Mereka adalah orang-orang yang suka lempar batu sembunyi tangan. Menari-nari dan mencari keuntungan diatas derita orang lain. Mereka miskin tanggungjawab. Sementara itu, disisi lainnya ada orang yang mengabarkan bad news memiliki semangat membangun atau memperbaiki.Â
Contohnya, layanan jemaah haji dari tahun ke tahun tidak lepas dari sorotan negatif media mainstream yang kerap menyajikan bad news. Namun dampaknya terjadi peningkatan pelayanan sehingga membuat semakin nyaman para jemaah haji dalam menjalankan ibadah.
Ketiga, sebagai Menteri Agama mewajibkan seluruh pegawai meningkatkan kinerja dengan lebih berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan tidak sebatas pada proses melakukan pengawasan dan penyelenggaraan jemaah haji .Â
Keempat, meminta Badan Penelitian Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan di kantor Kementerian Agama lebih adaptif, antisipasif, inovatif dan kreatif dalam menyikapi keberadaan media sosial sejalan dengan perkembangan ilmu serta teknologi.Â
Tidak sedikit masyarakat enggan mencari informasi di situs dan medsos Kemenag atau datang langsung ke kantor Kemenag karena layanan, pendekatan, kemasan cara penyampaian serta sajian informasi dan beritanya kurang menarik. Monoton, kaku, tidak kreatif, miskin gagasan atau ide.Â
Akan jadi malapetaka jika pegawai Kementerian Agama tidak kreatif serta minim daya imajinasi di era milenial, dalam mengelola informasi dan pengetahuan terkait agama serta moral.Â
Untuk itu dirjen Bimas antar agama harus produktif membagikan informasi atau berita yang berkualitas, berciri pada nilai saling menghargai dan menghormati  antar umat beragama walau ada perbedaan antara umat yang seagama atau yang berbeda agama. Â