Hubungan seks memang bukan satu-satunya cara penularan HIV. Cara lainnya lewat jarum suntik secara bersamaan oleh pengguna obat-obatan terlarang. Tetapi Peter dengan tegas menyatakan dia tidak menggunakan.
Beda dengan David, tubuhnya kurus. David mengaku pernah menggunakan obat tetapi bukan jenis injeksi atau suntik dan mengakui pernah berhubungan intim dengan beberapa perempuan yang bukan pasangan resminya.
"Saya harus menghormati mereka. Dan mereka harus tahu sebab mereka yang nantinya merawat saya jika sudah terkena Aids. Sekaligus mereka juga harus mengerti bagaimana merawat saya," jelas David.
Penderita HIV/Aids tidak boleh dikucilkan, tambah David yang mengaku pernah terlibat dalam aksi pembagian kondom di lokalisasi pekerja seks komersial beberapa tahun lalu. Namun pengalamannya itu menunjukkan tidak sedikit laki-laki saat menyalurkan hasrat biologisnya dengan pekerja seks komersial enggan menggunakan kondom.
Seorang ibu rumah tangga bernama Purnama bercerita kepada saya bagaimana dirinya terkejut saat memeriksakan diri ke dokter spesialis terkait dengan rasa kurang nyaman di bagian yang paling pribadi. Ketika dokter mengatakan, "Ibu terkena penyakit kelamin".
Dia kaget setengah mati karena selama ini setia dengan suaminya. Maka satu-satunya tersangka penyebar penyakit tersebut ke dirinya adalah suaminya sendiri.
Langsung dia menjawab dengan kata, "Tidak...tidak.....!".  Kedua matanya terbuka lebar  tanda penolakan, ketakutan dan kepanikan yang tertahan. Tertular penyakit kelamin dari suaminya saja dia sudah emosi dan marah yang luar biasa. Bagaimana jika dia benar-benar tertular virus HIV ?  Tambah marah atau sebaliknya ? Merasakan seolah hidupnya sudah berakhir dan hanya bisa diam terpaku.