Suasana resto yang welcome selalu membuat saya betah lama-lama di sana menikmati hidup sebagaimana tertulis di belakang seragam waiters Nanamia Pizzeria atau yang tertulis di kaca. "La Vita e Bella".
Hidup itu indah atau hidup itu cantik, kira-kira begitu terjemahan bebasnya. Tulisan itu seperti mengingatkan siapa saja yang membaca, untuk tidak lupa bersyukur dan berterima kasih kepada Sang Pemilik Kehidupan. Pemilik rasa cinta yang tiada habisnya kepada manusia ciptaannya.
Resto pizza ini ikut berperan menjaga kelestarian bumi lewat aksi peduli pada bahan-bahan yang ramah lingkungan. Pembungkus makanan untuk take away atau delivery sudah ramah lingkungan.
Dalam kesempatan acara "kenduri" kecil-kecilan sebagai ucapan syukur Nanamia Pizzeria berulang tahun yang ke-13 tepatnya tanggal 10 September bersama sejumlah wartawan dan Kompasianers Jogja. Juli Ristanto menjelaskan sejak tahun 2018 restonya sudah menggunakan sedotan dari pelepah daun pisang.Â
Dalam benak saya langsung muncul pertanyaan bagaimana menghilangkan getahnya yang terkadang membuat gatal di kulit. Bagaimana ini jika getahnya terkena bibir, lidah atau saluran pencernaan yang sensitif dengan bahan asing.
Nah, siapa terinspirasi untuk berbisnis jualan sedotan dari pelepah daun pepaya? Jujur dan ngaku saja, bisa komen di bawah tulisan ini. Tidak perlu malu. Bukankah hidup ini indah? Saling bertukar informasi dan saling menginspirasi satu dengan yang lainnya.
Rasa kenyang makan pizza bersama-sama dengan ukuran large tidak bisa dihindari. Tradisi kembulan memang tidak bisa lepas dari budaya Indonesia walau yang dimakan pizza, bukan urap atau trancam. Makan bersama sama tanpa sendok garpu memang menambah akrab suasana. Ah, hidup itu memang indah.
Indah karena pizza belum habis, Â keluar pasta dalam dua mangkok besar. Muncul penyesalan kenapa tadi tidak membawa wadah atau mangkok plastik supaya dapat dibawa pulang. Perut ini benar-benar terasa kenyang.