Mohon tunggu...
KKN UMDUNEJ
KKN UMDUNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN

KKN Universitas Membangun Desa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Program Kerja Pertanian: Memanfaatkan Potensi Pertanian untuk Keberlanjutan Lingkungan dan Ekonomi

2 Agustus 2023   01:52 Diperbarui: 2 Agustus 2023   02:17 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Darungan, 2 Agustus 2023 - Pertanian di Indonesia memiliki peran yang sangat penting. Peran pertanian di Indonesia diantaranya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi.penyerapan tenaga kerja dari sektor pertanian juga menyumbang jumlah yang cukup besar karena masyarakatnya sebagian besar bermatapencaharian di sektor pertanian (Kusumaningrum, 2019). Maka dari itu pertanian telah menjadi tulang punggung perekonomian bagi banyak negara. 

Namun, tantangan terus menerus dalam industri ini telah mendorong inovasi dan strategi berkelanjutan untuk memaksimalkan hasil sambil tetap menjaga lingkungan. 

Salah satu solusi yang di implementasikan para mahasiswa dan mahasiswi KKN UMD 193 Universitas Jember yang berda di wilayah Desa Darungan Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang adalah melalui program kerja (proker) pertanian yang menghasilkan produk POC (Pupuk Organik Cair), POP (Pupuk Organik Padat), Biochar, serta menerapkan metode vertikultur dan pengelolaan limbah kulit jagung sebagai bahan daur ulang. 

Pembuatan POC dan POP
Pembuatan POC dan POP
1. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)

Pupuk cair organik (POC) merupakan larutan dari bahan-bahan organik yang berasal dari suatu tanaman ataupun kotoran hewan yang mengandung unsur hara lebih dari satu unsur pupuk organik cair ini dibuat dari bahan alam seperti Mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang, akar bambu, akar alang-alang, akar rumput gajah, ragi tape, terasi, dan air kelapa. 

Akar bambu digunakan sebagai bahan pupuk organik cair dikarenakan mengandung bakteri yang bermanfaat bagi tanaman dan tanah dari serangan hama dan penyakit dan dapat menyuburkan tanaman. Akar alang-alang mengandung unsur N 1,97%, P 0,13%, dan K 1,65% yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Selain itu, akar rumput gajah memiliki kemampuan untuk membuat tanaman menjadi lebih subur yang membantu proses pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair dapat diaplikasikan pada bagian tanaman seperti bagian daun dimana tanaman bisa menyerap unsur N dari mulut daun yaitu (stomata). 

Selain itu, pada bonggol pisang terdapat mikroba selulotik yang dapat dimanfaatkan sebagai dekomposer bahan organik sehingga pada larutan MOL yang berbahan dasar bonggol pisang mengandung unsur hara mikro dan makro yang mengandung bakteri seperti Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus nigger, Azospirillium, dan Azotobacter yang bermanfaat nantinya sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali penyakit tanaman (Ariana dkk., 2022).

Aroma yang dihasilkan dalam pembuatan POC dapat disimpulkan berhasil dikarenakan selaras dengan pendapat Astuti dkk. (2021), yang menyatakan bahwa kondisi untuk dinyatakan hasil dari POC berada pada aroma yang berbau asam menyengat. 

Asam yang menyengat ini dihasilkan dari proses fermentasi mikroorganisme yang terkandung di dalamnya melakukan proses fermentasi bahan-bahan organik sehingga menghasilkan asam yang berbau seperti tape yang mana dari bahan-bahan yang digunakan sangat memiliki kaya akan unsur hara seperti air kelapa, akar-akaran, serta air dari cucian beras yang dibantu dengan adanya gula merah sebagai penyubur dari bakteri yang terdapat di bagian dalamnya, sedangkan untuk air kelapa yang digunakan memiliki kandungan hormon yang berupa auksin dan sitokin yang mampu merangsang dalam proses pertumbuhan tanaman. 

Penggunaan dari air cucian beras pada proses ini digunakan sebagai bentuk pemanfaatan limbah rumah tangga yang terbuang secara sia-sia dengan melihat dari peluang manfaat bahwa dari air cucian beras ini memiliki karbohidrat, nutrisi dan vitamin, serta zat zat mineral lainnya salah satunya fosfor yang membantu tanaman menjadi cepat tumbuh.

Proses anaerob pada pembuatan POC terdapat parameter lain yang diamati yaitu gelembung pada air. Gelembung pada proses anaerob ini menandakan bahwa proses fermentasi produk telah berjalan dikarenakan ragi akan memecah gula yang ada pada bahan menjadi dua bentuk yaitu alkohol dan karbondioksida. 

Karbondioksida inilah yang akan berusaha keluar dari media dan menyebabkan gelembung pada botol air pada proses anaerob. Penggunaan bahan ragi pada pembuatan POC ini tentunya memiliki peranan yang penting yaitu menstimulasi proses fermentasi dengan pemecahan gula. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan gelembung udara pada botol air tidak muncul, hal ini dikarenakan tipe ragi yang digunakan. 

Menurut Damayanti dkk. (2020), terdapat dua tipe bakteri yang berperan dalam proses fermentasi yaitu tipe bakteri homofermentatif (bakteri yang menggunakan hampir 85% gula untuk membentuk asam laktat) dan heterofermentatif (bakteri yang menggunakan gula untuk membentuk etanol dan CO2). Pembuatan POC yang telah berhasil dilakukan, dikarenakan tidak terdapat gelembung dan berbau asam maka diketahui bahwa tipe bakteri yang digunakan termasuk homofermentatif yaitu bakteri yang menghasilkan asam laktat.

2. Pembuatan Pupuk Organik Padat (POP)

Pupuk organik padat merupakan sebuah pupuk yang memanfaatkan dari limbah organik padat seperti limbah pertanian dan peternakan ataupun limbah padat rumah tangga. Pupuk organic padat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah. Penggunaan pupuk organic secara terus menerus dapat meningkatkan kandungan bahan organic dalam tanah dan aktivitas mikroba dalam tanah, maka dengan pengaplikasian pupuk organic tanah akan sehat dan baik untuk pertanian berkelanjutan. Pembuatan pupuk organik padat salah satu cara untuk mendukung keberlanjutan lingkungan pertanian dan mengurangi limbah pertanian serta meningkatkan kualitas hasil dari tanaman serta kesuburan tanah.

Pembuatan pupuk organic padat dengan cara menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan karung, pisau, gembor, ember, dan bahan terdiri EM 4, air, daun kelor, bekatul, veses kambing, molases, dan yakult. Setelah alat dan bahan terkumpul tahap selanjutnya yaitu proses pembuatan dengan mencacah bahan yang diperlukan, sebelum digunakan diangin-anginkan untuk bahan feses kambing kemudian dilanjutkan dengan menimbang bahan yang ditentukan, kemudian larutkan bahan dicampurkan dengan bahan bekatul, feses kambing, molases, yakult, dan EM4. Stelah teraduk dengan rata selanjutnya masuk tahap pengomposan. Saat proses pengomposan berlangsung dilakukan pengontrolan untuk normalisasi suhu dan pemerataan pengomposan dengan pengadukan pupuk.

Manfaat dari penggunaan pupuk organik padat untuk pertanian organik adalah dapat meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah pertanian. Pupuk organik padat dapat memiliki fungsi dalam meningkatkan kualitas kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu, saat pemberian pupuk organik atau bahan organik yang dekat dengan sistem perakaran akan meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanaman dan mudah untuk diserap oleh tanaman.

Biochar Metode Cerobong Kawat Kasa
Biochar Metode Cerobong Kawat Kasa
3. Biochar : Mengunci Karbon untuk Pertanian Berkelanjutan

Desa Darungan adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Dengan kondisi iklim, penggunaan lahan untuk kegiatan bertani perlu adanya pengelolaan yang lebih baik. Pengelolaan tanah yang yang diperlukan sebelum dilakukan penanaman seperti mengolah tanah agar lebih gembur, membentuk bedengan-bedengan, menyemai benih, menanam, dan melakukan perawatan hingga panen. Adanya lahan pekarangan yang dimiliki oleh setiap masyarakat dapat dijadikan potensi sebagai lahan bercocok tanam tanaman contohnya jagung, tebu, dan padi. Namun, jenis tanaman sayuran masih jarang ditemui di desa ini. Pawon Urip dijadikan salah satu keuntungan bagi warga Desa Darungan dimana terdapat beragam tanaman utamanya sayuran. Pada kegiatan ini, kami memanfaatkan biochar untuk menjadi media tanam sayuran yang ada di vertikultur. Tujuannya yakni memanfaatkan bahan alami untuk proses penanaman hingga pemanenan sayuran hingga sayuran dikonsumsi.

Biochar adalah arang hayati bersifat porous, yang terbuat dari sisa mahluk hidup (Gani, 2010). Biochar berfungsi untuk menambah kelembaban dan kesuburan tanah serta bisa bertahan ribuan tahun di dalam tanah bila digunakan untuk pengurangan emisi CO. Penggunaan biochar dalam jangka panjang tidak mengganggu keseimbangan karbon-nitrogen, biochar mampu meningkatkan air dan nutrisi tersedia dalam tanah bagi tanaman (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2009). Biochar dapat diproduksi melalui pembakaran tidak sempurna biomassa. Biochar merupakan hasil sampingan dari teknologi pirolisis yang digunakan untuk produksi biofuel dan amonia. Energi dari biomasa dapat menurunkan konsumsi energi fosil dan emisi CO2. Produksi bioenergi dari biomassa akan menghasilkan etnol melalui fermentasi mikroba, ekstraksi minyak tanaman, pirolisis dan gasifikasi biomassa. Dalam konteks bioenergi, pirolisis menjadi penting karena menghasilkan biochar (Situmeang, 2020).

Pembuatan biochar menggunakan dua metode diantaranya metode kontiki dan metode cerobong kawat kasa. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat biochar yakni cangkul, korek api, kawat kasa 0,5 x 0,5 cm atau 1 x 1 cm dengan ukuran 1 m, ayakan, sekam padi, kayu kering, karung, arang, air dan penyiram air.

a. Langkah-Langkah Pembuatan Biochar Metode Kontiki:

  • Pembuatan lubang dengan diameter 1 m dan kedalaman sekitar 50-70 cm atau sesuai kebutuhan.
  • Menambahkan bahan yang mudah terbakar seperti daun kering, ranting, maupun kayu kering yang telah dinyalakan diposisikan di bagian tengah pada dasar lubang.
  • Memasukkan dengan perlahan bahan baku biochar hingga seluruhnya terbakar pada kontinki yang telah dinyalakan.
  • Menyiram bara hingga mati Ketika bahan baku biochar mulai menghitam menjadi arang dan tidak ada kobaran api lagi.
  • Tunggu hingga dingin, lalu mengeluarkan biochar dari kontinki untuk dikeringkan kemudia dihaluskan sesuai kebutuhan.
  • Biochar siap digunakan dan diaplikasikan.

b. Langkah-Langkah Pembuatan Biochar Metode Cerobong Kawat Kasa

  • Menggulung kawat kasa dengan diameter 20-30 cm.
  • Meletakkan bahan utama ke dalam cerobong kawat kasa dengan ketebalan 20 cm atau sekitar 1 kg. Cerobong kawat kasa diletakkan di atas tanah yang kemudian ditimbun bahan utama sebanyak setengah dari total banyaknya bahan utama yang ada supaya cerobong kawat kasa berada di tengah timbunan bahan utama.
  • Menambah bahan yang mudah terbakar seperti daun kering ke dalam cerobong dan membakar bahan yang ada di dalam cerobong sampai bahan utama yang mengelilingi cerobong mulai terbakar.
  • Menyiram biochar dan mengurainya hingga bara mati dan seluruh permukaan biochar terlihat menghitam dan menyisakan sedikit yang berwarna asli.
  • Biochar diratakan di permukaan tanah untuk dikeringkan pada saat bara api telah mati.
  • Biochar dihaluskan sesuai kebutuhan dan dapat digunakan.

Biochar memiliki banyak manfaat yang banyak dalam memperbaiki kualitas tanah. Biochar mampu memulihkan kualitas tanah yang telah terdegradasi. Berikut merupakan fungsi dari biochar di bidang pertanian yakni meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, meretensi hara, meretensi air, meningkatkan pH dan KTK pada lahan kering masam, menciptakan habitat yang baik bagi perkembangan mikroorganisme simbiotik seperti mikoriza karena kemampuannya dalam menahan air dan udara serta menciptakan lingkungan yang bersifat netral khususnya pada tanah-tanah masam, meningkatkan produksi tanaman pangan, mengurangi laju emisi CO2 dan mengakumulasi karbon dalam jumlah yang cukup besar, dan sulit terdekomposisi.

Vertikultur
Vertikultur
4. Vertikultur : Revolusi Pertanian Milenial

Desa Darungan adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Sebagai desa yang maju mengenai pertanian terlebih dalam komiditi Padi dan Ketan. Permasalahan yang timbul bukan dari sektor pertanian di lahan sawah melainkan pemanfaatan lahan lahan seperti pekarangan di setiap rumah yang kurang dimanfaatkan sebagai media penanaman sayur guna membantu penyediaan pangan di setiap rumah. Dalam program KKN kami kebetulan desa Darungan terpilih sebagai perwakilan Kecamatan Yosowilangun untuk lomba pawon urip antar Kecamatan se Kabupaten lumajang.Dalam Pawon Urip terdapat Greenhouse yang dapat dijadikan media penanaman beragam tanaman utamanya sayuran dengan pengaplikasian vertikultur.

Secara awan pengertian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilaksanakan secara vertikal atau bertingkat pada skala indoor maupun outdoor. Umumnya vertikultur dilakukan menggunakan bangunan atau model wadah tertentu untuk penanaman, tergantung kondisi tempat dan keinginan setiap orang. Tujuan dari vertikultur dapat menjadi solusi keterbatasan lahan yang dimilik masyarakat dalam budidaya sayuran Pada program KKN kali ini pembuatan vertikulur menggunakan bahan pipa pvc ukuran 4 dim dengan panjang 1 meter dengan 16 lubang tanam dan pot ukuran besar sebagai dasar atau penyangga vertikulutur tersebut media tanam menggunakan tanah dan biochar sekam padi produk hasil tim KKN 193 Darungan untuk tanaman yang dapat ditanam di vertikulur adalah tanaman yang memeiliki perakaran dangkal seperti sayur sayuran dan tanaman obatan obatan karena memiliki berat relative ringan sehingga tidak akan membebani media tanam vertikultur pada pertumbuhan tanaman tersebut. Untuk alat sendiri cukup menggunakan gergaji pipa untuk memotong pipa PVC, penggaris untuk mengukur Panjang dan jarak tanam antar lubang dan juga kompor sebagai pelunak pipa agar mudah dipotong.

Langkah-langkah Pembuatan vertikultur menggunakan bahan pipa PVC :

  • Penyiapan alat dan bahan
  • Pemotongan pipa PVC 4 dim dibagi 4 menjadi panjang 1m/vertikultur
  • Pengukuran lubang tanam dengan jarak kurang lebih 8-10 cm
  • Lubang tanam untuk vertikultur kurang lebih menjadi 14-16 lubang tanam
  • Tanah dan Biochar sekam padi dicampur lalu dimasukkan ke dalam pipa pvc
  • Untuk satu lubang disemai 2-3 bibit tanaman pakcoy dan kangkung
  • Setelah penyemaian disiram menggunakan air
  • Untuk pemeliharaan dilakukan penyiraman 2 kali sehari

Vertikultur memiliki berbagai manfaat yaitu (1) efisiensi pengunaan lahan karena budidaya tanaman dilakukan vertikal (2) alat bahan yang mudah didapat selain menggunakan pipa PVC bisa menggunakan bambu atau memanfaatkan kalaneg kaleng bekas (3) pemeliharan dan monitoring yang mudah karena dalam pengaplikasiannya jumlah air yang digunakan lebih sedikit daripada budidaya konvensional lainya

Pemanfaatan kulit jagung sebagai fashion recycle 
Pemanfaatan kulit jagung sebagai fashion recycle 
5. Recycle Limbah Kulit Jagung : Daur Ulang untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Ketan bukanlah satu-satunya komoditi unggulan di Desa Darungan, masyarakat juga menanam jagung di lahan persawahan mereka. Musim panen jagung di Desa Darungan menghasilkan banyak limbah pascapanen berupa kulit jagung yang melimpah. Kulit jagung yang tidak digunakan dan dibuang begitu saja akan membusuk dan menyebabkan permasalahan lingkungan karena menimbulkan bau. Kelompok 193 KKN UMD UNEJ melakukan upaya pemanfaatan kulit jagung menjadi kerajinan berupa gaun. Pembuatan kerajinan dari limbah kulit jagung dilakukan oleh kelompok 193 KKN UMD UNEJ dibantu oleh beberapa anggota karang taruna. Limbah kulit jagung yang sudah dikumpulkan selanjutnya dibersihkan dan dicuci bersih kemudian diberi pewarna sintetis lalu dikeringkan. Kulit jagung yang sudah kering selanjutnya digunting dan diserut supaya melengkung. Selain menyiapkan kulit jagung, kerajinan ini juga membutuhkan bahan lain berupa lem tembak, benang jahit, dan karung. Karung dipasangkan pada manequin sebagai media penempelan kulit jagung. Kulit jagung yang telah digunting dan diserut selanjutnya ditempelkan pada karung menggunakan lem secara rapi. Hasil kerajinan ini dapat dipajang di balai desa dan dipamerkan pada perlombaan Pawon Urip sebagai hasil karya kerajinan masyarakat Desa Darungan dengan memanfaatkan limbah kulit jagung. Pemanfaatan kulit jagung menjadi kerajinan ini merupakan salah satu goals pada SDGs poin ke dua belas yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Upaya recycle kulit jagung dapat mengurangi jumlah limbah kulit jagung yang membusuk di lingkungan serta dapat membuka lapangan kerja baru di Desa Darungan karena kulit jagung dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam hasil kerajinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun