Prototype ini akan digunakan untuk melakukan serangkaian tes terhadap performance pesawat baik dari sisi mekanis nya maupun struktural nya.
Serangkaian tes ini akan menempatkan pesawat dalam beberapa skenario terburuk misalnya cuaca buruk, mendarat di landasan tergenang air hingga keadaan stall di udara dan terbang melintasi samudera.
Tujuannya adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi desain pesawat tersebut, bagaimana mesin dan komponen elektronik lainnya berfungsi serta seberapa kuat struktur pesawat dapat menghadapi segala kondisi penerbangan.
Jika menggunakan kata sehari hari maka bisa dikatakan prototype di "ubek ubek" dalam artian positif yaitu untuk memastikan bahwa pesawat yang akan diproduksi dapat memberikan tingkat keselanatan yang tinggi.
Setelah seluruh rangkaian tes selesai maka otoritas penerbangan sipil sebagai badan yang mengeluarkan sertifikat kelaikan udara akan menentukan lulus tidaknya prototype ini pada proses sertifikasi tersebut, namun biasanya selama rangkaian tes tersebut berjalan lancar tanpa ada gangguan yang signifikan maka sertifikat akan diterbitkan.
Setelah itu maka pabrikan bisa memulai untuk memproses semua pemesanan dari para maskapai dengan mempercantik pesawat dengan cat dan corak luar dan dalam sssuai dengan permintaan.
Ketika maskapai yang pertama menerbangkan pesawat maka saat itulah pesawat di perkenalkan atau "Introduction".
Setiap pesawat yang diproduksi kemudian diberikan penanda berupa manufacture serial number atau disingkat "MSN" berdasarkan urutan pada fase konstruksi dan perakitan.
Referensi :
- skytough.com/post/how-planes-are-built
- oxfordsaudia.com/en/blog/aircraft-construction-how-are-airplanes-made/
- boomsupersonic.com/flyby/post/what-is-an-aircraft-rollout
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H