Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memaknai Laba Maskapai Pembawa Bendera dan Harapannya

3 Juni 2023   16:59 Diperbarui: 3 Juni 2023   17:39 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Hari ini saya terkesima dengan ulasan kompas.com mengenai berita yang dimuatnya mengenai laba Garuda Indonesia sepanjang tahun 2022 sebesar Rp. 57 triliun (Kompas.com 3/7/23).

Pada berita tersebut disebutkan bahwa maskapai flag carrier Indonesia yaitu Garuda Indonesia telah membukukan laba sebesar Rp. 57 triliun disertai klaim dari sang CEO yang menyebutkan laba ini adalah laba terbesar selama perseroan berdiri.

Penulis pun sangat sependapat dengan ulasan Kompas.com tersebut dan ingin memberikan tambahan pada tulisan ini.

Sebagai catatan, Garuda Indonesia.juga menyediakan angkutan haji tahun 2023 dimana pada sebelumnya diberitakan bahwa Garuda Indonesia hanya menetapkan keuntungan sebesar 2.5% yang jika dihitung secara kasar dan belum termasuk depresiasi dan pajak berjumlah cukup besar.

Pendapatan.ini akan tergambar pada laporan keuangan tahun 2023 ini nantinya.

Maskapai memang pada dasarnya sebuah perusahaan yang tujuannya adalah memaksimalkan keuntungan, namun performance sebuah perusahaan tidak hanya dilihat dari laba saja melainkan juga melalui rasio rasio keuangan lainnya serta balance sheet.

Laba juga tidak selamanya merupakan laba hasil operasi (operational revenue), tapi juga laba buku seperti pada ulasan kompas.com tersebut, serta yang tidak kalah penting adalah pengaturan kas atau cash management.

Kita semua pasti sudah memahami maskapai adalah perusahaan maskapai dimana pesawat dalam armadanya tidak hanya diperlukan saat pengadaan tetapi juga pada saat peremajaan, sehingga maskapai perlu mengatur kas nya dengan baik untuk pertumbuhannya bukan untuk pertumbuhan 'pihak' diluar lingkaran maskapai.

Sebagai maskapai penerbangan, maskapai juga memiliki tujuan yaitu memenuhi kebutuhan mobilitas serta juga aksesibilitas kepada masyarakat  baik pelaku perjalanan maupun pelaku bisnis yang membutuhkan jasa angkutan barang lewat udara (air freight/cargo)

Sedangkan untuk memenuhinya, maskapai perlu menyediakan kapasitas baik melalui jumlah rute maupun frekuensi penerbangan yang dilakukan.

Kapasitas disini pastinya berdasarkan apa yang terjadi di pasar pastinya, dalam artian kehadiran maskapai dengan kapasitasnya adalah untuk menstabilkan harga bukan menciptakan fluktuasi harga.

Sebagai maskapai pembawa bendera atau flag carrier, maskapai perlu mengembangkan sayapnya dengan perluasan jaringan berupa rute rute penerbangan ke sebanyak mungkin destinasi mancanegara, tidak hanya sekadar mengibarkan bendera di langit nusantara.

Perluasan jaringan ke mancanegara melalui kerjasama dengan maskapai lain (asing) memang positif namun apakah positif juga ketika kita memegang boarding pass dari maskapai kita sendiri saat terbang ke mancanegara ternyata bukan maskapai pembawa bendera kita? 

Kehadiran pesawat super jumbo Airbus A 380 ke Bali beberapa hari yang lalu bagi industri pariwisata kita adalah sangat positif, keadaan akan lebih positif lagi bila maskapai yang membawa wisatawan asing masuk ke Indonesia.adalah maskapai nasional kita sendiri.

Dalam konteks usaha, pendapatan akan lebih maksimum bila pemasukkan dari pembelanjaan wisatawan asing dan juga pemasukkan dari angkutan udaranya.

Mungkin secara performance maskapai sebagai perusahaan akan berdampak positif karena maskapai tidak perlu menyediakan armadanya, namun sebagai maskapai pembawa bendera sepertinya ini tidak dapat dikatakan sepenuhnya sebagai pencapaian.

Kita masih bangga dengan maskapai Garuda Indonesia dan kita masih ingin maskapai ini terus berkembang melebarkan sayapnya ke seluruh dunia, kita tidak hanya membutuhkan angka di buku tapi juga kibaran bendera merah putih di sebanyak mungkin bandara internasional di seluruh dunia.

Kita bangga Garuda Indonesia meruap keuntungan (buku) tetapi kita sebagai warga negara Indonesia dan juga sebagai pengguna jasa transportasi udara mengharapkan yang lebih dari sekadar pencapaian dalam buku.

Kita sebagai pelaku perjalanan udara keluar negeri juga ingat disapa oleh kru kabin dengan bahasa kita sendiri dan dengan senyum khas nusantara.

Atlit atlit nasional kita pasti akan lebih bangga diantar dan dijemput oleh maskapai yang namanya sama dengan apa yang terdapat didalam perjuangan mereka pada kompetisi bertaraf internasional.

Kita ingin tiba dan berangkat dari berbagai bandara internasional dengan maskapai yang terdapat bendera kebanggaan kita, juga bangga dengan maskapai yang mengangkut peserta perhelatan internasional yang diadakan di Indonesia --begitu pula para wisawatan mancanegara nya.

Namun tampaknya tidak sepenuhnya harapan tersebut dapat tercapai, setidaknya bila kita membaca pernyataan Menteri BUMN kita yang menyebutkan bahwa Garuda Indonesia akan berfokus pada penerbangan domestik.

Ada yang menarik dari pernyataan bapak Menteri kita yang mengatakan bahwa berdasarkan database Garuda Indonesia,.prosentase pendapatan dari angkutan udara keluar negeri hanya sebesar 22% dengan perolehan Rp. 300 triliunan (Kompas.com 26/5/23).

Bukankah figur ini lebih tepat untuk menggambarkan jumlah rute dan frekuensi penerbangan Garuda Indonesia selama ini yang hanya 22% keluar negeri, sedangkan 78% adalah domestik baik yang dilakukan oleh parent nya yaitu Garuda Indonesia maupun subsidiary nya yaitu Citilink ?

Sedangkan untuk prosentase dari fokus nya tersebut, bila mendekati ke 100% berarti apa makna dari memiliki maskapai pembawa bendera (flag carrier) ?

Laba memang bisa menjadi  salah satu indikator kinerja sebuah perusahaan, namun pada maskapai pembawa bendera, kinerja tidak hanya meliputi laba belaka tapi masih panjang daftarnya baik sebagai perusahaan, penyedia angkutan udara serta sebagai maskapai pembawa bendera.

Salam Aviasi.

Referensi :

  • money.kompas.com/read/2023/06/03/125137926/dirut-garuda-pamer-laba-rp-57-triliun-terbesar-sepanjang-sejarah
  • money.kompas.com/read/2023/05/26/000600726/erick-thohir-minta-garuda-fokus-penerbangan-domestik
  • nasional.kompas.com/read/2023/02/14/20150771/biaya-penerbangan-haji-2023-jadi-rp-327-juta-garuda-mohon-pengertiannya-kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun