Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

29 Tahun Lalu Satu Matanya Buta, Saat Itu Dia Bergumul untuk Jadi Juara Sejati

13 September 2019   13:50 Diperbarui: 14 September 2019   20:26 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap Senin, Rabu dan Sabtu Pri melatih atlit tinju dari Kota Yogyakarta, yang sejak satu setengah tahun lalu sudah mendapat pemusatan latihan di sasana Keparakan. Guna menghadapi pertandingan Porda DIY yang berlangsung 29 dan 30 September dilanjutkan tanggal 1 sampai 3 Oktober.

Jangan bayangkan sasana tersebut seperti tempat lainnya lengkap dengan ring tinju dan perlengkapan lainnya. Tempat itu sebenarnya adalah balai pertemuan warga RW O9 di kampung Keparakan Lor Yogya, letaknya persis di tepi sungai Code. Tempatnya kadang untuk latihan bulu tangkis, arisan dan posyandu.

Jadwal penggunaan Balai RW (foto: Ko In)
Jadwal penggunaan Balai RW (foto: Ko In)
Untuk sampai di gedung tersebut saya harus bertanya ke warga lebih dari tiga kali karena tempatnya seolah tersembunyi diantara padatnya rumah penduduk. Bangunannya cukup besar tapi tidak mudah untuk menemukan.

Pintu masuk utamanya tepat menghadap sungai Code, kanan kiri dan belakang gedung bersebelahan langsung dengan rumah warga.

Salah satunya ada yang membuka jasa perbaikan alat elektronik seperti reparasi salon amplifier atau pengeras suara dan televisi.

Maka jangan heran saat atlit berlatih, musik dangdut dan campursari terkadang menggoda gerakan tubuh dan irama latihan mereka. Saya pun tidak tahan untuk tidak menggoyang-goyangkan kaki atau badan.

Balai RW O9 Keparakan Lor, sekaligus sasana tinju(foto: ko in)
Balai RW O9 Keparakan Lor, sekaligus sasana tinju(foto: ko in)
Bicara tentang prestasi olahraga secara keseluruhan, tidak lepas dari kemapanan ekonomi sebuah negara. Jikalau salah satu cabang olahraga dapat menunjukkan prestasi tingkat dunia, itu tidak lepas dari semangat atlit, pelatih dan pihak swasta.

Sasana Keparakan Lor dari pintu samping (foto:ko in)
Sasana Keparakan Lor dari pintu samping (foto:ko in)
Maka jangan bicara soal prestasi olahraga nasional jika negara belum mampu menyediakan lapangan kerja yang layak, pendidikan dan akses kesehatan yang mudah bagi warganya

 Supriyono contoh orang yang tidak terlalu banyak menuntut. Dia jalani pekerjaannya sebagai petugas parkir dengan gembira, walau jasa yang pernah dia berikan pada bangsa tergolong tidak kecil.

Sebab ukuran bangsa berprestasi itu bukan banyaknya tropi, medali atau peringkat kejuaraan.

Masih ingat film Cars produksi Disney dan Pixar? Salah satu tokohnya mobil merah, McQueen, saat menemukan sejumlah trofi yang tidak terawat di garasi. Atau adegan McQueen gagal memenangi lomba memperebutkan piala Piston tetapi McQueen malah memperoleh pujian, tepuk tangan dan tawaran sponsor?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun