Kamu bahkan bisa membuat kalender bersama rekan kerja yang mungkin berkesinambungan kerjanya, lho! Dengan semua manfaat ini, kamu juga jadi bisa melihat kapasitas diri mengenai waktu yang kamu habiskan untuk bekerja
Google Drive
Google Drive menyediakan penyimpanan 15 GB untuk setiap akun. Oleh karenanya, Google Drive mungkin cocok buat kamu yang bidang kerjanya membutuhkan banyak penyimpangan file termasuk gambar atau video. Di Google Drive, kamu juga bisa memberikan akses kepada rekan kerja yang berkaitan, jadi kamu bisa mengerjakannya bersama-sama secara real time.
Notion
Di antara semuanya, Notion adalah tools paling lengkap fasilitasnya. Kamu bebas mengkustomisasi ekosistem kerjamu. Bisa menyimpan file, membuat jadwal/schedule, jurnal harian, reading list, bahkan tabel progress. Di sini, kamu juga bisa mengkreasikan warna dan ikon sesuai gaya-mu. Bahkan di notion ada AI yang bisa mempermudah pekerjaanmu.
Obsidian
Aplikasi ini menggunakan konsep markdown notes yang berarti pengguna dapat membuat koneksi antara catatan dengan link yang berfungsi ganda. Di aplikasi ini juga kamu bisa melihat gambaran grafik ide-ide dan catatan yang terhubung itu.
Anytype
Anytype adalah second brain yang menekankan pada format. Aplikasi ini bisa menyimpan catatan dengan format data struktur, misalnya daftar tugas, tabel, database, dan banyak lagi. Selain bisa meng-custom ekosistem kerjamu, Anytype juga menyediakan real-time collaboration yang membuat kamu dan rekan bisa mengerjakan tugas dalam dokumen dan waktu yang bersamaan.
Kesalahan saat mulai menggunakan second brain
Saat memulai menggunakan second brain, banyak orang langsung overwhelmed karena mereka langsung menumpahkan segala aktivitas dari bangun tidur hingga tidur lagi ke dalam second brain. Memang, tools dan sistem yang digunakan mampu menyimpan itu semua, tetapi kita harus terus meng-updatenya secara berkala. Biasanya, ketika semuanya langsung ditumpahkan, kita akan cenderung semangat di awal dan berlanjut malas karena terlalu banyak mengorganisir.
Untuk menghindari ini, coba aplikasikanlah second brain untuk satu bagian kehidupanmu dulu. Misalnya kamu menggunakan second brain untuk hal pekerjaan saja. Nantinya second brain kamu akan berisi to-do list harian atau mingguan, ide-ide dan referensi, drafting file yang sedang dikerjakan, jadwal meeting progress, dan sebagainya. Ketika kamu sudah cukup memahami alurnya, baru kamu bisa mulai menginternalisasi bagian hidupmu yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H