Langkah kedelapan, pegawai kementerian agama harus mereformasi dirinya. Mereformasi mentalnya, kinerja berorientasi pada pelayanan publik. Termasuk memberi layanan informasi, baik diminta atau tidak diminta oleh publik.Â
Tidak sedikit pegawai kementerian memaknai kantornya, jauh dari urusan atau masalah duniawi. Terlalu autopis, tidak membumi. Merasa tugas dan pekerjaannya hanya mengurusi atau melayani hal yang vertikal saja. Terkait dengan Sang Pencipta, Â yang saleh dan yang suci saja.
Lupa bahwa kedamaian itu perlu diciptakan di atas bumi dengan menyelaraskan hubungan horisontal  antar umat manusia yang beda suku, agama, ras dan budaya. Celah ini yang kerap dimanfaatkan oleh the ugly man untuk menyebarkan hoax.
Langkah kesembilan sebagai Menteri Agama,  saya instruksikan untuk menjalin kerjasama lebih intensif  lintas departemen atau lintas sektoral. Antara Kantor kementerian agama di tingkat kabupaten kota dengan kantor dinas atau departemen  yang ada di daerah masing-masing.
Tujuannya mengantisipasi munculnya hoax yang mengangkat isu atau masalah antar departemen atau institusi. Hoax cenderung mengadu domba. Untuk itu perlu tindakan yang responsif bukan reaktif. Sekaligus menutup celah hubungan horisontal yang kerap dimanfaatkan oleh the ugly man dalam membuat hoax.
Koordinasi yang baik antar instansi pemerintah serta institusi lain akan menciptakan komunikasi yang cepat, lancar dan akurat. Manakala muncul hoax, masing-masing kantor pemerintah memberikan informasi dan klarifikasi, walau dengan gaya, kemasan yang berbeda sesuai dengan warna lembaganya masing-masing.
Tindakan atau langkah saya sebagai Menteri Agama sebagian besar pembenahan internal. Hoax muncul karena kantor Kementerian Agama pasif, sibuk dengan urusannya sendiri. Sibuk mengejar kesalehan dan kesucian menurut ukurannya sendiri.Â
Rasa kepeduliannya tipis. Membiarkan masyarakat dalam kebingungan, resah, khawatir dan was-was dengan berbagai berita atau informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Â
Untuk itu, sebagai Menteri Agama saya, "Minta maaf..."