Walau demikian, penambahan dan perluasan konektivitas bisa dilakukan tanpa menjadikannya bandara transit dengan mengundang lebih banyak maskapai asing walau dengan trafik O&D.
Sebagai ilustrasinya adalah bandara Phuket yang juga hanya memiliki satu landasan pacu sama seperti Bandara Ngurah Rai dimana pada tahun 2019Â menerima kedatangan turis mancanegara sebanyak 10,666,178 orang dan turis domestik sebanyak 7,452,262 orang dengan lebih dari 10 maskapai asing melayani rute O&D dimana turis China masih terbanyak dalam jumlah atau sekitar 30% dari total jumlah turis mancanegara.
Lokasi geografis mungkin bisa menjadi faktor utama jika melihat Phuket yang lebih dekat ke China ataupun Eropa dengan memungkinkannya maskapai melakukan penerbangan non stop, akan tetapi faktor lokasi Bali dengan melihat potensinya bukanlah faktor utama.
Kita masih memiliki banyak pilihan dan usaha yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian maskapai asing ke Bali seperti pemberian insentif berupa diskon atau juga pembebasan biaya jasa bandara untuk beberapa peride waktu, misalnya satu bulan.
Kesimpulannya adalah masih banyak potensi kedatangan turis mancanegara ke Bali melalui bandar udara, juga tidak seharusnya kita terus hanya mengandalkan kedatangan turis dari negara negara yang sudah ada seperti Australia, China, India dan lainnya terlebih negara negara di dunia termasuk Australia masih dalam tahap pemulihan pada perekonomian mereka setelah pandemi.
Kenaikkan atau lonjakan jumlah kedatangan turis mancanegara di tahun 2022 tidak semerta merta merupakan lonjakan jumlah turis secara umum namun lebih kepada signal reaktiviasi kegiatan pariwisata dunia sehingga perbandingan pada jumlah merujuk pada statistik sebelum Pandemi  yaitu tahun 2019 dan sebelumnya.
Maskapai hanya akan melayani rute penerbangan ke sebuah bandara karena adanya permintaan kursi yang cukup untuk menghasilkan pendapatan operasional maskapai sehingga untuk mendatangkan banyak maskapai diperlukan juga penciptaan permintaan kursi yang diperlukan maskapai untuk menciptakan rute penerbangan.
Sehingga promosi pariwisata juga dibutuhkan lebih gencar lagi ke negara negara lainnya, tidak saja ke negara negara yang sudah menjadi penyumbang wisatawan.
Meningkatkan jumlah kedatangan turis mancanegara melalui bandara bisa dilakukan dengan menjadikannya sebagai bandara transit dan juga hanya sebagai bandara O&D seperti yang diterapkan selama ini hanya saja perlu dilakukan antisipasi terhadap pertumbuhan kedatangan turis mancanegara di masa mendatang.
Penambahan bandara kedua di Bali bisa dijadikan antisipasi tersebut dengan misalnya memecah trafik internasional dan domestik di dua bandara misalnya bandara baru untuk internasional dan Ngurah Rai untuk domestik dan penerbangan VIP/VVIP.
Hal ini mengingat turis domestik masih menjadi penyumbang wisatawan terbanyak saat ini dan dengan pertumbuhannya dimasa mendatang serta seringnya Bali dijadikan venue perhelatan Internasional dimana lahan parkir pesawat VIP/VVIP menjadi perhatian.