Namun tampaknya tidak sepenuhnya harapan tersebut dapat tercapai, setidaknya bila kita membaca pernyataan Menteri BUMN kita yang menyebutkan bahwa Garuda Indonesia akan berfokus pada penerbangan domestik.
Ada yang menarik dari pernyataan bapak Menteri kita yang mengatakan bahwa berdasarkan database Garuda Indonesia,.prosentase pendapatan dari angkutan udara keluar negeri hanya sebesar 22% dengan perolehan Rp. 300 triliunan (Kompas.com 26/5/23).
Bukankah figur ini lebih tepat untuk menggambarkan jumlah rute dan frekuensi penerbangan Garuda Indonesia selama ini yang hanya 22% keluar negeri, sedangkan 78% adalah domestik baik yang dilakukan oleh parent nya yaitu Garuda Indonesia maupun subsidiary nya yaitu Citilink ?
Sedangkan untuk prosentase dari fokus nya tersebut, bila mendekati ke 100% berarti apa makna dari memiliki maskapai pembawa bendera (flag carrier) ?
Laba memang bisa menjadi  salah satu indikator kinerja sebuah perusahaan, namun pada maskapai pembawa bendera, kinerja tidak hanya meliputi laba belaka tapi masih panjang daftarnya baik sebagai perusahaan, penyedia angkutan udara serta sebagai maskapai pembawa bendera.
Salam Aviasi.
Referensi :
- money.kompas.com/read/2023/06/03/125137926/dirut-garuda-pamer-laba-rp-57-triliun-terbesar-sepanjang-sejarah
- money.kompas.com/read/2023/05/26/000600726/erick-thohir-minta-garuda-fokus-penerbangan-domestik
- nasional.kompas.com/read/2023/02/14/20150771/biaya-penerbangan-haji-2023-jadi-rp-327-juta-garuda-mohon-pengertiannya-kami
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI