Di Tanah Air, salah satu penghasil emisi karbon terbesar berasal dari transportasi, yang mana bisa menghasilkan sebanyak 21 persen dari total emisi secara nasional.
Lantas, apa yang dapat dilakukan untuk menekannya? Jawabannya ialah dengan berjalan kaki. Misalnya, jika Anda ingin bepergian ke tempat yang relatif dekat, usahakan untuk berjalan kaki saja. Jika dirasa agak berat, bisa gowes alias naik sepeda manual.
Selain baik bagi kesehatan, upaya kecil itu juga dapat mendukung tercapainya Emisi Nol Bersih. Sebab, tidak akan ada emisi yang diproduksi oleh kendaraan bermotor kita. Kebiasaan itu lah yang secara konsisten saya terapkan setiap waktu. Mau gowes bareng saya? Boleh!
2. Gunakan Transportasi Umum
Apabila berjalan kaki dan gowes sangat tidak memungkinkan karena jarak yang terlalu jauh, Anda dapat menggunakan jasa transportasi umum yang juga telah menjadi andalan saya kala bepergian.
Perlu diketahui bahwa emisi per kapita Indonesia tahun 2015, menurut Carbon Brief, mencapai 9,2 ton CO2e. Angka itu masih lebih besar dari rata-rata global (7,0 ton CO2e) serta rata-rata di China (9,0 ton CO2e), Inggris (7,7 ton CO2e), maupun Uni Eropa (8,1 ton CO2e).
Betapa besar emisi yang bisa ditekan jika setiap individu memiliki kesadaran yang sama untuk mengutamakan transportasi umum saat bepergian. Dengan demikian, Anda sudah turut serta dalam mencegah berbagai bencana alam di seluruh dunia.
3. Menanam Banyak Tanaman
Net-Zero Emissions ialah tercapaiannya keseimbangan antara emisi gas rumah kaca yang telah dihasilkan dengan yang ditekan lewat berbagai upaya. Menurut ilmuwan, untuk menyelamatkan dunia dari perubahan iklim, Emisi Nol Bersih saja tidak cukup. Perlu dilakukan upaya yang disebut dengan Emisi Negatif.
Untuk mewujudkan tujuan itu, kita perlu menggunakan metode yang paling alami, yaitu dengan menanam pohon atau jenis flora lain, seperti tanaman hias. Terkesan sangat remeh memang. Namun, jika kita melakukannya bersama-sama, mencapai Emisi Nol Bersih bukan perkara mustahil.
Ayah saya telah mewariskan gen pecinta tanaman hias pada saya. Nyaris di setiap sudut halaman rumah dipenuhi berbagai tanaman hias. Begitu pula di pekarangan belakang yang telah ditumbuhi beberapa jenis pohon berbuah.
Dengan menanam pohon atau tanaman lain, dapat membantu dalam menyerap karbon dioksida (CO2) lewat fotosintesis yang mana CO2 menjadi pembentuk gas rumah kaca paling besar yang dihasilkan manusia. Menurut ilmuwan, pelestarian dan perluasan penyerapan alami seperti hutan-hutan buatan amat krusial untuk mengurangi emisi. Pun, bisa menambah pasokan oksigen untuk makhluk hidup.
Selain rumah bisa terlihat jauh lebih asri, hijau, serta segar, Anda juga sudah turut serta dalam melestarikan 'persahabatan' antara bumi dengan manusia. Sehingga, bisa tercipta simbiosis mutualisme yang berkelanjutan di antara keduanya.