Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nanamia Pizzeria, Keajaiban dari Kebun Belakang Rumah

7 September 2017   23:41 Diperbarui: 10 September 2017   15:08 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda beruntung sekali. Dapat mengenali suami istri pemiliki Nanamia Pizzeria. Tamu-tamu di tempat ini tidak sedikit turis dari manca negara. Sehingga agak sulit mengenali Matthias karena wajah dan perawakannya khas orang Eropa. Anda mungkin menyangkanya dia juga seorang pengunjung. 

 

Semakin malam semakin ramai (Foto: Ko In)
Semakin malam semakin ramai (Foto: Ko In)
Jika tidak banyak tamu Matthias terkadang memantau dari jauh. Namun jika banyak tamu Matthias malah jarang kelihatan diantara tamu atau pengunjung. Bukan melarikan diri. Tetapi membantu memasak di dapur karena dia sesungguhnya pengendali cita rasa dari Nanamia Pizzeria. 

Mereka berdua menyulap kebun halaman belakang rumah menjadi restoran yang memiliki pengakuan sertifikat restoran bintang tiga. Tergolong restoran dengan kualitas internasional.

Syarat memperoleh sertifikat itu diantaranya memperhatikan masalah sterilitas. Dengan uji laboratorium terhadap kualitas air, cahaya, udara di restoran dan sekitar restoran. Setiap enam bulan sekali makanan yang diproduksi harus cek di laboratorium. Termasuk pengecekan terhadap kesehatan karyawan yang rutin dilakukan tiap bulan .

Cerobong asap menjaga kualitas udara (Foto: Ko In)
Cerobong asap menjaga kualitas udara (Foto: Ko In)
Jangan heran jika tempat ini selalu dikunjungi banyak orang. Bahkan tidak sedikit yang rela mengantri walau antrian sudah panjang. Nana memperkirakan tamu merasa aman saat mengonsumsi makanan. Nana menjelaskan di Nanamia Pizzeria tidak ada bahan pengawet, konsentrat, no msg dan no alkohol. 

Rasa saos tomatnya sangat berbeda dengan saos tomat pada umumnya. Tanpa bahan pengawet. Terasa segar dilidah, seperti makan tomat asli. Menggoda untuk selalu  dhulad - dhulid saos berkali-kali tanpa meninggalkan rasa kasat dilidah sebagaimana biasa kita rasakan setelah mengkonsumsi saos atau saus pada umumnya yang berbahan pengawet.

Marketing Nanamia, Tomi menjelaskan banyak hal tentang aneka menu yang tersaji di depan saya. Setelah mencoba semua sajian yang ditawarkan. Tomi menjelaskan cara membuat saos yang istimewa. Perlu waktu sekitar enam jam untuk memasaknya. Tomat terpaksa impor karena tomat lokal kandungan airnya terlalu banyak sehingga sangat mempengaruhi rasa tomat.

Salah satu menu dengan saos tomat yang menggoda (Foto: Nanamia Pizzeria)
Salah satu menu dengan saos tomat yang menggoda (Foto: Nanamia Pizzeria)
Setelah mencicipi aneka Primi Piatti atau pasta, Antipastiseperti Crostini, Dolciada Tiramisudan Pizza. Perut terasa kenyang, dilanjut dengan ngobrol bersama teman-teman penulis blog Kompasiana Jogja yang tergabung dalam Kjog.

Tidak terasa keberadaan saya dan teman-teman di Nanamia Pizzeria hampir lima jam. Sesaat sebelum pulang. Saya teringat ucapan Matthias, yang sepertinya jadi filosofi dari restoran ini.

Matthias mengatakan, yang penting bukan makannya. Tapi mereka datang. Bertemu. Bicara. Ngobrol sama-sama dengan temannya. Dan saat pulang mereka nampak gembira.

Sambil meletakkan jari telunjuknya ke pipi, Matthias tersenyum....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun