Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mahalnya Ongkos Kemanusiaan Konflik Rusia-Ukraina

27 Februari 2022   10:36 Diperbarui: 28 Februari 2022   11:50 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan lansia cedera berat akibat rusun yang ditinggalinya di Kharkov dibombardir Rusia (24/02/22). | Wolfgang Schwan/Anadolu Agency (Getty Images)

Berdasarkan laporan dari Kementerian Pertahanan Inggris pada Jumat (25/2/22) sore, menyebut, sebagian besar pasukan Negeri Tirai Besi tinggal berjarak 50 km dari Kota Kiev. Pasukan lapis baja Rusia membuka rute baru menuju Kiev setelah gagal merebut Chernihiv.

Konflik antar-negara bekas Uni Soviet yang semula diyakini mampu diredam melalui diplomasi, akhirnya berujung pada kontak senjata terbuka. Sampai di titik itu, perang tidak bisa dihindarkan.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina. Ia menyebut bahwa operasi itu dilakukan sebagai respons atas adanya ancaman yang dilakukan negeri tetangganya itu.

Perintah itu dikeluarkan Putin usai dua wilayah separatis Donetsk dan Luhansk (yang lazim disebut Donbas) meminta bantuan dari Moskow untuk menangkis serangan Ukraina. Ia bahkan mengakui dua teritorial di Ukraina timur tersebut sebagai negara merdeka.

Kendati telah menganeksasi Krimea dan mengorganisasi kelompok separatis di kedua wilayah itu, Putin berdalih bahwa Rusia tidak punya niat untuk menduduki Ukraina. Ia mengklaim, tanggung jawab atas pertumpahan darah ada pada rezim negara berjuluk Keranjang Roti Eropa.

Usai perintah operasi militer disetujui, pasukan darat, termasuk ratusan tank, langsung menyerbu teritorial Ukraina. Ribuan tentara Rusia juga dikabarkan merangsek melalui perbatasan timur di Crimea dan Belarusia. Invasi itu adalah agresi militer terbesar di Benua Eropa sejak Perang Dunia II.

Putin pun turut mengultimatum negara-negara lainnya, setiap upaya mengusik manuver Rusia ke negara yang dipimpin Volodymyr Zelensky itu akan mengarah pada "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat sebelumnya".

"Setiap upaya untuk campur tangan akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah Anda lihat," ancam Putin.

Banyak ahli militer yang mengartikannya sebagai indikasi Putin guna melancarkan perang nuklir atau ekskalasi perang yang dapat memicu pecahnya Perang Dunia III.

Ongkos Kemanusiaan Konflik

Dalam setiap perang, gajah bertarung lawan gajah, pelanduk akan selalu mati di tengah-tengah. Banyak rakyat sipil di area timur Ukraina yang telah menjadi korban operasi militer, terlepas dari apa pun dalih yang digaungkan Moskow.

Baru setengah hari usia agresi, otoritas Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan hingga 203 serangan ke teritorial Ukraina. Banyak di antaranya yang menghantam area permukiman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun