Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lagi-lagi, "La Vita e Bella"

6 September 2020   22:12 Diperbarui: 10 September 2020   11:40 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

La Vita e Bella (foto:ko in)
La Vita e Bella (foto:ko in)
Bahan yang selalu dihindari sejak Nanamia Pizzeria berdiri dan inilah penyebab mengapa setiap kali saya makan pizza atau pasta di resto ini di Gejayan atau yang ada di Tirtodipuran, berapapun jumlahnya tidak merasa pusing. "Ups, buka rahasia pribadi."

Suasana resto yang welcome selalu membuat saya betah lama-lama di sana menikmati hidup sebagaimana tertulis di belakang seragam waiters Nanamia Pizzeria atau yang tertulis di kaca. "La Vita e Bella".

Hidup itu indah atau hidup itu cantik, kira-kira begitu terjemahan bebasnya. Tulisan itu seperti mengingatkan siapa saja yang membaca, untuk tidak lupa bersyukur dan berterima kasih kepada Sang Pemilik Kehidupan. Pemilik rasa cinta yang tiada habisnya kepada manusia ciptaannya.

Sedotan dari pelepah daun pepaya (foto: ko in)
Sedotan dari pelepah daun pepaya (foto: ko in)
Kata-kata itu bukan sekedar slogan kosong tetapi mencoba ditunjukkan dengan tindakan oleh manajemen Nanamia Pizzeria. Hidup itu menjadi lebih indah jika dunia atau bumi juga terjaga lingkungannya. Sehingga nampak bersih dan sehat dapat dinikmati kecantikannya. 

Resto pizza ini ikut berperan menjaga kelestarian bumi lewat aksi peduli pada bahan-bahan yang ramah lingkungan. Pembungkus makanan untuk take away atau delivery sudah ramah lingkungan.

Dalam kesempatan acara "kenduri" kecil-kecilan sebagai ucapan syukur Nanamia Pizzeria berulang tahun yang ke-13 tepatnya tanggal 10 September bersama sejumlah wartawan dan Kompasianers Jogja. Juli Ristanto menjelaskan sejak tahun 2018 restonya sudah menggunakan sedotan dari pelepah daun pisang. 

Dalam benak saya langsung muncul pertanyaan bagaimana menghilangkan getahnya yang terkadang membuat gatal di kulit. Bagaimana ini jika getahnya terkena bibir, lidah atau saluran pencernaan yang sensitif dengan bahan asing.

Pizza membuat semua orang gembira (foto:ko in)
Pizza membuat semua orang gembira (foto:ko in)
Juli menjelaskan sebelum digunakan direndam terlebih dahulu ke dalam cairan backing soda guna menghilangkan getahnya. Ukurannya pun ukuran yang kecil. "Bahan bakunya mudah karena diambil dari desa dimana ada karyawan yang kebetulan memiliki pohon pepaya di rumahnya," tambah Juli.

Nah, siapa terinspirasi untuk berbisnis jualan sedotan dari pelepah daun pepaya? Jujur dan ngaku saja, bisa komen di bawah tulisan ini. Tidak perlu malu. Bukankah hidup ini indah? Saling bertukar informasi dan saling menginspirasi satu dengan yang lainnya.

Rasa kenyang makan pizza bersama-sama dengan ukuran large tidak bisa dihindari. Tradisi kembulan memang tidak bisa lepas dari budaya Indonesia walau yang dimakan pizza, bukan urap atau trancam. Makan bersama sama tanpa sendok garpu memang menambah akrab suasana. Ah, hidup itu memang indah.

Indah karena pizza belum habis,  keluar pasta dalam dua mangkok besar. Muncul penyesalan kenapa tadi tidak membawa wadah atau mangkok plastik supaya dapat dibawa pulang. Perut ini benar-benar terasa kenyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun