Namun jangan salah dalam memahami konsep satu pilot ini dulu dengan hanya gambaran dan dengan nama konsepnya, karena pada konsep ini sebenarnya terdapat pengganti pilot yang dihilangkan dari sistem two-man cokpit dengan beberapa cara alternatif yang sedang dalam tahap penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh NASA.
Beberapa cara alternatif tersebut adalah :
1. Meningkatkan otomasi pada kokpit sebagai pengganti dari pilot yang dihilangkan sehingga dapat membantu pilot yang hanya satu di kokpit.
2. Menempatkan pilot di darat yang disebut dengan super dispatcher yang akan memonitor sistem pesawat selama penerbangan dan bahkan dapat menerbangkan pesawat (control) secara penuh jika pilot di kokpit tidak dapat mengontrol pesawat atau  ketika sedang beristirahat.
3. Cara ketiga hampir sama dengan no.2 namun penempatan pilot di darat ada di bandara bandara tertentu yang disebut sebagai harbor pilot dimana pilot tersebut dapat memberikan bantuan kepada beberapa pesawat yang akan lepas landas dan mendarat dalam satu periode waktu.
NASA telah melakukan percobaan pada cara 2 dan 3 dalam beberapa kali simulasi yang hasilnya terdapat peningkatan beban kerja yang harus dipikul oleh pilot di kokpit selain itu tidak adanya kesamaan secara visual antara pilot di kokpit dan di darat seperti pada proses checklist baik itu saat takeoff maupun mendarat yang dalam kenyataan sangat penting, bagaimana jadinya jika antara dua pilot berbeda pendapat dalam membaca instrumen ketinggian pesawat ?
Wacana ini sudah pasti menimbulkan pro-kontra terutama para pengguna angkutan udara yang sama sekali menutup pintu mereka untuk diskusi terhadap wacana ini, hal serupa juga berlaku dikalangan pilot yang tidak yakin akan pemberlakuan satu pilot di kokpit pada penerbangan maskapai berjadwal dengan pertimbangan keselamatan penerbangan.
Bahkan Asosiasi Pilot Maskapai (ALPA) pada makalahnya mengatakan bahwa fitur vital dari keselamatan pada kategori penerbangan penumpang adalah keberadaan dua pilot yang berpengalaman dan terlatih serta satu pilot profesional di kokpit (aturan 3 pilot yang kini berlaku).
Pada makalahnya mereka juga mengatakan bahwa pada saat terjadi gangguan pada sistem pesawat maka dibutuhkan koordinasi antara satu pilot dengan pilot lainnya dikokpit dan bukan antara satu pilot dengan otomasi.
Hasil investigasi dari beberapa kecelakaan pesawat penumpang telah menunjukan bahwa pada saat terjadi gangguan pada sistem pesawat keberadaan dua pilot adakalanya tidak dapat menguasai kontrol pesawat seperti pada pesawat Air France dengan nomor penerbangan AF-447 yang kehilangan kendali  dan jatuh dilaut dan hingga kini puing dan para penumpang dan kru nya belum ditemukan.
Pesawat dengan satu pilot memang sudah kita banyak lihat pada pesawat tempur dan juga pada konsep taksi udara dimasa mendatang namun pada penerbangan penumpang dengan pesawat berbadan lebar merupakan hal berbeda karena menyangkut nyawa dari ratusan penumpangnya.