Boeing nampaknya masih berada di bawah bayang bayang dua kecelakaan maut B-737 MAX 8 setelah baru baru ini hakim pengadilan Texas mengabulkan tuntutan dari keluarga para korban untuk membatalkan perjanjian antara Boeing dan Departemen Kehakiman Amerika (DOJ) pada tanggal 6 Januari 2021 yang lalu.
Perjanjian tersebut berupa Deferred Prosecution Agreement berupa penangguhan penuntutan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak DOJ dan harus dipenuhi oleh Boeing dalam periode waktu yang ditetapkan.
Deferred Prosecution Agreement menurut situs arenahukum Unvirsitas Brawijaya adalah penuntutan yang ditangguhkan di luar pengadilan  -- sebagai bentuk alternatif penyelesaian dalam pertanggungjawaban pidana korporasi, karena jangan sampai  tuntutan hukum terhadap korporasi mengakibatkan kepailitan pada korporasi dimana beberapa negara menerapkan ini.
Pada perjanjian tersebut Boeing bersedia membayar USD 2,5 milyar yang mencakup USD 1,77 milyar kepada operator pengguna B-737 MAX, USD 243,6 juta sebagai penalti dan USD 500 juta kepada keluarga para korban
Akan tetapi salah satu pengacara yang mewakili keluarga korban meminta pengadilan untuk membatalkan perjanjian tersebut dengan dasar perjanjian tersebut melanggar hak dari keluarga para korban.
Pengadilan federal Texas kemudian mengabulkan tuntutan dari pengacara para korban dan memerintakan perwakilan dari pihak Boeing untuk hadir dalam persidangan tanggal 26 Januari 2023 nanti.
Pada dokumen yang diserahkan kepada Department of Justice AS pada perjanjian tersebut menyebutkan bahwa.pihak Boeing yang dalam hal ini adalah Flight Technical Pilots dari B-737 MAX telah mengelabuhi pihak divisi dari FAA yaitu AEG atau Aircraft Evaluation Group mengenai pentingnya fitur Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pada sistem kontrol pesawat B-737 MAX sehingga panduan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh operator Maskapai di Amerika tidak tersedia.
Kedua Flight Technical Pilots sejak tahun 2016 telah mengetahui akan pentingnya fitur MCAS terhadap sistem kontrol pesawat namun keduanya tidak menginformasikan kepada divisi AEG dari Federation Aviation Administration atau FAA.
Pada proses evaluasi pihak AEG terhadap B-737 MAX, mereka seharusnya dspat memberikan panduan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh para pilot B-737 terutama pada perubahan perubahan dari generasi B-737 sebelumnya yaitu Next Generation (NG).
Namun karena informasi mengenai MCAS tidak disampaikan oleh pihak Boeing maka dalam laporan AEG berupa ' Flight Standardization Board Report" yang diterbitkan pada Juli 2017 dan sekaligus menghasilkan sertifikasi B-737 MAX tidak menyediakan informasi tetang panduan dan pelatihan yang dibutuhkan.