Mohon tunggu...
Ahmad Syariful Ahya Dalimunthe
Ahmad Syariful Ahya Dalimunthe Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Orang sigma

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Menyesal Tunda Tugas

24 September 2024   19:48 Diperbarui: 24 September 2024   19:59 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka mulai mengatur jadwal belajar dengan lebih baik, membagi waktu antara belajar, istirahat, dan bersenang-senang. Setiap hari, mereka menetapkan tujuan kecil yang bisa dicapai. Aran merasa lebih percaya diri dan mulai melihat kemajuan dalam belajarnya. Delynn juga memberikan dukungan moral yang sangat berarti. "Kamu bisa melakukannya, Aran! Ingat, setiap langkah kecil itu penting," ujarnya semangat.

Saat mendekati hari pengumpulan tugas, Aran merasa lebih optimis. "Ternyata semua ini tidak sesulit yang aku bayangkan," pikirnya. Dengan semangat baru, ia bertekad untuk menyelesaikan semua tugas dengan baik. Ia merasa lebih mampu menghadapi tantangan yang ada.

Hari pengumpulan tiba. Aran menyerahkan semua tugasnya dengan penuh rasa bangga. Ibu Oniel memandangnya dengan senyuman. "Bagus, Aran! Saya bangga padamu. Ini adalah hasil kerja keras yang nyata." Aran merasa harapannya mulai terwujud. Dia tidak hanya belajar untuk mengerjakan tugas, tetapi juga menemukan arti dari kerja keras dan persahabatan.

Dengan liburan yang sudah di depan mata, Aran merasa siap menghadapi tantangan berikutnya. Ia bertekad untuk tidak lagi merasa tertekan dan tidak akan menghindari tanggung jawab di masa depan. Pengalaman itu mengajarkan Aran banyak hal, dan kini ia merasa lebih kuat dari sebelumnya.

Setelah liburan, Aran dan Delynn melanjutkan persahabatan mereka. Mereka belajar bersama, berbagi pengalaman, dan saling mendukung. Suatu sore, saat mereka berjalan pulang bersama, Delynn berkata, "Aku senang kita bisa saling membantu. Kadang kita butuh dukungan dari teman, kan?"

Aran mengangguk setuju. "Benar. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak ada di sini." Delynn tersenyum. "Kita akan terus bersama, bukan? Kita bisa mengatasi segala tantangan yang ada."

Sejak saat itu, Aran tidak hanya berfokus pada tugas sekolah. Ia mulai menemukan minat lain, seperti menggambar dan menulis. Delynn pun mendukungnya. "Kamu harus ikut lomba menggambar atau menulis! Itu pasti menyenangkan," sarannya.

Aran berpikir sejenak. "Mungkin aku bisa mencobanya. Selama kita saling mendukung, aku rasa aku bisa melakukannya." Delynn bersemangat. "Ayo kita daftar bersama!"

Selama semester berikutnya, Aran dan Delynn aktif berpartisipasi dalam berbagai lomba. Meskipun mereka mengalami kekalahan, mereka tetap saling mendukung dan merayakan setiap pencapaian kecil. Aran belajar bahwa perjalanan adalah hal yang lebih penting daripada hasil akhir. 

Akhirnya, saat hasil lomba diumumkan, Aran menerima penghargaan untuk karyanya. Ia merasa sangat bangga. "Aku tidak akan bisa mencapai ini tanpa kamu, Delynn," ungkapnya, penuh rasa syukur. Delynn tersenyum. "Kita melakukannya bersama. Ingat, semua ini tentang perjalanan kita sebagai teman."

Pengalaman itu mengajarkan Aran banyak hal tentang ketekunan, persahabatan, dan pentingnya meminta bantuan saat dibutuhkan. Ia belajar untuk tidak hanya mengejar kesuksesan akademis, tetapi juga menemukan kebahagiaan dalam prosesnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun