Project ATTOL ini bukan dilakukan pada sistem Unmanned Aircraft System (UAS) dalam melakukan autonomous flight melainkan pada pesawat penumpang dan kargo komersial (commercial aircraft).
Penerapan pada Pesawat penumpang dan kargo.
Apabila kelak sistem otomasi ini diterapkan pada rute rute penerbangan komersial maka keadaan darurat dimana kedua pilot tidak dalam keadan memungkinkan untuk mengendalikan pesawat, Â mengalihkan penerbangan dan mendaratkan pesawat ke sebuah bandara dapat menjadi solusi.
Namun jika penerapan sistem ini kelak juga akan membuka kemungkinan adanya inovasi lanjutannya yaitu penerapan otomasi pada seluruh fase penerbangan mulai dari takeoff, cruising hingga mendarat, maka ada tahapan tahapan serta banyak pertimbangan yang harus dilalui terutama yang menyangkut keselamatan penerbangan.
Keberadaan dua orang pilot dalam kokpit akan membagi tugas diantara mereka dalam semua fase penerbangan termasuk menghadapi gangguan pada sistem pesawat dan keadaan darurat.
Ilustrasinya seperti ini, ketika ada gangguan pada sistem pesawat, kapten pilot sebagai Pilot in Command bisa fokus pada kendali pesawat dengan mengawasi segala indikasi pada instrumen pesawat seperti kecepatan dan ketinggian, sedangkan first officer berusaha mencari petunjuk pada panduan pemecah masalah (trouble-shooting) pesawat.
Situasi dan kondisi dalam penerbangan juga dapat berkembang dalam waktu yang cepat yang tentunya membutuhkan penanganan pada setiap perkembangan situasi, dalam hal ini kewaspadaan terhadap situasi (situational awarness) dituntut dari kedua pilot.
Apakah otomasi dapat melakukan multi-tasking dan kewaspadaan situasi secara bersamaan serta bereaksi dan responsif pada setiap situasi dan kondisi yang dapat berkembang pada setiap waktu selama penerbangan ?
Mungkin jawabannya kelak bisa iya ketika semua badan penerbangan diseluruh dunia menyatakan bahwa sistem otomasi ini laik diterapkan pada penerbangan penumpang.
Namun apakah pengakuan dari badan penerbangan juga dapat menumbuhkan tingkat keyakinan dari para pelaku perjalanan akan keselamatan penerbangan ?
Juga apakah pesawat akan tetap merupakan satu kesatuan sistem dengan (harus) adanya interaksi antara manusia dan mesin serta sistem elektroniknya dimana pada akhir hari, manusia lah yang mengambil alih kendali pesawat karena hanya manusia yang memiliki pemikiran dan nalar (sense) yang alami bukan buatan ?.