3. Seni Sastra: Penulisan tembang (puisi Jawa) macapat dan babad (kronik sejarah) yang menjadi sumber penting sejarah dan filosofi Jawa.
4. Seni Batik: Pengembangan motif-motif batik khas keraton seperti Parang Rusak yang hanya boleh dikenakan oleh keluarga raja.
 5. Wayang: Pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan wayang kulit dan wayang orang, termasuk lakon-lakon khusus keraton.
Keraton juga berperan sebagai pusat studi budaya Jawa bagi peneliti dan akademisi, serta menjadi venue untuk acara-acara budaya yang menggabungkan unsur tradisional dan kontemporer.
Tantangan dan Pelestarian
Keraton Surakarta Hadiningrat menghadapi tantangan dalam menarik minat generasi muda di tengah arus globalisasi. Observasi menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung didominasi oleh keluarga, dengan sedikit partisipasi anak muda. Hal ini dapat menjadi indikator turunnya minat generasi muda terhadap kebudayaan lokal.
Untuk mengatasi tantangan ini, Keraton telah mengambil beberapa inisiatif:
1. Mengadakan program edukasi dan workshop tentang budaya Jawa untuk sekolah-sekolah.
2.Menggunakan media sosial untuk mempromosikan acara-acara dan kegiatan Keraton.
3.Berkolaborasi dengan seniman kontemporer untuk menginterpretasikan tradisi Keraton dalam bentuk yang lebih modern.
Pelestarian budaya dan bangunan bersejarah memerlukan dukungan finansial yang berkelanjutan. Peningkatan partisipasi dari semua kalangan masyarakat diharapkan dapat menghidupkan kembali Keraton Surakarta dari segi pariwisata, sehingga kebutuhan akan pendanaan dan perawatan dapat terus terjaga.