Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Stabilitas Sistem Keuangan, Makroprudensial dan Protokol Manajemen Krisis

25 Juni 2019   23:00 Diperbarui: 25 Juni 2019   23:13 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto:jambiupdate)
(foto:jambiupdate)
Kasus SNP Finance dengan Columbianya merupakan contoh. Beruntung kasus ini dapat diabsorb atau diserap potensi ketidakstabilannya dengan melibatkan beberapa otoritas moneter atau finansial dengan kewenangannya masing-masing. Sehingga tidak sampai membahayakan perekonomian atau menjadi gangguan bagi SSK yang sifatnya sistemik.

Namun potensi terjadinya peristiwa sama  tetap ada kemudian hari. Entah dengan melibatkan banyak bank atau sedikit bank, tetapi dana yang diberikan cukup besar dan mampu menimbulkan dampak sistemik.

Hal ini jelas tidak diinginkan semua pihak. Jika sampai terjadi akan mempengaruhi kepercayaan publik dan investor. Mereka dapat menarik atau membatalkan investasinya sehingga menimbulkan kepanikan. Rush  atau menarik dana hampir bersamaan dapat terjadi dan memindahkan ke luar negeri. Ini akan memperburuk perekonomian dan SSK.

(foto:infobanknews)
(foto:infobanknews)
Keberadaan SSK diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab ketidakstabilan, menilai risiko serta pengaruhnya pada kondisi sistem keuangan dan perekonomian ke depan.  Apakah berpotensi melumpuhkan perekonomian secara nasioal karena sifatnya sistemik atau tidak ?

Peran Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral merupakan lembaga yang memiliki kewenangan memonitor SSK, sebagaimana dilakukan oleh bank sentral di Korea, Inggris dan Australia.

Fungsi serta tugas Bank Indonesia menjaga kestabilan rupiah sudah berlangsung lama. Dengan kata lain fungsi BI dalam menjaga stabilitas moneter tidak lepas dari menjaga SSK.

(foto:voaindonesia)
(foto:voaindonesia)
Peran atau fungsi lain BI diantaranya:
Pertama, menjaga stabilitas moneter melalui instrumen suku bunga dalam pasar terbuka. Suku bunga yang terlalu ketat cenderung mematikan aktivitas ekonomi demikian pula sebaliknya. Untuk itu BI menerapkan kebijakan inflation targeting framework.

Kebijakan ini diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi dalam target tertentu beberapa tahun ke depan dan diumumkan secara eksplisit serta transparan. Pengendalian inflasi sebagai target kebijakan moneter, ditambah integrasi kebijakan moneter lewat makroprudential, termasuk kebijakan nilai tukar serta arus modal guna mendukung stabilitas makroekonomi.

Untuk mendukung kebijakan pengendalian inflasi dan SSK, BI dan pemerintah perlu melakukan komunikasi kebijakan yang baik, jelas dan terang serta lancar.

(foto: bank Indonesia)
(foto: bank Indonesia)
Kedua, BI mememiliki kewenangan melakukan pengawasan dan regulasi untuk menciptakan lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun