Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bapak Beli Rumah dengan Satu Cara, Saya dengan Dua Cara!

16 Oktober 2017   06:46 Diperbarui: 16 Oktober 2017   08:51 2278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.pixabay.com
www.pixabay.com
Kedua, pelajaran dibalik "derita" kredit mengajari saya untuk tidak konsumtif. 

Ketiga, orang tua mengajarkan saya cermat dalam mengatur keuangan. Membeli sesuatu karena memang diperlukan. 

Keempat, membeli rumah secara KPR dapat menjadi penghasilan tambahan karena dikontrakan sebelum ditempati. Bapak masih dinas dan masih memiliki hak tinggal di asrama.  

Kelima, rumah KPR menjadi investasi. Nilai ekonominya cenderung naik dari tahun ke tahun. Sementara nilai mata uang semakin tahun cenderung melemah atau mengecil. Tanpa terasa beban kredit terasa ringan.

Suatu saat saya pulang, ke asrama orangtua tinggal. Tempat saya dibesarkan sebelum melanjutkan studi di Yogya. Mendapati rumah terkunci.

Kata tetangga, bapak ibu dan adik pergi ke rumah KPR yang dibeli bapak beberapa tahun lalu. Nampaknya rumah akan ditempati setelah beberapa lama dikontrakan. Ini mengingatkanku bapak akan pensiun dan harus keluar dari asrama. 

www.finansialku.com
www.finansialku.com
Kinginan besar terkadang tidak sejalan dengan realitas pendapatan. Pasang surut perekonomian keluarga merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi saya, yang belum lama membina rumah tangga.

Keinginan membeli rumah merupakan mimpi bagi kebanyakan keluarga muda. Namun apa daya jika kemampuan uang baru sebatas untuk kontrak rumah atau sewa kamar. Apalagi saya dan istri bekerja di perusahaan swasta

Untuk itu harus cermat dalam menghitung pendapatan dan pengeluaran. Termasuk menyiapkan masa depan karena tidak ada pensiun. Sementara memiliki rumah merupakan impian bagi "kontraktor" seperti saya.

Sering pindah kontrakan karena rumah tidak boleh diperpanjang. Pemilik beralasan akan ditempati sendiri. Jika boleh ditempati lagi harga sewa naik. Dana jelas tidak mencukupi, sehingga terpaksa pindah mencari kontrakan yang lebih murah.

Sementara sepeda motor sarana utama mengantar kerja dan mencari kontrakan,sudah tua dan sering macet. Setelah menghitung kemampuan kami memutuskan membeli motor dengan cara kredit.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun