Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Langkah, Tindakan dan Maaf dari Menteri Agama Terkait Hoax

3 Agustus 2018   02:10 Diperbarui: 3 Agustus 2018   21:57 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka adalah orang-orang yang suka lempar batu sembunyi tangan. Menari-nari dan mencari keuntungan diatas derita orang lain. Mereka miskin tanggungjawab. Sementara itu, disisi lainnya ada orang yang mengabarkan bad news memiliki semangat membangun atau memperbaiki. 

Contohnya, layanan jemaah haji dari tahun ke tahun tidak lepas dari sorotan negatif media mainstream yang kerap menyajikan bad news. Namun dampaknya terjadi peningkatan pelayanan sehingga membuat semakin nyaman para jemaah haji dalam menjalankan ibadah.

(www.kominfo.go.id)
(www.kominfo.go.id)
Kantor Kementerian agama dengan suka hati menerima informasi badnews sebagai bahan evaluasi sekaligus pembenahan layanan. Tidak sedikit orang yang memiliki kepedulian dan rasa tanggungjawab untuk memperbaiki negeri ini dengan caranya yang kritis. Tidak segan menawarkan solusi dan tidak jarang ikut terlibat dalam upaya perbaikan.

Ketiga, sebagai Menteri Agama mewajibkan seluruh pegawai meningkatkan kinerja dengan lebih berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan tidak sebatas pada proses melakukan pengawasan dan penyelenggaraan jemaah haji . 

(www.kemenag.go.id)
(www.kemenag.go.id)
Tidak cukup dengan meningkatan kualitas pengetahuan dalam ilmu agama atau nilai moral . Tetapi ikut bertanggungjawab agar ilmu serta pengetahuan tersebut dapat diamalkan dan dipraktikan sehingga memberi dampak positif bagi masyarakat. Khususnya dalam melawan hoax.

Keempat, meminta Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan di kantor Kementerian Agama lebih adaptif, antisipasif, inovatif dan kreatif dalam menyikapi keberadaan media sosial sejalan dengan perkembangan ilmu serta teknologi. 

Tidak sedikit masyarakat enggan mencari informasi di situs dan medsos Kemenag atau datang langsung ke kantor Kemenag karena layanan, pendekatan, kemasan cara penyampaian serta sajian informasi dan beritanya kurang menarik. Monoton, kaku, tidak kreatif, miskin gagasan atau ide. 

(www.maxmanroe.com)
(www.maxmanroe.com)
Maka tidak salah jika masyarakat beralih pada informasi yang lebih menarik dan menggoda, yang mampu memuaskan gairah keingin tahuannya walau tidak jelas sumber dan jauh dari kebenaran atau hoax. 

Akan jadi malapetaka jika pegawai Kementerian Agama tidak kreatif serta minim daya imajinasi di era milenial, dalam mengelola informasi dan pengetahuan terkait agama serta moral. 

(www.kemenag.go.id)
(www.kemenag.go.id)
Tindakan kelima, sebagai langkah strategis dalam melawan hoax. Mengefektifkan kerja antar dirjen Bimas di setiap kantor kementerian Agama tingkat pusat, wilayah, kabupaten dan kota. Kehadiran medsos mestinya menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menghargai antar umat beragama karena kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi. 

Untuk itu dirjen Bimas antar agama harus produktif membagikan informasi atau berita yang berkualitas, berciri pada nilai saling menghargai dan menghormati  antar umat beragama walau ada perbedaan antara umat yang seagama atau yang berbeda agama.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun