Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Pihak Boeing Diperintahkan Hadir di Pengadilan

22 Januari 2023   16:16 Diperbarui: 22 Januari 2023   16:23 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Boeing (foto: Boeing.com via Twitter)

Boeing nampaknya masih berada di bawah bayang bayang dua kecelakaan maut B-737 MAX 8 setelah baru baru ini hakim pengadilan Texas mengabulkan tuntutan dari keluarga para korban untuk membatalkan perjanjian antara Boeing dan Departemen Kehakiman Amerika (DOJ) pada tanggal 6 Januari 2021 yang lalu.

Perjanjian tersebut berupa Deferred Prosecution Agreement berupa penangguhan penuntutan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak DOJ dan harus dipenuhi oleh Boeing dalam periode waktu yang ditetapkan.

Deferred Prosecution Agreement menurut situs arenahukum Unvirsitas Brawijaya adalah penuntutan yang ditangguhkan di luar pengadilan  -- sebagai bentuk alternatif penyelesaian dalam pertanggungjawaban pidana korporasi, karena jangan sampai  tuntutan hukum terhadap korporasi mengakibatkan kepailitan pada korporasi dimana beberapa negara menerapkan ini.

Pada perjanjian tersebut Boeing bersedia membayar USD 2,5 milyar yang mencakup USD 1,77 milyar kepada operator pengguna B-737 MAX, USD 243,6 juta sebagai penalti dan USD 500 juta kepada keluarga para korban

Akan tetapi salah satu pengacara yang mewakili keluarga korban meminta pengadilan untuk membatalkan perjanjian tersebut dengan dasar perjanjian tersebut melanggar hak dari keluarga para korban.

Pengadilan federal Texas kemudian mengabulkan tuntutan dari pengacara para korban dan memerintakan perwakilan dari pihak Boeing untuk hadir dalam persidangan tanggal 26 Januari 2023 nanti.

Pada dokumen yang diserahkan kepada Department of Justice AS pada perjanjian tersebut menyebutkan bahwa.pihak Boeing yang dalam hal ini adalah Flight Technical Pilots dari B-737 MAX telah mengelabuhi pihak divisi dari FAA yaitu AEG atau Aircraft Evaluation Group mengenai pentingnya fitur Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pada sistem kontrol pesawat B-737 MAX sehingga panduan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh operator Maskapai di Amerika tidak tersedia.

Kedua Flight Technical Pilots sejak tahun 2016 telah mengetahui akan pentingnya fitur MCAS terhadap sistem kontrol pesawat namun keduanya tidak menginformasikan kepada divisi AEG dari Federation Aviation Administration atau FAA.

Pada proses evaluasi pihak AEG terhadap B-737 MAX, mereka seharusnya dspat memberikan panduan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh para pilot B-737 terutama pada perubahan perubahan dari generasi B-737 sebelumnya yaitu Next Generation (NG).

Namun karena informasi mengenai MCAS tidak disampaikan oleh pihak Boeing maka dalam laporan AEG berupa ' Flight Standardization Board Report" yang diterbitkan pada Juli 2017 dan sekaligus menghasilkan sertifikasi B-737 MAX tidak menyediakan informasi tetang panduan dan pelatihan yang dibutuhkan.

Hasil investigasi dari dua kecelakaan maut Lion JT 610 dan Ethiopian Airways ET 302 sama sama menghubungkannya dengan MCAS yang hanya berdasarkan dari satu sensor Angle of Attack sehingga bila terjadi gangguan pada sensor tersebut dapat mengaktifkan MCAS yang kemudian akan menyesuaikan posisi hidung pesawat ke arah bawah untuk mengurangi Angle of Attack pesawat.

Namun demikian masih ada beberapa faktor baik yang terkait dengan MCAS sendiri maupun lainnya yang terdapat pada laporan investigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT yang kemudian memberikan rekomendasi kepada pihak pihak yang terkait mulai dari operator pesawat, pemeliharaan hingga pabrikan pesawat.

Boeing sendiri sudah melakukan pembenahan pada MCAS dengan memasang sensor tambahan menjadi dua sensor dimana MCAS tidak akan teraktivitasi tanpa adanya data pendukung dari kedua sensor tersebut.

Pihak perwakilan Boeing hingga kini belum memberikan tanggapan mengenai perkembangan ini maupun juga kesediaannya hadir di pengadilan nanti pada tanggal 26 Januari 2023.

Referensi :

  • justice.gov/opa/pr/boeing-charged-737-max-fraud-conspiracy-and-agrees-pay-over-25-billion
  • knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_aviation/baru/2018/PK-LQP%20Final%20Report.pdf
  • ainonline.com/aviation-news/air-transport/2023-01-20/boeing-face-criminal-charges-related-max-crashes
  • aviationtoday.com/2019/10/28/lion-air-737-max-final-accident-report-cites-aoa-sensor-mcas-as-contributing-factors/
  • qz.com/1574441/a-warning-signal-that-could-have-prevented-the-lion-air-crash-was-optional
  • arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena/article/view/990#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun