Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Langkah, Tindakan dan Maaf dari Menteri Agama Terkait Hoax

3 Agustus 2018   02:10 Diperbarui: 3 Agustus 2018   21:57 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesan selama ini, masing-masing Bimas berjalan sendiri-sendiri. Jika sudah terjalin kerjasama informasi yang menggambarkan kerukunan antar umat beragama jarang terpublikasikan dengan menarik dan baik. 

Tidak jarang informasi yang dipublikasikan dan dishare  tentang kegiatan sifatnya seremonial seperti seminar, pelatihan atau pembinaan. Foto yang diunggah kurang menarik, sebatas kegiatan internal kantor yang sedikit berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. 

(www.twitter.com)
(www.twitter.com)
Orientasinya masih pada diri sendiri bukan pada pelayanan publik. Gemar narsis dan suka pamer hasil kerja atau prestasi diri. Tidak heran jika publik, masyarakat atau netizen minim minat untuk mengakses informasi di situs dan medsos kantor Kementerian Agama. Publik membutuhkan informasi  dan layanan yang bermanfaat bagi dirinya. Bukan tentang apa dan siapa pegawai Kementerian Agama.

Langkah keenam,  sebagai Menteri  Agama saya meminta dialog rutin antar Bimas di Kementerian Agama ditingkatkan. Guna membahas isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat maupun di media sosial. 

Hasilnya dipublikasikan lewat berbagai media termasuk medsos agar menjadi pengetahuan bagi masyarakat terkait dengan masalah yang sedang terjadi, ter up date. Sehingga mampu menciptakan  kesadaran dan pemahaman untuk tetap saling menghargai, menghormati antar umat beragama dan seagama.

Dengan demikian setiap kantor di bawah Kementerian Agama di tingkat wilayah, kabupaten dan kota dapat memproduksi informasi atau berita yang baik, benar serta bertanggungjawab untuk mengimbangi berita-berita hoax yang tersebar di dunia maya.  Sekaligus untuk meminimalisir dan counter attack atas hoax 

(www.youtube.com)
(www.youtube.com)
Responsif bukan reaktif

Langkah ketujuh , saya akan meningkatkan kualitas serta kuantitas kerja dari Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat  Pusat Kerukunan Umat Beragama. Lewat pendidikan, pelatihan dan evaluasi rutin di unit-unit kerja. 

Tujuannya agar pegawai di daerah, tingkat kabupaten kota lebih aktif dalam menyebarkan berita yang bertanggungjawab  dan dapat memilah-milah jenis hoax dengan berbagai modelnya. Harapannya supaya mampu meredam sekaligus memupus beredarnya hoax secara dini langsung dari sumber atau akarnya.

Sebagian ciri hoax merekayasa fakta peristiwa di sebuah daerah atau lokasi. Kemudian dimanipulasi sehingga menjadi bias, melenceng bahkan tidak benar. Kemudian disebarkan. Masyarakat yang kurang jeli dan teliti, kerap termakan informasi hoax yang memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan.

(www.offcialcevanideas.wordpress.com)
(www.offcialcevanideas.wordpress.com)
Pendidikan dan pelatihan menjadikan pegawai Kementerian Agama kabupaten kota menjadi lebih responsif. Bukan reaktif terhadap setiap informasi atau berita yang tidak jelas kebenarannya. Sehingga mampu mengambil langkah strategis dan taktis dalam membendung dan meredam penyebaran hoax. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun