Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kehidupan Off-Grid : Antara Kebutuhan Dasar Hidup dan Amenitas

11 Januari 2023   22:34 Diperbarui: 12 Januari 2023   05:51 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Electricity Grid (foto: pixabay.com)

Ada berita yang menjadi viral mengenai saudara kita yang harus merawat sang ibu di sebuah rumah tanpa listrik selama bertahun tahun, ini merupakan sebuah kejadian dan tragedi dalam kehidupan seseorang yang membuat kita semua sedih serta menyentuh jiwa.

Meskipun ini merupakan contoh dari sebuah keadaan dan kondisi  yang kita semua tidak inginkan terjadi pada diri kita, akan tetapi tidak ada salahnya bila timbul pertanyaan dalam diri kita, bagaimana jika hal tersebut terjadi pada kehidupan kita?.

Mungkin ada yang kemudian berkata dengan mudah mudah an tidak terjadi dalam hidup kita, akan tetapi kita sebagai manusia hanya bisa berharap dan berusaha serta  tidak bisa melawan kehendak sang  Pencipta.
 ***
Apa yang terjadi pada kisah di berita tersebut adalah kehidupan dalam keadaan off-grid yang menurut kamus berarti "without using or depending on public utilities especially electricity" atau tidak menggunakan atau menggantungkan pada utilitas publik terutama listrik.

Bagaimana keadaan off-grid itu pada setiap kehidupan sehari hari manusia yang berbeda beda dalan segala hal ? Bagaimana pula masing masing individu yang karena keadaan harus hidup dalam keadaan off-grid?

Kita hidup di perkotaan dengan hiruk pikuk aktivitas para penduduknya dengan segala fasilitas yang mendukung semua aktivitas kita (amenitas) yang bisa berupa benda maupun layanan seperti listrik, air dan gas (utilities), tanpa itu kita hanya disisakan dengan pemenuhan kebutuhan dasar hidup kita.

Apa saja kebutuhan dasar hidup ?

Kebutuhan dasar kehidupan adalah sandang (pakaian), pangan (makan dan minum) dan papan (shelter), sedangkan NASA menyebut makan dan minum, udara dan shelter adalah kebutuhan dasar untuk bertahan hidup.

Ini berarti kita hanya menjalani kehidupan untuk bertahan hidup saja karena kita tidak memiliki amenitas yang kita butuhkan untuk melakukan aktivitas lain serta untuk meningkatkan kualitas hidup kita.

Dan secara sadar kita akan mengenali keberadaan kita dimana kita sedang menjalani kehidupan tanpa layanan utilities terutama listrik (off-grid) karena kita terputus dari jaringan listrik (electricity grid).

Dapatkah kita hidup hanya dengan kebutuhan dasar tanpa ada amenitas ?


Dalam kejadian di berita tersebut bisa kita simpulkan bahwa itu memungkinkan akan tetapi apakah kita benar benar  bisa menjalani kehidupan di sebuah komunitas dalam keadaan off-grid  setiap periode waktu dan juga selamanya ?

Kehidupan perkotaan bisa membuat amenitas menciptakan necessity atau desakan yang membuat perbedaan antara pemenuhan kebutuhan dasar dengan amenitas menjadi semakin tipis.

Sebagai ilustrasinya seperti ini, bagi beberapa dari kita yang terbiasa hidup tanpa pendingin ruangan, maka keberadaan pendingin ruangan bukan merupakan kebutuhan dasar sehari hari, namun bagi yang bekerja di dalam gedung bertingkat di perkotaan pendngin ruangan sudah menjadi bagian tak terpisahkan.

Sedangkan pendingin ruangan memerlukan listrik untuk dapat bekerja, sedangkan listrik tidak hanya untuk pendingin ruangan saja tetapi juga untuk menghidupkan lampu untuk kita jadikan penerangan khususnya di malam hari.

Dari hanya satu ilustrasi ini saja satu amenitas sudah menciptakan necessity, sebagai salah satu yang terdesak dan diperlukan ketersediaannya untuk kita beraktivitas serta menjadi tambahan keperluan kehidupan yang tak terpisahkan dengan aktivitas kita.

Sedangkan bagi yang sudah terbiasa tanpa listrik  seperti pedalaman dan daerah terpencil, listrik bukan menjadi amenitas maupun necessity (desakan).

Mereka bisa duduk di teras rumah untuk mensapatkan tambahan cahaya yang disediakan oleh matahari untuk kegiaatan baca dan tulis.

Mereka mengkonsumsi makanan yang segar dari kebun berupa sayur dan buah serta ikan segar dari air tawar ataupun air laut tanpa tersimpan sebelumnya di kulkas dan memasaknya dengan bahan yang disediakan oleh alam yaitu kayu bakar.

Sedangkan bagi saudara saudara kita yang daerahnya terkena musibah bencana alam dimana keadaan membuat mereka perlu melakukan penyesuaian secara tiba tiba menjadi tersambung jaringan listrik menjadi terputus.

Pergeseran tiba tiba ini dapat menimbulkan frustrasi dan depresi bila berlangsung lama terlebih ketika pemenuhan kehidupan dasar mereka terganggu yaitu papan dan sandang.

Keadaan off-grid juga tidak selamanya menunjukan keadaan dimana kita tidak mendapat layanan utilitas publik utamanya listrik, bisa juga berarti kita menjalani hidup dengan listrik tenaga surya seperti yang dilakukan oleh beberapa pulau yang menjadikan pulau tersebut sebagai destinasi wisata serta private island.

Disini kita melatih diri kita untuk menggunakan energi dengan tidak berlebihan, kita sebenarnya bisa mendapatkan pencahayaan dari sinar matahari saat hari masih terang.

Namun demikian, baik makna dan cara kita menghadapinya, keadaan off-grid bisa berbeda beda, sedangkan cara kita menghadapinya melibatkan ego dan emosi masing masing individu yang sangat mudah terpengaruh dengan keadaan yang kita hadapi.

Pada satu kehidupan , keadaan off-grid bisa menbuat kita menggantungkan kebutuhan dasar kita pada alam di bumi yang menurut NASA mencakup makanan, minuman, udara dan shelter (tempat berteduh/menetap).

Sedangkan pada kehidupan lainnya dimana tuntutan kehidupan selalu meningkat, ketidakadaan amenitas berupa utilitas publik dapat menghambat segala aktivitas kita,  dan membuat kita hanya untuk bertahan hidup serta hanya berpikir untuk memenuhi kebutuhan dasar tanpa memikirkan necessity yang dapat timbul pada pada setiap fase dan setiap waktu dalam perjalanan hidup.

Namun dari semua ini serta pada dasarnya , kehidupan masa kini dimana pun kita berada, listrik sudah (seharusnya) menjadi necessity bagi semua orang, dan terlebih jika di perkotaan dimana semua amenitas dapat menjadi necessecity atau desakan.

Hidup dalam keadaan off-grid di perkotaan bisa dkatakan  against all odds, penuh dengan rintangan dan dengan cara yang jauh berbeda dari lainnya.

Kehidupan Off-grid di perkotaan tidak selamanya juga memutuskan hubungan kita dengan individu lainnya disekitar kita jika hubungan dengan para tetangga sekitar sudah terjalin dengan baik.

Hidup dalam keadaan off-grid bisa melambangkan sebuah semangat kehidupan, dimana semangat muncul ketika manusia dihadapi cobaan,  semangat bisa menjadikan manusia melakukan apa saja, melalui apa saja serta meraih apa saja.

Determination dan persistency memang dapat mengantarkan kita kepada tujuan yang kita inginkan, akan tetapi dibutuhkan semangat ketika kita usai rehat ataupun menghadapi rintangan.

Referensi :

  • nasa.gov/pdf/162514main_Human_Needs.pdf
  • en.wikipedia.org/wiki/Basic_needs

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun