2. Sitihinggil: Area yang ditinggikan, tempat raja memberikan audiensi publik. Posisinya yang tinggi melambangkan kedudukan raja yang lebih tinggi, namun tetap dapat melihat dan memperhatikan rakyatnya.
3. Sasana Sumewa: Tempat para bangsawan dan pejabat menunggu sebelum menghadap raja. Arsitekturnya mencerminkan hierarki sosial dalam masyarakat Jawa tradisional.
4. Kedaton: Area pribadi keluarga kerajaan. Tata ruang dan dekorasi di area ini sangat detail dan penuh makna, termasuk penggunaan warna dan motif batik tertentu.
5. Keputren: Tempat tinggal para putri dan selir raja. Lokasinya yang terpisah mencerminkan konsep perlindungan terhadap perempuan dalam budaya Jawa.
Elemen arsitektur lainnya seperti atap Joglo, tiang Soko Guru, ukiran, ornamen, dan penggunaan warna tertentu juga memiliki makna filosofis mendalam. Tata letak keraton mencerminkan konsep kosmologi Jawa, dengan sumbu utara-selatan melambangkan perjalanan hidup manusia dari gunung (utara) ke laut (selatan).
Â
Koleksi Pusaka dan Artefak
Keraton Surakarta memiliki koleksi pusaka dan artefak yang beragam dan bernilai tinggi, termasuk:
 1. Keris dan Senjata Tradisional: Koleksi keris pusaka, termasuk Keris Kiai Slamet yang dianggap sebagai pelindung Keraton Surakarta. Juga terdapat tombak, pedang, dan senjata tradisional lainnya.
2. Wayang Kulit dan Wayang Orang: Set wayang kulit kuno berusia ratusan tahun dan kostum wayang orang yang digunakan dalam pertunjukan khusus.
3. Benda-benda Seni: Lukisan kuno menggambarkan sejarah keraton, patung, dan ukiran kayu bersejarah dengan makna simbolis.