Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jika Anak Jadi Penambal Ban

24 Maret 2021   14:40 Diperbarui: 25 Maret 2021   06:11 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto:pikiran-rakyat.com)
(foto:pikiran-rakyat.com)
Apakah itu pasangan, anak atau cucunya. Namun nasib berkata lain. Hidup bukan hitungan matematis dan selalu timbal balik. Bahwa anak nantinya harus bergantian menjaga dan merawat orang tua. Sebagaimana anak dulu dijaga dan dirawat orang tua. Tetapi realitas malam itu berkata lain. 

Cerita ini tidak bermaksud membuat semakin rumit keputusan untuk memiliki anak. Sebelum hamil, bagi yang sudah menikah, sebaiknya membicarakan segala sesuatunya dari A sampai Z terkait dengan kehamilan, jumlah anak, perencanaan biaya pendidikan sampai kebutuhan anak jika dewasa dan belum mampu mandiri.

Termasuk cara asuh, pengawasan atau memberi pembelajaran tentang kehidupan. Termasuk melatih dan   mengarahkan, agar dapat mengambil keputusan yang baik dan benar. 

(foto:kontan.co.id)
(foto:kontan.co.id)
Memiliki anak itu sama artinya menghadirkan kehidupan, meletakkan harapan dan rasa tanggungjawab. Juga untuk menjaga rasa peduli dan kasih sebagai manusia.

Kehamilan itu sendiri adalah kehidupan. Harapan baru bukan hanya untuk keluarga tetapi juga lingkungan dan masyarakat. Sangat disesalkan jika ada yang menolak kehamilan. Menunda boleh. Tetapi menolak kehamilan dengan cara aborsi sama artinya menolak kehidupan secara keseluruhan. Sebab kita tidak pernah tahu apa dan bagaimana perannya dalam kehidupan nanti.

Sebagaimana sastrawan dan filsuf kelahiran Lebanon yang pernah mengatakan bahwa anakmu bukan anakmu. Anakmu adalah milik masa depan. 

Kita hanya dapat mempersiapkan dan menunjukkan jalan kepada anak-anak kita, untuk menyongsong masa depan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan kecukupan pangan serta kebutuhan hidup yang lain. Termasuk ajaran budi pekerti, seperti kesantunan dan rendah hati.

img-20210324-114133-605ac310d541df71ec0911a3.jpg
img-20210324-114133-605ac310d541df71ec0911a3.jpg
Hidup itu penuh misteri dan tidak pasti. Pertemuan laki-laki dan perempuan tidak selamanya dapat menghadirkan anak walau sudah disahkan dalam lembaga perkawinan. Alias belum hamil-hamil. Demikian sebaliknya, tidak sedikit yang hamil sebelum menikah

Tidak sedikit anak yang lahir sudah dipersiapkan dengan berbagai bekal sejak sebelum hamil. Dari perhatian, kasih sayang, materi, pendidikan dan sebagainya. Adakalanya harapan tinggal harapan. Apakah ini menjadi salah satu kekhawatiran dan kecemasan ? Apalagi jika persiapan dari materi atau ekonomi dirasa tidak mencukupi. 

Tidak sedikit calon orang tua yang cemas dan khawatir akan nasib anak dikemudian hari. Jika kehidupan rumah tangganya dalam keterbatasan. Maksud hati seperti pesan Kahlil Gibran bahwa kita hanya bisa menjadi busur. Mengantarkan anak panah jauh ke depan. 

(foto:kompas.com)
(foto:kompas.com)
Menjadi busur yang terbaik. Tetapi kita tidak pernah mengerti tentang masa depan. Bisa jadi orang tua kita memiliki kekhawatiran dan kecemasan yang sama kepada anak-anaknya. Sebagaimana yang dialami mereka yang sedang mempersiapkan kehadiran anak, saat ini. Apalagi jika ada masalah keterbatasan finansial dalam membesarkan anak nantinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun