Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Rahim Artifisial, Solusi Kepunahan Peradaban?

9 Februari 2022   13:15 Diperbarui: 10 April 2022   12:41 1722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rahim artifisial (artificial womb). | Diolah dari YouTube/ Hashem Al-Ghaili

"Jika tidak ada cukup orang untuk Bumi," tulisnya, "maka pasti tidak akan cukup untuk Mars."

Sebuah ide revolusioner-kontroversial lantas lahir ke permukaan. Para peneliti menyodorkan rahim artifisial (artificial womb) sebagai solusi atas penyusutan populasi spesies Homo sapiens.

Alan Flake, seorang dokter asal AS yang memimpin eksperimen itu, mengatakan bahwa dia dan timnya sedang mencoba untuk membangun sebuah sistem yang dapat menyerupai rahim ibu.

Cetak biru eksperimen rahim buatan ini sebenarnya telah dipatenkan pada tahun 1955 lalu. Namun, studinya baru dimulai pada tahun 1996 di Universitas Juntendo, Tokyo. Adapun eksperimen yang tengah dikembangkan Flake dan timnya, adalah yang termutakhir selama dua dekade ini.

Motif di balik eksperimen rahim buatan didorong oleh keinginan ilmuwan untuk menyelamatkan manusia yang rentan di bumi. Usai tiga tahun masa eksperimen, prototipe terbaru rahim buatan didesain untuk memberi bayi prematur peluang hidup yang lebih besar.

Dalam studi yang diterbitkan pada jurnal Nature Communications, Flake dan tim menemukan cara untuk melahirkan janin domba di luar tubuh ibu, janin yang pada akhirnya akan menjadi anak domba sama seperti janin normal.

Anak domba dikanulasi pada usia kehamilan 107 hari dalam biobag (rahim artifisial). | Nature.com/ Rumah Sakit Anak Philadelphia via The Guardian
Anak domba dikanulasi pada usia kehamilan 107 hari dalam biobag (rahim artifisial). | Nature.com/ Rumah Sakit Anak Philadelphia via The Guardian

Pada 2017 lalu, dia berhasil mereplikasi kondisi rahim kambing lengkap dengan organ dan unsur yang dibutuhkan janin untuk bertumbuh seperti plasenta, tali pusar, ketuban sintetis, dll.

Teknologi ini terdiri dari kantong plastik bening (biobag) yang berisi cairan ketuban sintetis. Sebuah mesin yang melekat pada tali pusar berfungsi serupa plasenta, menyuplai nutrisi dan oksigen, serta mengeluarkan karbon dioksida.

Rahim artifisial bukan pengganti proses kehamilan penuh. Anak domba ini tidak tumbuh dalam biobag sejak pembuahan. 

Ia diambil dari rahim induknya melalui operasi caesar, lantas direndam di dalam kantong. Berbeda dengan bayi tabung (in vitro fertilisation) yang mana pembuahan terjadi di luar tubuh sang induk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun