Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mendefinisikan Ulang Over Capacity dari Bandara DPS

20 Oktober 2023   06:21 Diperbarui: 20 Oktober 2023   10:00 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. (Dok Angkasa Pura 1 via Kompas.com)

Semakin padat lalu lintas pesawat yang semakin padat pula lalu lintas kendaraan di dalam kawasan bandara terlebih bila semua pesawat yang tiba tidak hanya berdekatan waktunya saja tapi juga ketika semua pesawatnya adalah pesawat berbadan lebar yang mengangkut lebih banyak penumpang.

Namun bagaimana jika pesawat-pesawat yang tiba adalah pesawat berbadan sedang, mengapa kepadatan tetap terjadi seperti yang penulis alami?

Jawabnya adalah efek delay dari beberapa maskapai yang tiba, ilustrasinya seperti ini, pesawat yang ditumpangi oleh keponakan penulis adalah pesawat berbadan sedang dari maskapai LCC asal Vietnam, pesawat ini bila tiba on schedule maka akan ada jeda waktu yang cukup bagi kru darat untuk memproses kedatangan antar pesawat terutama penurunan bagasi dari pesawat.

Namun karena terjadi delay dan kemudian jadwal kedatangannya berdekatan dengan pesawat-pesawat lain yang tepat waktu maka kepadatan arus penumpang yang turun pun jadi menumpuk.

Hal lain yang menambah keparahannya adalah tidak adanya petugas atau pengaturan pada gedung parkir khususnya di terminal internasional, di mana banyak penumpang yang menunggu mobil jemputannya serta memindahkan bawaannya ke mobil, ini membuat kendaraan lain yang hendak keluar parkir terhenti alias tidak bergerak sama sekali untuk beberapa menit menunggu kendaraan di depannya.

Jika kita melihat di bandara CGK yang areanya sangat luas, tidak jarang terjadi kepadatan lalu lintas darat mulai dari area parkir hingga di pintu keluar bandara, ini karena frekuensi penerbangannya serta jenis pesawatnya yang berbadan lebar cukup banyak.

Selain itu bandara CGK memiliki 3 terminal di area yang cukup luas sedangkan bandara DPS hanya memiliki 2 terminal yaitu terminal domestik dan internasional, jika kita ingin bandingkan bandara DPS maka ada baiknya jika kita melihat bandara lainnya yang dengan dua terminal.

Bandara Juanda SUB misalnya, bandara ini juga memiliki dua terminal namun luas kawasannya 477 hektar jauh lebih luas dari bandara DPS yang hanya 296 hektar (sumber: kompas.com), jika kedua bandara ini sama sama memiliki tingkat kepadatan pergerakan pesawatnya maka pada kepadatan pergerakan kendaraannya akan jauh berbeda.

Apakah ini dapat dijadikan indikator bahwa bandara DPS sudah over capacity? 

Jawabannya sepertinya adalah "belum" karena indikator over capacity dilihat dari kapasitas terminal di mana bandara DPS memiliki kapasitas hingga 23 juta -- dan berdasarkan trafik hingga akhir tahun 2022 mencapai 12 juta penumpang.

Bagaimana bila prediksi ataupun target jumlah penumpang tahun 2023 ini dipatok pada 20 juta penumpang? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun