Pesawat tempur F-22 Raptor merupakan pesawat tempur generasi kelima pertama didunia dengan berbagai fitur yang benar benar mempresentasikan teknologi terkini sehngga tak mengherankan jika baik harga per unitnya yang mencapai USD 150 milyar dan biaya pengoperasiannya per jam yaitu USD 68.262.
Pesawat ini lahir dari program Angkatan Udara Amerika USAF pada tahun 1981-1985 yang disebut Adavanced Tactical Figther (ATF) dengan dua latar belakang.
Kemunculan pesawat Sukhoi SU-27 dan Mikoyan MIG 35 oleh Soviet menjadi latar belakang program ini karena itu USAF membutuhkan pesawat tempur yang dapat mengimbangi Soviet.
Latar belakang kedua adalah USAF ingin mencari pengganti pesawat tempur F-15 Eagle dan F-16 Falcon yang sudah tentu dimaksudkan untuk mengimbangi kedua pesawat tempur Soviet tersebut.
Pada tanggal 31 Oktober 1986 program berakhir dengan Request for Proposal (RFP) yang memilih empat kontraktor yang terlibat yaitu Lockheed Martin dengan Boeing serta Northorp Grumman dengan Mcdonnel Douglas sedangakan untuk  engine terdapat dua kontraktor ada Pratt & Whitney yang bersaing dengan General Electric.
Lockheed Martin dan Boeing membangun prototipe YF-22 sedangkan Northtop Grumman dan Mcdonnel Douglas membangun YF-23 sedangkan pada mesin Pratt & Whitney membangun mesin YF-119 sedangkan General Electric membangun mesin YF-120.
Pada akhirnya USAF menjatuhkan pilihannya pada desain YF-22 sedangkan untuk mesin dipilih mesin dari Pratt & Whitney YF-119 pada tanggal 23 April 1991.
Beberapa.pihak mengatakan bahwa YF-23 memiliki teknologi siluman yang lebih dari YF-22 Â sehingga banyak pihak yang menilai keputusan akhir ini dipengaruhi secara poltik dimana pemicunya adalah permasalahan yang terjadi pada pengembangan pesawat pembom B-2 Spirit oleh Northtop Grumman terutama pada biaya pengembangan yang terus meroket.
Setelah melalui serangkaian tes pada prototipe dan tahap produksi pesawat ini kemudian masuk ke inventory Angkatan Udara Amerika pada tanggal 15 Desember 2005 diberi nama F-22 Raptor.
Beberapa keunggulan dari pesawat ini adalah kecepatan yang bisa mencapai Mach 1,82 atau  2.247 km/jam dan bila dengan afterburner kecepatannya bisa lebih dari Mach 2, selain itu pesawat dilengkapi dengan teknologi thrust vectoring yang membuat tingkat manuver nya lebih tinggi atau lincah dari pesawat tempur lainya.
Pada umumnya pesawat menggunakan aileron dan elevator untuk melakukan manuver, dengan tambahan bantuan thrust ( daya dorong) dari engine yang dapat digerakan sesuai dengan manuver yang dilakukan maka menghasilkan manuver yang dilakukan dapat lebih lincah (agile) dimana kelincahan dalam bermanuver sangat penting dalam dogfight.
Selain pesawat F-22, pesawat Sukhoi SU-35 juga dilengkapi fitur thrust vectoring ini.
Tidak bisa dijual
Pesawat F-22 Raptor hanya dapat dimiliki oleh Amerika Serikat sebagai negara yang memprodiksi pesawat ini, Kongres Amerika melarang penjualan ke negara lain dan bahkan juga ke negara negara sahabat dan anggota aliansi Amerika.
Alasan dari pelarangan ini karena adanya beberapa fitur dan teknologi siluman pada F-22 yang secara spesifik tidak dirinci karena fitur dan teknologi siluman F-22 sudah diketahui oleh banyak pihak sehingga bila ada yang patut untuk dilindungi maka ada fitur dan teknologi pada pesawat ini yang tidak dipublikasikan.
Beberapa fitur yang sudah diketahui publik diantaranya sistem komunikasi pilot yang voiceless atau tidak menggunakan suara untuk menghindari sadapan dari pihak lawan serta teknologi pada Radar Cross Section yang canggih dan memancarkan refleksi pesawat pada radar yang akan membuat F-22 tampak sangat kecil sehingga tidak terdeteksi sebagai pesawat tempur.
Head-to-Head F-22 dan F-35
Keduanya sama sama pesawat tempur generasi kelima serta didesain untuk saling melengkapi pada pertempuran dengan cara menguasai ruang udara serta dengan mengeliminasi segala ancaman baik yang terbang di udara maupun yang diluncurkan dari darat .
Hal ini dapat kita lihat dari sejarah AU Amerika yang memiliki dua pesawat tempur unggulan pada generasi keempat yaitu F-15 dan F-16 maka keberadaan F-22 dan F-35 adalah sama dengan terdahulunya yaitu saling melengkapi.
Keberadaan kedua pesawat yang saling melengkapi ini bisa menghasilkan output yang maksimal yaitu menguasai pertempuran udara serta menghancurkan ancaman didarat baik itu berupa instalasi militer yang penting seperti depo dan pangkalan militer juga menhancurkan sumber ancaman dari darat ke udara seperti SAM (Surface-to-Air Missile).
Dimana sebelumnya F-16 yang merupakan pesawat tempur multi peran mampu bertindak sebagai pesawat pembom taktikal ringan selain  bertempur di udara sedangkan F-15 yang didesain untuk keunggulan udara (air superiority) yang dapat mampu menguasai ruang udara lawan dengan cara mengeliminasi segala sesuatu yang terbang dengan kecepatan dan kelincahannya (manuverability) pada pertempuran udara jarak dekat (dogfight).
Dengan terus ditingkatkan struktur dan sistem pesawat F-15 dengan versi terbarunya F-15 Eagle II dan F-16 Â dengan F-16 V membuat AU Amerika bertambah kekuatannya dengan hadirnya F-22 dan F-35 karena kini mereka memiliki empat pesawat yang saling melengkapi pada generasi yang berbeda yaitu generasi 4+ dan 5.
Singkatnya untuk tujuan keunggulan di udara atau air superiority, AU Amerika kini memiliki F-15 dan F-22 sedangkan untuk pesawat multi peran mereka memiliki F-16 dan F-35.
Pesawat F-22 Tidak Diproduksi Lagi
Produksi pesawat ini dihentikan pada bulan Desember 2011 berdasarkan keputusan Kongres Amerika pada tahun 2009 sehingga pesawat ini hanya diproduksi sebanyak 186 unit +1 prototipe.
Selain itu pula pihak AU Amerika juga telah memutuskan untuk mempensiunkan dini pesawat F-22 ini mulai tahun depan, namun mendapat pertentangan dari Komgres Amerika yang menyarankan untuk mempertahankannya dalam jumlah minimum dan menekankan pada upgrade.
Namun sepertinya AU Amerika tetap pada pendiriannya dan akan mempensiunkan F-22 dari inventory mereka dan mengisinya dengan F-15 Eagle II sambil menunggu kehadiran pesawat tempur generasi keenam pada tahun 2030 nanti yang merupakan hasil program Next Generation Air Dominance  (NGAD).
Pihak AU Amerika ingin membangun pesawat tempur yang merupakan kombinasi dari F-16 sebagai pesawat multi peran dengan F-15 sebagai pesawat superioritas udara, entah bagaimana mereka akan melakukan itu dengan melihat langkah yang ditempuh oleh AU Amerika sejak lahirnya F-15 dan F-16 dengan menghilangkan beberapa jenis pesawat seperti pesawat pembom ringan B-26 dengan memindahkan peran pemboman ringan ke pesawat F-16.
Banyak pihak yang mengatakan pesawat ini sia sia dan menghabiskan dana pajak mulai dari riset hingga biaya operasionalnya, walaupun kedengarannya benar namun pesawat ini terbukti sebagai pesawat yang didesain untuk air superiorty walaupun belum banyak terjun ke peperangan sesungguhnya.
Walau pembuktian hanya pada fakta yang menunjukan tidak ada pesawat tempur yang dapat menyangi pesawat ini setidaknya sampai kemunculan Shenyang J-20 China di tahun 2017 serta J-30 yang diklaim sebagai pesawat tempur generasi kelima namun masih dalam tahap pengembangan.
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H