Kartu itu tidak dapat saya pergunakan karena sehari sebelumnya saya melakukan kecerobohan lain. Belum lama saya mengganti nomor PIN (Personal Identification Number) kartu ATM, sebagai tindakan berjaga-jaga jika ada orang yang menyalahgunakan kepandaiannya. Â
Tetapi yang terjadi, saya lupa mengingat PIN baru karena saat itu terburu-buru. Lupa, jika mencoba berulang kali. Lebih dari tiga kali kalau tidak salah. Secara otomatis akan terblokir.
Saat itu hari Sabtu, saya masih santuy, selain masih ada uang di dompet. Juga ada kartu ATM lain dari bank berbeda. Sekali lagi kecerdasan saja tidak cukup. Perlu juga perhatian dan kepedulian dalam memanfaatkan salah satu produk perbankan. Ternyata kartu ATM satunya, tidak dapat digunakan karena habis masa berlakunya atau kedaluwarsa.
Menjadi pemegang kendali pada intinya bukan dikendalikan oleh keinginan untuk memuaskan nafsu konsumtif. Gampang diarahkan oleh informasi yang dikirim pelaku kejahatan lewat SMS atau media sosial, dimana pelakunya semakin pintar mengaduk-aduk emosi lewat berita yang tidak benar.Â
Semakin cerdas memperdayai nalar, menjadikan kita seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Patuh melakukan apa saja, sesuai perintah si pelaku. Termasuk menguras isi tabungan sendiri.
Modus penipuannya semakin beragam, lewat media sosial dan memanfaatkan pengetahuan yang kita miliki. Salah satunya, dengan menakut-nakuti kondisi perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Terkait pandemi Corona Covid-19 yang belum jelas kapan berakhirnya. Selanjutnya, terang-terangan meminta kita untuk menarik seluruh dana dari bank lewat ATM atau teller di bank.Â
Mesti cerdas dan kritis
Ini menunjukkan bahwa kecerdasan mesti disertai sikap kritis terhadap setiap informasi yang diterima. Postingannya seolah mengajak cerdas dalam upaya menyelamatkan aset kita dengan cara menarik dana atau uang dari bank.Â
Namun dibalik setiap informasi dan ajakan itu, ada sekelompok orang yang ingin merusak stabilitas sistem keuangan nasional. Jika terpengaruh, kita ikut berperan dan mendukung situasi berbahaya yang dapat memunculkan kerusuhan dan instabilitas politik secara luas.
Jumlah orang yang mudah panik tidak sedikit. Â Mudah dihasut untuk menarik semua dananya dari bank. Jika dalam waktu hampir bersamaan orang menjadi irasional melakukan rush dengan alasan mengamankan simpanannya. Sama artinya membunuh bank secara perlahan.