Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Maaf, Aku Tidak Ingin Menjadi Perampok Energi

5 Februari 2024   14:38 Diperbarui: 5 Februari 2024   14:39 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekayaan yang kita miliki tidak dapat digunakan semaunya atau semena-mena karena kemampuan daya beli yang berlebih atau besar. Ingat, kesombongan atau keegoisan biasanya menjadi awal kehancuran. 

Untuk itu kita dapat belajar dari beberapa hal terkait kemampuan dan ketersediaan sumberdaya alam atau energi bumi yang tidak terbarukan. Demikian halnya dalam memanfaatkan energi yang berasal dari sumber alam seperti batubara, minyak, gas dan yang lain.

(ruangenergi.com)
(ruangenergi.com)

Manusia memiliki mandat untuk menguasai bumi dan segala isinya. Namun menjadi tidak bijak jika hanya mampu menguasai tanpa bisa memelihara sehingga layak untuk ditinggali. Oleh karena itu setiap orang mesti mampu mengendalikan dirinya dalam upaya memenuhi kebutuhan, supaya bumi dan lingkungannya lestari.

Caranya mampu memastikan, memilih, memilah dan menempatkan mana yang penting serta kurang penting dalam kesehariannya. Lepas dari besar atau sedikit pendapatan yang diterima dan kemampuan untuk mencari uang. 

Faktor penyebab menjadi perampok 

Maka dari itu, perbolehkan saya mengklasifikasikan beberapa sebab orang berpotensi menjadi perampok. Pertama, karena sifat rakus atau tamak. Walau tercukupi kebutuhan sehari-hari, lewat gaji,  berbagai fasilitas dan kemudahan. Tetap ingin mendapatkan lebih. Sementara jika sudah mendapatkan lebih, dia ingin menimbun.

(Foto: pixabay.com)
(Foto: pixabay.com)

Hal ini terjadi juga dalam kasus pemanfaatan energi dimana seseorang dapat berubah menjadi perampok. Baik langsung atau tidak langsung. Seperti merampok hak dan kebutuhan energi generasi mendatang lewat cara eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan. 

Kedua, lemahnya sistem pengawasan dalam menjaga profesionalisme serta kualitas sumber daya manusia dan atau produk. Kelemahan ini, membuka peluang seseorang untuk bertindak atau berbuat tidak disiplin.  Tidak jujur, tidak profesional  dan manipulatif terhadap produk barang atau jasa yang dihasilkan.

Peralatan modern ikut andil dalam memudahkan seseorang untuk melakukan kecurangan atau ketidakadilan terhadap hak-hak generasi mendatang. Bagai pedang bermata dua, alat atau hasil ilmu pengetahuan akan memberi kebaikan atau sebaliknya

(Foto: Pixabay)
(Foto: Pixabay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun