Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Wacana Satu Pilot pada Penerbangan Penumpang

31 Agustus 2022   16:02 Diperbarui: 31 Agustus 2022   16:06 2900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kokpit (foto:pixabay.com)


Pada penerbangan penumpang umumnya terdapat dua pilot di kokpit dan pada penerbangan jarak jauh ada penambahan satu pilot yang akan menggantikan salah satu pilot yang berisitirahat sehingga terdapat 3 pilot.

Akan tetapi kini ada wacana untuk menerapkan satu pilot saja di penerbangan dan wacana pengurangan satu pilot di penerbangan jarak jauh sehingga hanya akan terdiri dari dua pilot saja selama penerbangan.

Kecelakaan pesawat yang disebabkan karena hanya ada satu pilot di kokpit seperti pada kecelakaan GermanWings nomor penerbangan 9525 justru mengharuskan setidaknya ada dua pilot sepanjang penerbangan, akan tetapi kini beberapa maskapai justru ingin menerapkan satu pilot.

Apa yang mendorong adanya wacana ini ?

Dorongan untuk mewujudkan ini adalah keadaan yang dihadapi oleh industri penerbangan yaitu kekurangan pilot di seluruh dunia yang diprediksi kian memburuk di masa mendatang.

Penambahan gap antara kebutuhan pilot dengan produksi pilot ini membuat kekurangan pilot semakin bertambah dari tahun ke tahun, sebagai gambaran saja bila ada kebutuhan pilot sebanyak 100 pilot dan hanya ada 20 pilot baru di tahun 1 maka jumlah pengurangan pilot adalah 80 pilot.


Pada tahun 2 kebutuhan pilot menjadi 120 pilot tetapi produksi pilot tetap 20 maka ada kekurangan pilot sebanyak 100 pilot.

Maka kekurangan pilot dari tahun 1 ke 2 bertambah yang berarti pula gap antara kebutuhan dan ketersediaan pilot juga bertambah.

Beberapa pihak sudah melakukan studi nya akan hal ini dimana Boeing memprediksi akan terjadi kekurangan pilot sebanyak 600,000 pilot pada dua dekade mendatang.

 Untuk mengantisipasi hal tersebut muncullah wacana di kalangan maskapai berupa penerapan satu pilot di kokpit serta pengurangan satu pilot dari aturan  yang kini berlaku pada penerbangan jarak jauh dengan 3 pilot menjadi hanya dua pilot.

Namun jangan salah dalam memahami konsep satu pilot ini dulu dengan hanya gambaran dan dengan nama konsepnya, karena pada konsep ini sebenarnya terdapat pengganti pilot yang dihilangkan dari sistem two-man cokpit dengan beberapa cara alternatif yang sedang dalam tahap penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh NASA.

Beberapa cara alternatif tersebut adalah :

1. Meningkatkan otomasi pada kokpit sebagai pengganti dari pilot yang dihilangkan sehingga dapat membantu pilot yang hanya satu di kokpit.

2. Menempatkan pilot di darat yang disebut dengan super dispatcher yang akan memonitor sistem pesawat selama penerbangan dan bahkan dapat menerbangkan pesawat (control) secara penuh jika pilot di kokpit tidak dapat mengontrol pesawat atau  ketika sedang beristirahat.

3. Cara ketiga hampir sama dengan no.2 namun penempatan pilot di darat ada di bandara bandara tertentu yang disebut sebagai harbor pilot dimana pilot tersebut dapat memberikan bantuan kepada beberapa pesawat yang akan lepas landas dan mendarat dalam satu periode waktu.

NASA telah melakukan percobaan pada cara 2 dan 3 dalam beberapa kali simulasi yang hasilnya terdapat peningkatan beban kerja yang harus dipikul oleh pilot di kokpit selain itu tidak adanya kesamaan secara visual antara pilot di kokpit dan di darat seperti pada proses checklist baik itu saat takeoff maupun mendarat yang dalam kenyataan sangat penting, bagaimana jadinya jika antara dua pilot berbeda pendapat dalam membaca instrumen ketinggian pesawat ?

Wacana ini sudah pasti menimbulkan pro-kontra terutama para pengguna angkutan udara yang sama sekali menutup pintu mereka untuk diskusi terhadap wacana ini, hal serupa juga berlaku dikalangan pilot yang tidak yakin akan pemberlakuan satu pilot di kokpit pada penerbangan maskapai berjadwal dengan pertimbangan keselamatan penerbangan.

Bahkan Asosiasi Pilot Maskapai (ALPA) pada makalahnya mengatakan bahwa fitur vital dari keselamatan pada kategori penerbangan penumpang adalah keberadaan dua pilot yang berpengalaman dan terlatih serta satu pilot profesional di kokpit (aturan 3 pilot yang kini berlaku).

Pada makalahnya mereka juga mengatakan bahwa pada saat terjadi gangguan pada sistem pesawat maka dibutuhkan koordinasi antara satu pilot dengan pilot lainnya dikokpit dan bukan antara satu pilot dengan otomasi.

Hasil investigasi dari beberapa kecelakaan pesawat penumpang telah menunjukan bahwa pada saat terjadi gangguan pada sistem pesawat keberadaan dua pilot adakalanya tidak dapat menguasai kontrol pesawat seperti pada pesawat Air France dengan nomor penerbangan AF-447 yang kehilangan kendali  dan jatuh dilaut dan hingga kini puing dan para penumpang dan kru nya belum ditemukan.

Pesawat dengan satu pilot memang sudah kita banyak lihat pada pesawat tempur dan juga pada konsep taksi udara dimasa mendatang namun pada penerbangan penumpang dengan pesawat berbadan lebar merupakan hal berbeda karena menyangkut nyawa dari ratusan penumpangnya.

Pengurangan pilot pada aturan 3 pilot.

Dilain sisi, pemikiran untuk pengurangan jumlah kru pilot pada rute penerbangan jarak jauh sudah ada.pada beberapa maskapai didunia seperti Cathay Pacific dan Lufthansa namun hanya Cathay Pacific yang sudah pada tahap uji coba pada pesawat Airbus  A-350 mereka.

Cathay Pacific berharap sudah dapat menerapkan dua pilot pada penerbangan jarak jauh  dan dan bahkan sudah melakukan pembicaraan dengan Badan Penerbangan Eropa EASA akan rencananya tersebut.

Namun uji coba dengan A-350 bukanlah tanpa alasan lainnya terutama dari Airbus yang ingin mendapatkan sertifikasi pada pengoperasian pesawat dengan dua pilot pada penerbangan jarak jauh.

Bagi Airbus, hal ini akan menambah kuat profil pasar pesawat A-350 mereka yang sebelum ini mendapat sertifikasi pada pengoperasian pesawat dengan  'ETOPS lebih dari 180 menit' dimana pesawat mereka A-350 900 mendapat sertifikasi 370 menit ETOPS (Extended-range Twin-engine Operations Performance Standards) yang berarti pesawat ini mampu terbang dengan aman hanya dengan satu mesin selama 370 menit.


Walaupun uji coba tetap berjalan dan maskapai Cathay Pacific akan mulai menerapkan sistem ini pada penerbangan jarak jauh mereka mulai tahun 2025.

Kita tunggu perkembangannya, akan tetapi satu hal yang pasti yaitu walaupun penulis tidak takut terbang namun bila wacana satu pilot diberlakukan di penerbangan penumpang jelas akan membuat penulis jadi ragu dan takut terbang.

Sebagai tambahan dari penulis, penelitian yang dilakukan oleh NASA diatas terutama pada penempatan pilot didarat dan di bandara yang dapat mengendalikan pesawat dari jarak jauh dapat berguna disaat kedua pilot dikokpit mengalami gangguan yang serius seperti pembajakan atau situasi dimana kedua pilot absen atau tidak mampu mengendalikan pesawat akibat gangguan seperti keracunan, kesehatan dan lainnya.

Aturan sterile flight Deck yang tidak membolehkan adanya aktivitas di kokpit selain yang berhubungan dengan penerbangan akan membuat akses ke kokpit sangat terbatas dan dapat mengakibatkan kru kabin tidak menyadari dan mengetahui sedini mungkin akan situasi yang sebenarnya sedang terjadi.

Dengan adanya pilot didarat yang dapat mengendalikan pesawat dapat mengatasi masalah masalah diatas dan mendaratkan pesawat dengan selamat, namun ini pun masih mengandung beberapa resiko lainnya seperti keamanan jaringan yang menghubungkan pilot di darat dan di kokpit.

Referensi :

Satu Dua Tiga Empat Lima Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun