya adalah pembangunan bandara baru maka perlu dipikirkan kembali, jangan sampai kita anti pembangunan bandara dengan tidak memperhatikan kenyamanan para wisatawan yang merupakan sumber manfaat ekonomi terbesar bagi Bali.

Salam Aviasi.

Sumber dan Referensi:

  • kompas.com/properti/read/2022/01/06/210000621/daftar-lengkap-10-bandara-terbesar-di-indonesia-ii
  • portal.dephub.go.id/post/read/kualitas-infrastruktur-transportasi-di-bali-terus-ditingkatkan
  • ekonomi.bisnis.com/read/20230118/98/1619516/sebentar-lagi-kapasitas-bandara-ngurah-rai-bakal-penuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun