Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Rage Against The Machine, Simbol Revolusi Sayap Kiri

10 September 2021   13:13 Diperbarui: 10 September 2021   20:22 4250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Band metal asal Los Angeles, California, AS, Rage Against The Machine. | Gie Knaeps/Getty Images via Bllboard.com

Rage Against The Machine ialah simbol revolusi dalam melawan ketidakadilan. Mereka menjadi jembatan antara musik dengan pergerakan. Band asal Amerika Serikat itu sudah membuktikan, musik dapat digunakan sebagai media protes yang paling keras.

Banyak orang menyebut bahwa periode 90-an menjadi era keemasan bagi jagat permusikan. Bagaimana tidak, berbagai subkultur musik tumbuh subur kala itu.

Heavy metal yang dilahirkan dari rahim musik rock, lantas menelurkan berbagai subgenre baru dengan ciri khas masing-masing, seperti death metal, grindcore black metal, thrash metal, nu metal, dll.

Kendati muncul banyak varian baru, ada satu hal yang agaknya tidak akan pernah berubah dari genre metal: penuh amarah dan semangat perlawanan.

Pasalnya, heavy metal telah menjelma menjadi subkultur yang membuat para penggemarnya tak sekedar menikmati musik, tetapi juga mengadopsi fesyen, pemikiran, dan perilaku idola mereka.

Salah satu genre metal yang lahir pada masa itu yakni nu metal alias hip metal. Band legendaris bernama Rage Against The Machine (RATM) dianggap sebagai pioner yang mengusung aliran tersebut.

Dibentuk pada tahun 1991 silam, RATM diawaki oleh Zack de la Rocha (vokalis), Tim Commerford (bassis), Tom Morello (gitaris), dan Brad Wilk (drummer).

Band asal Los Angeles, California, AS, itu merilis album perdananya yang berjudul "Rage Against The Machine" pada tahun 1992. Album itu lah yang melambungkan nama mereka. RATM berhasil mengubah sejarah musik metal untuk selamanya.

Secara umum, aura musik RATM sangat dipengaruhi band-band taruhlah Minor Threat, Black Sabbath, Led Zeppelin, Sex Pistols, Public Enemy, hingga Run DMC.

Kombinasi antara rock, hip-hop, funk, dan heavy metal, membuat RATM unik dan fenomenal. Apalagi, saat itu belum ada band yang memiliki nuansa musik serupa dengan yang mereka bawakan.

Lazimnya, banyak musisi yang enggan berpihak secara politik karena khawatir kehilangan pangsa pasar. RATM justru sebaliknya, mereka tidak menahan diri guna menyuarakan ideologi politiknya. Mereka menjadikan musik metal serta popularitasnya sebagai senjata utama dalam menyatakan sikap.

Sebagai band sayap kiri yang progresif, mereka konsisten untuk menyuarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat AS, seperti ketidakadilan, rasisme, kapitalisme, disparitas, serta tindak kekerasan terhadap minoritas.

Mereka melihat musik metal sebagai media untuk menyebarkan ide. Sebab, menurut RATM, heavy metal memiliki kekuatan dalam melintasi batas untuk membangun dialog yang nyata.

Mereka kerap menyuarakan kritik yang sangat keras terhadap kebijakan dalam dan luar negeri pemerintah AS. Mereka juga berpartisipasi dalam protes politik serta gerakan aktivisme lainnya. Dapat disimpulkan, RATM adalah band paling politis yang pernah ada. Tidak ada satu pun lagu mereka yang bersifat apolitis.

Sampul album perdana Rage Against The Machine yang dirilis pada tahun 1992. | Guitarcenter.com
Sampul album perdana Rage Against The Machine yang dirilis pada tahun 1992. | Guitarcenter.com

Bahkan, sampul album perdana mereka pun sudah amat politis. RATM memakai foto sosok biksu Vietnam, Thich Quang Duc, yang membakar diri di Saigon pada tahun 1963 sebagai ikon albumnya. Aksi bakar diri itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap persekusi yang dialami oleh para biarawan Buddha.

Lirik-lirik lagu pada album debut RATM layaknya sajak politik yang revolusioner. Mereka meluapkan amarahnya terhadap ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya.

Lahirnya ideologi politik RATM sendiri bermula dari pengalaman Morello dan Zack yang dibesarkan dalam belenggu diskriminasi dan rasisme ketika masih belia. Mereka berdua lah yang menjadi nyawa bagi band asal Los Angeles itu.

Uniknya, keduanya hidup dalam tradisi kiri yang sangat kuat. Leluhur mereka bukan sosok sembarangan. Kakek Zack adalah sosok revolusioner yang terlibat pada Revolusi Meksiko. Sementara ayah Morello, Ngethe Njoroge, adalah aktivis gerakan Mau-Mau yang terus-menerus memperjuangkan kemerdekaan Kenya.

Secara akademis, keduanya merupakan sosok terpelajar. Zack memperoleh titel Ph.D bidang Antropologi di University of California Irvine. Ada pun Morello ialah alumnus ilmu politik Harvard University.

Agresivitas musik mereka tidak hanya dimaksudkan untuk menghibur, tidak pula hanya agar terkesan keren, tetapi juga untuk mengekspresikan ideologi politik. Motivasi itu lantas dituangkan dalam setiap karya musik mereka.

"Killing In The Name" misalnya, yang mengangkat isu kekerasaan oleh polisi AS terhadap warga kulit hitam. RATM menyamakan polisi dengan kelompok rasis ekstrem bernama Ku Klux Klan.

Mereka menyinggung kedua organisasi itu melalui lirik yang berbunyi "Some of those that work forces are the same that burn crosses". RATM meluapkan semua amarah mereka pada lagu tersebut. Ada 17 kata umpatan "f*uck" yang ditujukan bagi dua pihak tersebut dalam liriknya.

Selain itu, pada lagu Know Your Enemy, mereka meminta warga AS agar tidak tertipu narasi palsu slogan "American Dreams". Sementara, pada lagu "Take the Power Back", mereka mengkritik sistem pendidikan AS. Ada pula "Maria" yang dibuat untuk mengenang seorang perempuan beradarah Meksiko yang tewas dibunuh orang kulit putih.

Tidak hanya dalam bentuk musik, sikap politik RATM juga berwujud aksi nyata. Pada tahun 1995, Zack turut bergabung dengan tim pemantau guna mengawasi jalannya perundingan di antara Tentara Pembebasan Nasional Zapatista (EZLN) dengan pemerintah Meksiko.

RATM sempat mendukung pembebasan aktivis Indian-Amerika, Leonard Peltier, dan eks personil Black Panther, Mumia Abu-Jamal, yang ditahan polisi lantaran memperjuangkan hak-hak sipil.

Aksi protes kembali ditunjukkan ketika "Bulls on Parade" dibawakan pada acara "Saturday Night Live" pada tahun 1996. Mereka sengaja memasang bendera AS secara terbalik sebagai wujud unjuk rasa kepada calon presiden (Partai Republik), Steve Forbes, yang hadir sebagai tamu di acara tersebut.

Tidak hanya sampai di sana, RATM juga sempat menggalakkan perlawanannya terhadap kapitalisme AS, sebuah sistem yang mereka anggap memperbudak dan melahirkan ketidakadilan bagi rakyat.

Dalam pembuatan video klip lagu "Sleep Now In The Fire" di gedung Wall Street Center, RATM meminta penggemarnya merangsek ke dalam gedung. Imbasnya, aktivitas bursa lumpuh selama satu hari. Kendati hanya dalam tempo singkat dan sempat ditahan aparat, mereka menilai aksi sabotase pada aktivitas kapitalisme itu telah menuai sukses besar.

Selain itu, mereka juga kedapatan kerap mendukung organisasi serikat buruh dan perjuangan kelas pekerja. Pada 1997, di Santa Monica, RATM turut mendukung perjuangan buruh melawan upah murah dan kondisi kerja yang buruk. Akibat aksi itu, Morello sempat digelandang polisi.

Namun sayang, mereka harus 'bubar' pada tahun 2000 usai hanya merilis tiga album lainnya: Evil Empire, The Battle of Los Angeles, dan juga Renegades. Mereka sempat bereuni sepanjang tahun 2007 hingga 2011, tetapi tidak pernah benar-benar bersatu dan merilis album baru.

Meski sudah lama hiatus, ternyata RATM masih mengikuti perkembangan politik dunia. Mereka sangat gemar mengkritik Donald Trump selama menjabat. Mereka juga kedapatan memberikan dukungan terhadap warga Palestina yang diserang secara sporadis oleh Israel.

Usai rehat selama lebih dari satu dekade, RATM kabarnya akan menggelar konser di sejumlah negara pada tahun 2020 lalu. Akan tetapi, pandemi memaksa mereka untuk sejenak menahan hasratnya guna kembali 'membakar' semangat revolusi para penggemarnya di seluruh dunia.

Rage Against The Machine. Make people rage again!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun