Mohon tunggu...
Koko Dwis
Koko Dwis Mohon Tunggu... Penulis - Guru Les Privat

Hobi: Membaca, Menulis, Memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mitos Atau Fakta MSG Dapat Membuat Anak Menjadi Bodoh?

25 Juni 2024   07:53 Diperbarui: 25 Juni 2024   08:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fakta Menarik Tentang MSG Atau Micin (Freepik, mdjaff)

Sebagian besar dari kita mungkin sangat akrab dengan penyedap rasa bernama monosodium glutamat atau lebih dikenal dengan istilah micin.

Bumbu ini merupakan penyedap rasa yang sering ditambahkan ke berbagai jenis masakan, termasuk hidangan favorit Anda seperti bakso dan mie ayam.

Kata "generasi micin" sering terlihat dalam kolom berita. Banyak orang mengasosiasikan micin alias vetsin alias MSG (Monosodium Glutamat) sebagai penyebab banyak penyakit bahkan kanker.

Apa Itu MSG?
MSG atau Monosodium Glutamat merupakan penambah rasa pada makanan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat.

Biasanya, berbentuk butiran kristal berwarna putih yang dibuat dari ekstrak bahan alami atau tetes tebu yang kemudian melewati proses fermentasi yang begitu ketat demi mendapatkan rasa yang maksimal.

Kandungan Asam glutamat alami sebetulnya dapat ditemukan di banyak bahan makanan seperti rumput laut, batang tebu, tomat, dan beberapa sayuran tertentu.

MSG pada dasarnya berfungsi sebagai penguat rasa sehingga olahan makanan memiliki rasa yang gurih atau umami.

Perbedaan Micin dan Penyedap Rasa.
Micin alias MSG sebenarnya berbeda dengan penyedap rasa.

MSG atau micin ditujukan untuk memperkuat rasa masakan, sedangkan penyedap rasa ditujukan untuk memberikan citarasa pada masakan.

Sebagai contoh, dalam masakan sehari-hari kaldu jamur digunakan sebagai penyedap rasa, namun ketika ditambahkan MSG atau micin maka dapat memperkuat rasa umami dari kaldu jamur tersebut.

Tidak jarang dalam setiap label kemasan produk pangan mencantumkan MSG sebagai penguat rasa dari produk.

Kandungan dan Manfaat MSG
Kandungan zat dalam MSG ada tiga, yaitu asam glutamat 78%, natrium 12%, dan air 10%.

Zat utama adalah asam glutamat, yang merupakan asam amino yang tidak berbeda dengan asam amino yang terkandung dalam makanan alami sehari-hari seperti tomat, keju, dan daging.

Penelitian dan Keamanan MSG.

Penelitian berjudul Pertemuan Konsensus Monosodium Glutamate menyimpulkan bahwa total asupan glutamat dari makanan di negara-negara Eropa pada umumnya stabil, berkisar antara 5-12 gram per hari.

Pada dasarnya penggunaan MSG secara umum dapat dianggap tidak berbahaya bagi keseluruhan populasi tetapi harus dengan takaran secukupnya.

MSG merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang berfngsi sebagai penguat rasa yang paling aman dan diizinkan untuk dikonsumsi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033 Tahun 2012, MSG aman digunakan dalam takaran secukupnya.

Adapun peraturan lain yang membolehkan penggunaan MSG adalah Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No.23 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa.

Inti dari peraturan tersebut adalah bahwa MSG aman dikonsumsi jika masih dalam takaran yang sesuai.

Batas Konsumsi yang Aman.
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menetapkan asupan harian MSG yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 0-120 mg/kg berat badan.

Meskipun MSG digolongkan aman untuk dikonsumsi, kita tetap harus mengatur asupan harian untuk menghindari potensi efek yang merugikan akibat konsumsi MSG yang berlebih.

Oleh karena itu, kita harus bijak dalam memilih dan mengonsumsi makanan, salah satunya dengan cara memperhatikan kandungan MSG di dalam produk makanan agar tidak melebihi asupan harian maksimal MSG.

Proses Pembuatan MSG.
Lalu, dari apa sebenarnya micin ini dibuat?
Dikutip dari Akun Youtube DR OZ dan REKAYASA PRODUKSI 25 Juni 2024  tentang pembuatan MSG.

Bahan dasar pembuatan MSG adalah tetes tebu (molasses) dan tepung tapioka atau tepung singkong.


Setelah tebu dipanen, tebu tersebut akan dibawa ke mesin penggilingan untuk diperas dan diekstrak patinya.

Cairan pekat berwarna hitam yang dihasilkan adalah molasses, hasil dari proses ekstraksi gula dari tebu.

Molasses ini kemudian akan dibawa ke pabrik pembuatan MSG.

Sementara itu, singkong hasil panen petani akan dibawa ke pabrik pembuatan tepung tapioka untuk digiling dan diambil patinya.

Dalam mesin ini, singkong akan dicuci, dikupas, dan dicacah sebelum diolah menjadi pati murni.

Proses Fermentasi

Di pabrik pembuatan MSG, bahan baku ini kemudian menjalani proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme fermentatif yang mengubah gula kompleks menjadi asam glutamat.

Proses fermentasi ini mirip dengan yang digunakan dalam pembuatan produk susu seperti keju dan yogurt, dengan bantuan mikroorganisme Lactobacillus.

Setelah fermentasi, asam glutamat yang dihasilkan akan masuk ke tahap konsentrasi, di mana larutan asam glutamat dipanaskan untuk mengurangi kandungan airnya.

Proses ini menyebabkan uap air naik ke atas tangki, sementara asam glutamat yang masih pekat dipisahkan di bagian bawah tangki.

Kristalisasi dan Pengemasan.

Asam glutamat pekat kemudian dimurnikan dan dinetralkan melalui proses kristalisasi.

Kristal-kristal ini kemudian dipisahkan dan dikeringkan menggunakan mesin pengering suhu tinggi.

Kristalisasi ini menghasilkan butiran halus yang kita kenal sebagai micin.

Proses terakhir adalah penyaringan sentrifugal dari kristal-kristal ini.

Mesin ini menghasilkan butiran halus yang dipisahkan berdasarkan ukuran yang sama, yang kemudian dikemas dalam plastik, botol, atau kemasan lain sebelum siap didistribusikan ke toko-toko terdekat.

Sebagian besar dari kita mungkin sangat akrab dengan penyedap rasa bernama monosodium glutamat atau lebih dikenal dengan istilah micin.

Bumbu ini merupakan penyedap rasa yang sering ditambahkan ke berbagai jenis masakan, termasuk hidangan favorit Anda seperti bakso dan mie ayam.

Berbicara tentang micin, Anda mungkin langsung berpikir tentang zat berbahaya yang bisa menyebabkan penurunan kapasitas otak atau dikenal dengan istilah "bodoh karena micin.

" Namun, kandungan glutamat dalam micin sebenarnya juga terdapat pada bahan makanan lain seperti susu, telur, ayam, ikan, dan jamur.

Glutamat memiliki manfaat bagi metabolisme tubuh dan digunakan sebagai sumber energi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan bahwa MSG adalah bahan penyedap tambahan yang aman digunakan selama tidak melebihi batas ambang konsumsi.

Dengan memahami proses pembuatan dan konsumsi yang aman, kita bisa lebih bijak dalam menggunakan MSG dalam masakan sehari-hari.

MSG tidak hanya menambah cita rasa, tetapi juga dapat digunakan dengan aman jika dikonsumsi dalam batas yang wajar.

Mari bijak dalam memilih dan mengonsumsi makanan agar tetap sehat dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun