Mohon tunggu...
Areef El Bimai
Areef El Bimai Mohon Tunggu... -

Hapuskan segala bayangan yang merusak, sadarilah bahwa kekuatan ada pada Yang Maha Kuasa, dan obatilah dirimu karena obat yang paling Mujarab adalah ada pada titik keyakinan anda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan Aku Malu

7 Februari 2014   05:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejenak kupandangi ladang Tuhan sejauh pandang mata

Semerbak bunganya menyarat rindu tuk bersua

Kulangkahkan kaki lalu menyelami samudra diri

Adakah gelembung cinta atau gelembung berbungkus duri


Aku malu Tuhan…

Syahadat selalu ku lantunkan

Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadarrosulullah

Namun bayangan Tuhan tak pernah terpatri dalam langkah


Aku malu Tuhan…

Sholat kutunaikan

Allahu Akbar… Allah Maha besar

Tetap jua jiwa memantulkan rasa takabbur


Aku malu Tuhan…

Puasa kujalani

Makan minum sepanjang hari kutahan

Tapi ego membuncah tak tau diri


Aku malu Tuhan…

Zakat kubayar

Berkurban dan berkorban sungguh menggebu

Masih saja titik riya menodai kalbu


Aku malu Tuhan…

Pergi haji saban tahun

Peci putih selalu dikenakan tanda mabrur katanya

Sayang, harum tanah suci tak terbayang hanya berbekas dalam memperpanjang nama


Aku malu Tuhan…

Sudah berapa kali al-Qur’an kubaca

Kupahami serta ditelaah maknanya

Tak sepatahpun meresap elok dalam palung hati


Aku malu Tuhan…

Rasul sudah meninggalkan jejak keteladanan

Membiaskan resonansiMu yang begitu menggetarkan

Senyum sinis kupasang lalu kutinggalkan


Aku malu Tuhan…

Kitab-kitab Syar’I kubaca dan kuhayati

Segala bentuk maksiat terpagari dan dibatasi

Kurobohkan dengan kelenaan dunia yang tak abadi


Wahai jiwa…

Reguklah kesadaran nan istimewa

Mengapung kepermukaan membawa malu

Pikir dan dzikir menyatu bak serdadu


Kini kubersihkan keruh yang berseru-seru

Menunggu tuan pemilik rasa malu

Dzikir dalam Kesendirian bersimpuh dengan tetes air mata

Tuhan… aku malu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun