Tahun baru Imlek jatuh tanggal 16 Februari. Aneka ramalan terkait usaha atau bisnis, Â situasi alam dan tidak ketinggalan meneropong hubungan asmara menjadi sesuatu yang menarik. Sekaligus lucu dan menyenangkan. Â Menerawang masa depan mungkin sekedar intermezo tetapi tidak sedikit yang ingin memperoleh gambar kepastian.
Walau semua  tahu bahwa masa depan  dan skenario kehidupan milik Sang Waktu .
Jikalau hujan turun membasahi Kampoeng Ketandan tidak ada salahnya mencari wedang ronde. Panas dan hangatnya akan mengusir hawa dingin sekitar Ketandan. Jangan khawatir Pekan Budaya Tionghoa diisi dengan berbagai acara yang mampu menghangatkan suasana. Seperti  pemilihan Cici Koko Yogya, Chinese Caligraphy, Chinese Painting, Story Telling dan  Tongue Twister serta lomba Jianzi.Â
Pekan Budaya Tionghoa tahun ini bertema Harmoni Budaya Nusantara, diawali dengan Karnaval Budaya Nusantara dari Taman Parkir Abu Bakar Ali menuju Alun-alun Utara Yogya.  So pasti pada tanggal 24 Februari sebelum  pukul 18:00 jalan Malioboro akan ditutup untuk kendaraan. Wisatawan yang sedang berkunjung ke Yogya dengan kendaraan, silahkan lewat jalan lain.
Tidak kalah serunya adalah pertunjukan wayang potehi sejenis wayang golek. Pengunjung mendapat kesempatan untuk melukis atau mengecat kepala wayang potehi. Cukup dengan Rp 20 ribu dapat membawa pulang kepala wayung potehi yang sudah dicat sesuai selera.
Masihkah suka mengusik aneka perbedaan...?
Perbedaan itu memperkaya budaya. Perbedaan mampu menciptakan harmoni antara sesama  penghuni bumi  Nusantara. Perbedaan itu menarik. Tidak membosankan dan patut disyukuri.